web page hit counter
Minggu, 17 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Berkontemplasi di Tengah Zaman dalam Semangat Keluarga Kudus

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM -BERKONTEMPLASI atau kontemplatif dapat dikatakan sebagai sebuah cara hidup yang mengutamakan ketenangan, matiraga, bahkan bertapa di tempat-tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian. Dalam konteks situasi modern, kita dapat bertanya sejauh mana model hidup berkontemplasi diterapkan. Apakah hidup berkontemplasi hanya mampu diterapkan dalam situasi dan tempat-tempat tertentu? Hidup berkontemplasi adalah cara hidup yang bukan hanya dikhususkan oleh beberapa orang atau kelompok, tetapi merupakan cara hidup yang dapat menjadi bagian dari semua orang beriman.

Hidup kontemplatif adalah hidup yang dihayati sedemikian rupa sehingga kita dapat mulai melihat dunia kita sebagai yang transparan, dunia yang menunjuk ke sesuatu yang lebih jauh daripada dirinya sendiri, dan dengan demikian menyatakan jati dirinya kepada kita. Di tengah kompleksitas dan perkembangan dunia dengan berbagai hiruk-pikuk, hidup berkontemplasi membantu kita menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Hidup berkontemplasi dapat membawa kita pada sebuah kehidupan yang lebih terarah, meskipun dihadapkan dalam berbagai situasi-situasi yang kadang-kadang penuh ketidakpastian.

Meskipun demikian, berbicara mengenai kontemplasi, mungkin kita cenderung berpikir dan mengarah kepada kehidupan kaum eremit ataupun pertapa, bahwasannya kehidupan mereka lebih dekat dengan hidup kontemplasi. Tetapi seyogianya, kehidupan berkontemplasi ini perlu dihidupi juga oleh kita semua tanpa terkecuali. Hal ini tidak berarti bahwa kita harus membangun tempat khusus, untuk membangun kehidupan yang jauh dari keramaian. Untuk mencapai sebuah kehidupan dengan semangat kontemplasi, pertama-tama mesti di dahului dangan semangat hening. Dalam semangat kontemplasi, kita membiarkan diri kita, dan mengarahkan seluruh diri kita pada Allah sebagai kekuatan hidup kita.

Kompleksitas Manusia Modern

Tidak dapat dihindari kehidupan yang semakin kompleks dengan segala perkembangan di berbagai aspek. Dalam hal ini, diperlukan suatu sikap yang tepat untuk mampu menghadapi dan menanggapi zaman yang semakin kompleks ini. Situasi hidup yang komples dengan berbagai kemajuan selain memberkan dampak positif tetapi juga berdampak negatif. Oleh karena itu, kita mampu harus mampu untuk melihat dunia dengan berbagai perkembangannya secara luas, agar mampu menangkap makna yang baik demi perkembangan hidup iman masa kini.

Baca Juga:  Misa Gregorian: 30 Hari Tanpa Terputus

Hidup dalam dunia modern yang penuh dengan berbagai kemajuan dan kesibukan-kesibukan, kadang-kadang membuat orientasi hidup menjadi kabur oleh karena brbagai tawaran yang menarik. Karena kesibukan-kesibukan, kita tidak tahu apa yang menjadi dasar yang sesungguhnya untuk dicapai dalam hidup. Kita bagai dibawa dan tenggelam dalam arus zaman, dan dihimpit oleh berbagai kesibukan-kesibukan dan hiruk-pikuk, sehingga membuat kita selalu merasa puas dengan apa yang ada. Kita merasa bahwa hidup ini hanyalah biasa-biasa saja, yang kadang-kadang juga dihadapkan pada berbagai persoalan.

Situasi dan suasana yang seperti ini membuat kita tidak mampu untuk menangkap makna yang sebenarnya dari setiap situasi yang dialami. Kita hanya dapat melihat dunia dengan berbagai perkembangan bahkan persoalan dari perspektif kita. Dalam hal ini, ketika kita berada pada situasi yang tidak menyenangkan kita mudah mengeluh bahkan putus asa. Oleh karena itu, hidup berkontemplasi mau mengajak kita untuk melihat lebih jauh, bagaimana kita mampu untuk menyikapi setiap situasi hidup dan memaknainya dalam iman.

