HIDUPKATOLIK.COM – Romo Kris, saya pernah diberitahu bahwa mungkin saya diberi omongan jahat (kutuk) agar gagal terus-menerus untuk menjalin hubungan. Jika itu memang terjadi dengan saya, langkah apa yang sebaiknya saya lakukan? (Alma, Bogor)
KITAB Ulangan menuliskan, “Aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk. … Kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal” (Ul. 11:26.28). Berkat memberikan kehidupan, kutuk memberikan kematian (bdk. Ul. 30:19). Dari gambaran Kitab Suci kita bisa menyimak bahwa kutuk adalah situasi di mana orang jauh dari Tuhan, mengingkari- Nya, tidak setia kepada-Nya. semua itu adalah konsekuensi atau dampak dari keberdosaan. Memang dalam Kitab Suci kita bisa menemukan beberapa kata-kata atau tindakan kutuk, namun semua itu tergambar sebagai penolakan atau penyangkalan akan kuasa Allah, menjadikan hidupnya tidak lagi berbuah (lih. Mrk. 11:12-14), tidak sedia bertobat (lih. Mat. 11:21), atau karena tidak peduli akan sesama, yang miskin dan membutuhkan, yang adalah tanda nyata kehadiran Kristus (lih. Mat. 25:41).
Akan tetapi kita menemukan pula dalam Kitab Suci bahwa Yesus membiarkan diri menjadi yang terkutuk, dengan wafat- Nya di kayu salib, agar kita ditebus, dilepaskan dari kutuk dosa (lih. Gal. 3:13), supaya kita semua mendapatkan berkat. “Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Rom. 8:2). Maut sebagai buah dari kutukan dosa, dilepaskan oleh Kristus Yesus, sehingga kita memiliki hidup, hidup dalam diri-Nya.
Orang bisa mengucapkan kutuk. “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita, dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah. Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk” (Yak. 3:9-10). Kutuk itu adalah kata- kata atau doa yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana, menyumpahi orang. Biasanya kata-kata atau harapan itu ditujukan kepada orang yang dibenci atau yang tidak disukai. Mereka diharapkan celaka, maka orang mendoakan sesuatu yang jahat atau jelek pada seseorang, mengucapkan omongan buruk akan orang lain (maledictio). Kita tidak bisa mengharapkan atau menyumpahi orang supaya celaka, sebab kita lebih diajak menyatakan kabar keselamatan dan mengharapkan keselamatan kepada semua orang. Tuhan telah menjadi tebusan bagi semua orang, demikian pula kita diharapkan mengupayakan agar semakin banyak orang mendapatkan keselamatan.
Oleh karena itu kalau Tuhan mengatakan, “Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat kepada orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (Luk. 6:27-28), Paulus menasehatkan, “Berkatilah siapa yang menganiaya kamu. Berkatilah dan jangan mengutuk” (Rom. 12:14); “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa… janganlah beri kesempatan kepada iblis” (Ef. 4:26-27). Hidup diharapkan untuk menjadi berkat bagi sesama. Maka kalau ternyata ada orang yang mengutuk atau mengucapkan omongan jahat kepada kita, lalu bagaimana? Nasehat Yesus dalam Injil jelas: doakan dia dan mohonkanlah berkat baginya. Kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan, namun dibalas dengan kebaikan (lih. 1 Ptr. 3:9).
Sesuatu yang tidak berjalan baik dalam kehidupan, misalnya dalam menjalin relasi, mengapa lalu harus dikaitkan dengan kutuk. Orang beriman akan bertanya, apa maksud Tuhan dengan semua itu, bukan bertanya kutuk apa yang telah saya terima sehingga semua itu bisa terjadi. Sesuatu yang tidak berjalan baik, tidak selalu terjadi karena kuasa roh jahat. Maka bertanyalah dahulu, di hadapan Allah, sebelum membuat kesimpulan sendiri, atau mendengarkan omongan orang lain.
Akan tetapi, jika itu yang terjadi, maka berdoalah, agar dilepaskan dari pengaruh jahat dan dilepaskan dari kuasa kegelapan. Atau bisa pula, mintalah orang lain mendoakan atau datang pada imam memohon berkat. Kuasa Allah jauh lebih kuat daripada segala kekuatan kegelapan. Hadapilah hidup dalam sikap positif di hadapan Allah, bukan dalam keterpurukan. Yesus meminta kita datang pada-Nya, Dia yang akan mengusir kuasa jahat (lih. Mrk. 9:19-25). Lawanlah kegelapan, dengan tunduk kepada Allah (lih. Yak. 4:7). Dia akan selalu menolong, berkat- Nya melimpah, sehingga segala yang tidak berjalan baik, yang tidak berkenan kepada-Nya, akan dihalaukan-Nya.
HIDUP NO.13, 27 Maret 2022
Romo T. Krispurwana Cahyadi, SJ
(Teolog Dogmatik)
Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.