HIDUPKATOLIK.COM – Kabar sukacita datang dari Ordo Karmel bahwa Paus Fransiskus segera mengkanonisasikan Beato Titus Brandsma, konfrater Ordo Karmel Provinsi Belanda.
“Paus Fransiskus akan mengkanonisasi Beato Titus Brandsma pada tanggal 15 Mei 2022, dalam sebuah upacara di Lapangan Santo Petrus di Roma,” ujar Prior Provinsial Ordo Karmel Provinsi Indonesia, Pastor F.X. Hariawan Adji, O. Carm dalam Press Release yang diterima Hidupkatolik.com, Jumat, (04/3/2022).
Senada dengan itu, Prior Jenderal Ordo Karmel, Pastor Míceál O’Neill, O. Carm mengatakan, “Kabar gembira ini sudah lama kita nanti-nantikan dan merupakan buah pengakuan Gereja atas kesucian dan kesaksian Titus Brandsma.”
Ia melanjutkan, “Bukanlah suatu kebetulan bahwa kita merayakan peristiwa ini pada saat kebenaran dan integritas mengalami serangan serius dalam berbagai konflik besar yang sekarang mengancam perdamaian dunia.”
Profil Beato Titus Brandsma
Titus Brandsma adalah seorang imam Karmelit, profesor perguruan tinggi, penulis, ekumenis, dosen yang disegani, dan jurnalis di Belanda. Titus ditangkap pada 19 Januari 1942, karena denga lantang berbicara menentang rezim Nazi dan berupaya agar surat kabar Katolik di negara itu sejalan dengan ajaran Gereja yang menolak Nazisme. Saat itu rezim Nazi sedang menduduki Belanda, tanah air Rm. Titus Brandsma, dan berusaha mempengaruhi penduduk Belanda untuk menerima dogma Nazi. Beato Titus Brandsma akhirnya dibunuh di Kamp Konsentrasi Dachau pada tanggal 26 Juli 1942.
Sebagai guru, dosen, dan jurnalis, Rm. Brandsma terkenal di Belanda dan telah banyak
berbicara menentang filosofi Nazi dalam kuliah-kuliahya dan pidato-pidatonya sebelum dan selama Perang Dunia II. Sebagai moderator Persatuan Jurnalis Katolik, ia mengunjungi banyak editor Katolik di seluruh negeri Belanda atas nama uskup Katolik untuk mendorong mereka berdiri teguh menentang penerbitan propaganda Nazi. Sebagai presiden Persatuan Sekolah Katolik, ia berupaya mencabut persyaratan yang ditetapkan oleh Nazi agar anak-anak Yahudi dikeluarkan dari sekolah. Dia juga menghapus persyaratan tersebut di sekolah-sekolah milik Karmel. Dia juga menyampaikan protes keras kepada pemerintah ketika pemerintah tanpa
alasan jelas memotong gaji guru hingga 40%.
Pandangannya tentang Nazisme terkenal di Belanda dan di kalangan pimpinan Nazi. Para
pimpinan Nazi menjulukinya “biarawan kecil yang berbahaya.”
Bagi jurnalis Katolik, ia menjadi model seorang yang memandang jurnalisme sebagai suatu panggilan Allah, berpegang kuat pada etika, dan berkomitmen pada kebenaran. Untuk alasan inilah, pada tahun 1988, Persatuan Jurnalis Katolik Internasional (UCIP) mengadakan Penghargaan Titus Brandsma yang diberikan setiap tiga tahun kepada jurnalis atau organisasi yang menonjol dalam komitmen mereka terhadap nilai pencarian kebenaran.
Brandsma menerima berbagai penghargaan selama hidupnya, termasuk terpilih sebagai Rektor Magnificus Universitas Katolik Nijmegen dan menerima penghargaan dari Ratu Wilhelmina, kepada negara Belanda, atas pelayanan sosialnya.
Setelah kematiannya, ada banyak kesaksian dari orang-orang dengan berbagai latar belakang agama. Mereka memberi kesaksian bahwa Rm. Brandsma membangkitan harapan orang-orang tanpa memandang latar belakang agama mereka, bahkan di saat-saat tergelap di kamp konsentrasi. Salah satu kesaksian kuat tentang Rm. Brandsma selama dia di kamp konsentrasi berasal dariseorang pendeta Protestan: “Saya bersaksi bahwa Titus Brandsma adalah anak Allah oleh kasih karunia Yesus Kristus.” Kesaksian yang lain mengatakan bagaimana Rm. Brandsma memiliki rasa hormat dan kasih kepada semua orang yang tampak dalam keramahan dan sikap menerimanya. “Rm. Brandsma tidak pernah menunjukkan kebencian, keengganan menolong, ketidaksabaran atau kekerasan.”
Proses Beatifikasi
Proses beatifikasi dan kanonisasi Rm. Brandsma dimulai di Keuskupan Den Bosch, Belanda, pada tahun 1952. Proses tersebut berhasil menjadikannya sebagai martir Sosialisme Nasional.
Pada tanggal 3 November 1985, Paus Yohanes Paulus II dengan menyatakan Beato Titus
Brandsma sebagai martir iman.
Pada bulan Juli 2016, dimulailah penyelidikan tingkat keuskupan atas dugaan mukjizat yang diperoleh melalui perantaraan Beato Titus. Penyelidikan ini berlangsung di Keuskupan Palm Beach (Florida, AS). Mukjizat yang diselidiki adalah mukjijat kesembuhan Rm. Michael Driscoll, O. Carm., dari melanoma metastatik ganas yang menyebar ke kelenjar getah bening.
Pada bulan November 2020, konsultasi medis, yang ditunjuk oleh Kongregasi Vatikan untuk Penggelaran Orang-Orang Kudus, mengakui tidak adanya penjelasan ilmiah atas kesembuhan Rm. Driscoll dari kanker. Penyembuhan itu dikaitkan dengan doa permohonan kepada Beato Titus Brandsma. Pada tanggal 25 Mei 2021, Kongregasi Konsultan Teologi mengakui mukjijat tersebut. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh para kardinal dan uskup dalam Sidang Rutin yang diadakan pada 9 November 2021.
Akhirnya, pada tanggal 25 November 2021, Paus Fransiskus memberi wewenang kepada
Kongregasi Penggelaran Orang-orang Kudus untuk mengumumkan dekrit mengenai mukjijat yang dikaitkan dengan perantaraan Beato Titus Brandsma yang kemudian membuka jalan menuju kanonisasinya. Pada tanggal 4 Maret 2022, dalam pertemuan rutin Dewan Kepausan, Paus Fransiskus mengkonfirmasi pendapat para kardinal dan uskup, dan mengumumkan tanggal kanonisasi Rm. Titus.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Ordo Karmel Indonesia