Kontemplasi Keluarga Kudus

Berbicara mengenai Keluarga Kudus Nazaret merupakan hal yang penting, Keluarga Kudus merupakan teladan yang patut ditiru dalam kehidupan iman. Cara hidup yang selalu dilandasi kontemplasi merupakan khas dari Keluarga Kudus dalam seluruh hidup dan di setiap situasi. Di tengah kesibukan mengerjakan tugas mereka sehari-hari, Maria dan Yosef tetap setia menjaga keheningan. Melalui keheningan, Keluarga Kudus menghayati hidup dan panggilannya, demikian juga dalam menghadapi situasi-situasi sulit, dan terutama adalah untuk mendengarkan kehendak Allah.

Baca Juga:  Jaringan Caritas Indonesia Terus Bergerak Membantu 9000 Pengungsi Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Semangat kontemplasi dalam Keluarga Kudus nyata dan terlihat dalam kehidupan sehari-hari di Nazaret. Dalam keheningan dan semangat kontemplasi, Keluarga Kudus membiarkan diri untuk disapa oleh Allah sendiri melalui Sabda-Nya melalui berbagai cara. Apapun situasinya, Keluarga Kudus tetap teguh dan membiarkan diri dalam suasana kontemplasi sembari mendengarkan maksud dari sabda Allah. Kita bisa mencontohi situasi kehidupan Keluarga Kudus yang tetap setia pada tugas mereka masing-masing, meskipun menghadapi berbagai tantangan. Dalam situasi yang sulit, tidak pernaha ada kata-kata keluhan dan bahkan penyesalan (Bdk. Mat. 2;13-14). Hidup kontemplasi memampukan Keluarga Kudus untuk melihat lebih jauh kedalam apa makna dari setiap peristiwa dalam keseluruhan hidup mereka. Peristiwa yang dialami Yusuf ketika ingin menceraikan Maria secara diam-diam. Namun melalui Malaikat Tuhan, Yusuf akhirnya membatalkan niatnya dan tanpa banyak bicara mengambil Maria sebagai isrtinya (Bdk. Mat. 1;19-24). Sikap hidup kontemplasi, menjadi utama dalam kehidupan Keluarga Kudus, dalam menanggapi setiap persoalan dengan iman yang teguh.

Kontemplasi di Tengah Zaman

Dalam dunia yang kompleks ini, kita diajak untuk membangun kehidupan dengan semangat kontemplasi, agar dalam dan melalui kontemplasi kita dapat menemukan makna dan orientasi hidup kita yang sesungguhnya; yang hanya berpusat pada Allah sendiri sebagaiman Keluarga Kudus Nazaret. Berkontemplasi dapat membuat hidup kita semakin terarah meskipun dihadapkan dalam berbagai persoalan dan bahkan ketidakpastian. Dalam semangat hidup berkontemplasi, kita mampu untuk merasakan kehadiran Allah yang selalu menuntun dan membimbing kita dalam perjalanan hidup ini.

Baca Juga:  PESPARANI II PROVINSI KALIMANTAN UTARA: KEDEPANKAN SPIRIT KATOLIK

Di tengah hiruk-pikuk dunia dengan berbagai perkembangan, kita diajak untuk membangun hidup kontemplasi dalam semangat Keluarga Kudus. Oleh karena itu, untuk sampai pada sikap hidup yang kontemplasi, kita perlu membangun semangat keheningan dalam kehidupan sehari-hari. hal ini tidak berarti bahwa kita harus menghindar dari keramaian atau pun membangun tempat-tempat khusus yang jauh dari keramaian. Sikap hidup hidup kontemplasi ini, perlu di mulai dengan semangat keheningan dalam hati kita masing-masing. Semangat keheningan yang dimaksud pertama-tama harus dimulai dari hati. Hati adalah bagaian yang memampukan kita untuk merasakan dan memaknai hidup ini lebih mendalam.

Di tengah kehidupan dengan berbagai kesibukan-kesibukan dan hiruk-pikuk, kita dapat menciptakan waktu hening dan membiarkan diri dalam setiap situasi dan kejadian yang terjadi sekitar kita, agar kita dapat menemukan makna dan pesan. Sebagaimana Keluarga Kudus, yang dalam setiap situasi hidup dengan berbagai tantangan, tetap membiarkan diri dalam keheningan untuk mampu menangkap dan memahami maksud Allah. Demikian juga kita diajak untuk selalu membangun semangat keheningan di tengah kompleksitas hidup, agar mampu untuk menangkap makna dari setiap situasi hidup yang dialami.

“Berkontemplasi dapat membuat hidup kita semakin terarah meskipun dihadapkan dalam berbagai persoalan dan bahkan ketidakpastian.”

Yohanes Boli Jawang, Mahasiswa S1 Filsafat UNPAR/Tinggal di Biara OAD Bandung

HIDUP, No. 14, Tahun ke-76, Minggu, 3 April 2022

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles