HIDUPKATOLIK.COM – Tiga asosiasi Gereja besar di India, Senin (28/2/2022) menyerukan gencatan senjata tanpa syarat antara Rusia dan Ukraina.
“Tergerak oleh rasa sakit dan penderitaan rakyat Ukraina yang disebabkan oleh perang, kami bergabung dengan para pemimpin dunia dan kepemimpinan komunitas global dan regional kami masing-masing dalam menyerukan gencatan senjata tanpa syarat,” kata seruan bersama dari Konferensi Waligereja India (CBCI), Dewan Nasional Gereja-Gereja India (NCCI) dan Evangelical Fellowship of India (EFI).
CBCI adalah badan nasional para uskup Katolik milik Gereja Latin, Siro-Malabar dan Siro-Malankara. NCCI adalah asosiasi Gereja-Gereja Protestan dan Ortodoks di negara tersebut beserta organisasi dan institusi mereka dan EFI adalah badan nasional Gereja-Gereja evangelis, organisasi para-Gereja dan ribuan individu.
Seruan tersebut ditandatangani oleh Sekjen CBCI Uskup Agung Felix Machado, Sekjen NCCI Pendeta Asir Ebenezer dan Sekjen EFI Pendeta Vijayesh Lal.
“Kami menjunjung tinggi warga dan penduduk Ukraina terutama orang tua, orang sakit, penyandang cacat, wanita dan anak-anak yang paling sering menjadi target terbesar kekerasan dan perang. Kami percaya bahwa kami memiliki tanggung jawab untuk berdoa bagi transformasi para pemimpin yang mengangkat senjata dalam kemarahan atau balas dendam. Semoga perlindungan dan pemeliharaan Tuhan atas Ukraina dan Rusia di mana seluruh wilayah akan mengalami perdamaian selamanya,” kata seruan itu.
Pemimpin Gereja India mengingat kata-kata Paus Fransiskus dalam menanggapi situasi saat ini di Ukraina: “Hati saya sangat sakit melihat situasi yang memburuk di Ukraina.”
Dewan Gereja Dunia mengimbau gereja-gereja di seluruh dunia untuk “… berdoa bagi perubahan hati dan pikiran, untuk de-eskalasi, dan untuk dialog alih-alih ancaman.”
Aliansi Injili Dunia (WEA) menyerukan segera diakhirinya serangan di Ukraina dan meminta gereja-gereja untuk berdoa bagi pemulihan perdamaian.
“Mendengarkan seruan ini, kami, CBCI, NCCI dan EFI, persekutuan ekumenis di India bersama-sama dalam solidaritas dengan semua orang yang berkehendak baik didorong untuk merayakan Rabu, 2 Maret 2022 sebagai hari doa dan puasa (dalam banyak tradisi itu Rabu Abu).”
Seruan itu juga menyediakan doa syafaat untuk didoakan setiap minggu selama masa Prapaskah.
“Tuhan yang diwahyukan kepada kita dalam Kitab Suci adalah Tuhan yang telah menderita di tangan sebuah kerajaan, jadi marilah kita bersama-sama berdoa untuk pendampingan dan campur tangan Tuhan dalam situasi kita. Kita menjadikan Prapaskah ini lebih istimewa dengan mengingat niat ini untuk perdamaian dan harmoni di dunia, di Ukraina dan di negara kita sendiri,” kata para pemimpin Gereja India.
Pastor Frans de Sales, SCJ, Sumber: Matters India