HIDUPKATOLIK.COM – Startup Weekend Indonesia Konferensi Waligereja Indonesia (SWI KWI) adalah salah satu program pendampingan Orang Muda Katolik Indonesia yang memiliki semangat perubahan dalam hal kewirausahaan, teknologi dan peningkatan skill yang merupakan inisiasi dari Komisi Kepemudaan KWI untuk mendampingi Orang Muda Katolik Indonesia yang memiliki ketertarikan di bidang kewirausahaan dan teknologi.
Pada tahun 2020, SWI telah mengadakan kegiatan virtual selama dua bulan. Lebih dari 500 peserta ambil bagian. Mereka berasal dari sekitar 150 paroki di 37 keuskupan seluruh Indonesia. Tahun 2022, ketika kondisi dianggap sudah membaik, SWI melaksanakan pendampingan secara langsung dan dimulai perdana di Keuskupan Sintang selama tiga hari yakni 1-3 April 2022.
Kegiatan ini diorganisir oleh Komisi Kepemudaan KWI, Komisi Kepemudaan Sintang bersama Ruang & Tempo dan didukung oleh Komisi Pemberdayaan Sosial Ekonomi KWI, CU Keling Kumang, Finansialku, KUMPUL.ID, Estubizi Network, dan berbagai mentor yang hadir secara online dan offline.
Sebanyak 30 peserta terpilih dari 16 paroki di Keuskupan Sintang mengikuti kegiatan di Wisma Keuskupan Sintang. Di hari pertama, peserta diajak memahami alur 54 jam SWI KWI. Mereka membentuk tim, mengajukan ide, mempresentasikan ide masing-masing dan merancang kerangka model bisnis (Business Model Canvas).
Keesokan harinya, mereka mendapatkan berbagai pelatihan dalam bentuk workshop seperti Market Validation oleh Mario Lasut, CMO Finansialku, Prototyping oleh Albertus Gian, CEO Beehive Drones; dan Pitching yang dibawakan oleh Romero Sinaga.
Usai memperoleh pengetahuan melalui workshop, peserta diarahkan untuk melakukan validasi pasar, mengembangkan model bisnis produk, hingga membuat prototipe produk didampingi oleh para mentor yaitu Frank G J Silitonga (Co-Founder Anti Lapar Club, Co-Founder Diginian), Riki Rijadi (Creatigic Advisor, Startup Business Coach, Founder Muoaien), Benedicta Evienia Prabwanti, SE, MM (Dosen Bisnis -Koordinator Kerjasama Atma Jaya Inkubator Bisnis), Joanna Asterlita (Founder Arunanda), Benyamin Ruslan Naba (Founder & CEO Estubizi Network), Tom (Head of Program & Partnership Ruang & Initiatives).
Tak hanya itu, hadir pula mentor dari Keuskupan Sintang yang juga mendukung para peserta memantik bersemangat menjadi penggerak startup digital, seperti Valentinus (CEO KSP CU Keling Kumang) dan Rufina Sekunda (Founder Ina.Kreatif).
Di hari terakhir, seluruh peserta dan panitia mengadakan misa bersama. Setelahnya, 30 peserta berkesempatan mempresentasikan ide di depan para juri yakni Br. Filipus Neri Subardi CSA, Hetty Kus Endang (Owner GKPS & Galeri Kain Pantang Sintang), dan RD. Joseph Chrispinus (Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Sintang).
Kegiatan selama tiga hari tersebut membuahkan hasil yang baik dengan terbentuknya enam startup di Keuskupan Sintang, mereka menjadi solusi atas permasalahan yang ada di sekitar mereka.
Para Startup yang telah terbentuk yaitu:
- HERBO → herbal tech platform yang bermitra dengan pemilik kebun rumahan di Sintang dengan mengkonsumsi rutin produk herbal.
- Pribetter → Pendidikan Kepribadian dan Karakter (Pribetter) adalah sebuah wadah yang memfasilitasi kegiatan pembentukan karakter.
- CARNA.CO → Jasa pickup sampah yang memiliki nilai jual secara door to door yang cepat dan mudah diakses.
- Cabe Rawit RANGPALCA → Mengatasi masalah tentang penjualan cabe rawit di daerah setempat.
- IKI COLLECTIONS → Menyediakan platform bagi para seniman, berupa kerajinan tangan dari kayu.
- Instrumen Borneo → Instrumen Borneo adalah jembatan antara creator dan peminat musik liturgi yang bernuansa tradisional Borneo.
Keuskupan Sintang telah mematik semangat orang mudanya, kini giliran keuskupan lain melakukan hal sama melalui Startup Weekend KWI. Kunjungi instagram.com/startupweekend.kwi untuk informasi selanjutnya.
Laporan Hieronymus Kopong Balii dan Angela Januarti (Sintang, Kalimantan Barat)