HIDUPKATOLIK.COM – Beberapa minggu yang lalu, saya mengunjungi seorang ibu. Saya mengenalnya ketika saya bertugas di Tangerang Kota. Ibu itu sangat saleh. Bagi saya, bahwa keadaanya itu memprihatinkan. Ia lumpuh karena stroke.
Karena keadaannya itu, suaminya meninggalkan dia dan tak tahu di mana rimbanya. Namun, saya kagum dengan semangat hidupnya. Ia tetap menghidupi dirinya dengan membuka warung kecil di depan rumahnya.
Di wajahnya tidak menunjukkan penderitaan sama sekali. Ia tetap tersenyum. Saya bertanya : “Mengapa ibu tetap bisa bahagia di tengah keadaan ibu saat ini ?” Jawabannya sangat mengejutkan saya : “Romo, mukjizat Allah yang saya alami adalah Ia memberikan kekuatan kepada saya untuk mampu menjalani kehidupan saya yang tak mudah ini dengan damai dan sukacita”.
Banyak orang tidak mengerti mengapa banyak orang beriman sangat menderita. Kita pasti memahaminya ketika yang mengalami penderitaan itu adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Allah. Alasannya adalah kita memiliki kepercayaan bahw Allah itu baik dan sangat menyayangi orang-orang yang taat kepadaNya.
Kita memang harus percaya bahwa Allah itu menyayangi kita dan menghendaki kita memiliki kehidupan yang damai dan sukacita. Kehidupan yang damai dan sukacita itu tidak hanya terjadi dalam kehidupan yang nyaman, tetapi juga dalam penderitaan.
Bagaimana kita dapat hidup bahagia dalam segala keadaan? Kita harus memegang kepercayaan kita bahwa Allah adalah baik. Kita hendaknya tetap memilih untuk percaya bahwa Allah adalah baik daripada terus terfokus pada apa yang tidak dapat kita mengerti tentang apa yang terjadi sekarang ini.
Ketika kita terfokus pada apa yang tidak kita mengerti, kita akan terpenjara dalam kefrustasian. Kita memang lebih sering melihat apa yang Allah belum lakukan bagi kita daripada apa yang Ia sudah anugerahkan kepada kita.
Sebaliknya, ketika kita tetap memegang keyakinan bahwa Allah adalah baik, kita akan mampu terus melangkah maju. Banyak hal ada dalam hikmat Allah yang tidak dapat kita pahami saat ini dan pasti pada saatnya nanti akan Ia singkapkan kepada kita.
Kisah ibu tadi menjadi teladan bagi kita tentang keindahan dari iman. Ia tetap percaya akan kebaikan Allah dalam segala situasi yang ia alami dalam hidupnya. Buah dari kepercayaaan kepada Allah adalah kita tidak jatuh dalam jurang keputusasaan ketika kita menderita.
“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Rm 8:18).
Romo Felix Supranto, SS.CC, Kepala Paroki St. Odilia, Tangerang