web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

PENGEMUDI HIDUP KITA

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Saya memiliki seorang sahabat yang sering menemani saya dalam kegiatan. Orangnya sebenarnya sangat baik, tetapi ia sering terlalu campur tangan ketika saya sedang mengendarai mobil.

Ia tidak henti-hentinya mencoba mengarahkan saya: “Ke kiri, ke kanan, awas, pelan-pelan”.

Kalau saya tidak menurutinya, wajahnya akan menjadi cemberut. Pada suatu hari ia tiba-tiba berkata dengan suara keras: “Kanan Romo”. Karena saya terkejut, saya mengikuti arahannya ke kanan. Ternyata itu salah jalan dan jauh dari tujuan.

Allah adalah Pengemudi yang sempurna atas hidup kita. Dia tahu ke mana Ia harus membawa hidup kita. Ke mana Dia membawa hidup kita, tujuan itu pasti yang terbaik bagi kita.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Untuk mencapai tujuan itu, kadang-kadang Ia harus membawa hidup kita dengan melewati lembah air mata. Namun, akhirnya kita akan sampai pada tujuan hidup yang terindah. Tugas kita adalah taat pada Sang Pengemudi kehidupan kita.

Sayang sekali bahwa kita sering berusaha mengambil alih kemudi kehidupan dariNya ketika jalan kehidupan kita tidak sesuai dengan harapan kita. Kita memaksa Allah untuk melakukan apa yang kita inginkan.

Ketika kita merebut kendall kehidupan kita dari Allah, kehidupan kita akan berakhir di sebuah parit atau bahkan jurang. Karena itu, kita hendaknya menyadari bahwa Allah mengenal jalan yang terbaik yang harus kita lewati.

Agar kita dapat mencapai tujuan hidup yang terbaik seperti yang Allah telah rencanakan bagi kita, kita hendaknya mengijinkan Allah untuk mengendalikan hidup kita.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga dari Sinode ke Sinode, Terus Bertumbuh dan Berakar

Kita hendaknya tidak mengambil paksa kendali kehidupan kita dariNya ketika Ia sedang membawa kita ke tempat yang Ia telah rencanakan bagi kita.

Biarkan Allah memimpin hidup kita dan kita belajar mengikuti arahan-Nya.

Ketika kita mempercayakan diri kita dalam bimbingan-Nya, kita tidak akan mengatakan kepada Allah apa yang harus Ia lakukan bagi kita.

Sebaliknya, kita berani menambahkan dalam doa kita: “Ya Allah, jika permohonanku ini bukan sesuatu yang tepat bagiku, jangan berikan kepadaku”.

“Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal” (Yesaya 26:4).


Romo Felix Supranto, SS.CC, Pastor Paroki Santa Odilia, Tangerang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles