HIDUPKATOLIK.COM – Sehari menjelang Misa Pentahbisan Uskup Amboina terpilih Mgr. Seno Ngutra, Keuskupan Amboina dan Gereja Katedral penuh dengan ragam manusia dari berbagai kalangan agama dan suku. Tidak saja dari panitia pentahbisan uskup tetapi juga semua elemen masyarakat yang tinggal di Kota Ambon. Terlihat umat beragama lain seperti dari Muslim dan Protestan juga turut ambil bagian dalam persiapan perayaan ini. Mereka membantu pemasangan tenda, mengatur kursi, dan pekerjaan lainnya, seperti menjaga keamanan dan parkiran.
Selain itu, sepanjang jalan Pattimura Ambon mendadak penuh dengan karangan bunga ucapan selamat kepada Mgr. Seno Ngutra dan ucapan terima kasih kepada Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC. Di depan Persekolahan Xaverius Ambon, puluhan baliho berjejar rapi hingga sampai di halaman Polda Maluku.
Uskup Agung Merauke sekaligus Administrator Apostolik Keuskupan Amboina Mgr. Mandagi menyebutkan perayaan pentahbisan ini adalah perayaan bersama tidak saja umat Katolik tetapi juga umat beragama lain. Keuskupan Amboina dibantu oleh umat beragama lain seperti Protestan dan Muslim. “Bahkan dalam acara seremonial pada Sabtu, 23 April malam nanti umat Protestan dan Muslim diberi kesempatan untuk mengisi acara. Sekali lagi kita tegaskan tema yang mau diangkat adalah persaudaraan,” ungkapnya.
Sebutnya lagi, persaudaraan ini akan menjadi modal utama dalam membangun Keuskupan Amboina. Bahkan dirinya berharap Mgr. Seno kedepannya dapat memulai karya penggembalaan dengan model persaudaraan tidak saja kepada umat Katolik yang membutuhkan dukungan tetapi juga umat beragama lain.
“Perlu bangun komunikasi, bangun persahabatan dengan semua unsur masyarakat di Provinsi Maluku dan Maluku Utara agar tetap terjalin rasa damai. Sebab selama ini Gereja Keuskupan Amboina tumbuh dan berkembang dari semangat persaudaraan.”
Ahmad Wakano, anggota keamanan beragama Muslim mengatakan dirinya bangga terlibat dalam kegiatan di Gereja Katolik dan Protestan. Bukan pertama kali dirinya membantu perayaan-perayaan di Keuskupan Maluku. Ia pernah mengatur keamanan setiap Paskah dan Natal, pernah menjadi panitia Pesparani I, dan setiap kegiatan di rumah keuskupan.
Ia menyebutkan dia terpanggil secara khusus mengatur keamanan dan lalu lintas karena panggilan hati sebagai saudara. “Tidak ada unsur lain selain panggilan hati untuk menyukseskan persiapan Pentahbisan Mgr. Seno. Dia mungkin milik Gereja Katolik, tetapi bagi kami, Mgr. Seno juga adalah ‘uskup’ dan teladan hidup kami. Dia menjadi ‘uskup’ bagi kami bukan dalam pengertian keagamaan, tetapi sebagai aktor perdamaian di Maluku,” ungkapnya, sambil melanjutkan, “Apa yang keluar dari mulutnya adalah kebajikan universal bagi semua umat beriman.”
Sementara itu, Frans Pelupesy, pemuda dari Gereja Protestan Maluku berharap lewat teladan persaudaraan yang dihidupkan dari Mgr. Mandagi terus dipertahankan Mgr. Seno kedepannya. “Harapan kami agar semboyan persaudaraan katong samua basudara dapat terus memupuk nurani para pemimpin agama di Maluku agar terus menjaga persaudaraan.”
Mgr. Seno Ngutra ditahbiskan menjadi Uskup pada Sabtu 23 April. Pada Jumat 22 April telah diadakan Vesper Mulia yang dihadiri oleh para Uskup, anggota Konferensi Waligereja Indonesia dan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo.
Yusti H. Wuarmanuk