web page hit counter
Selasa, 26 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Beato Odoardo Focherini (1907-1944) : Jurnalis, Pahlawan Orang Yahudi 

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Ia wafat dalam usia muda karena kekejaman Nazi. Namanya semerbak karena perannya menyelamatkan lebih dari 100 orang Yahudi.

Setelah lulus sekolah dasar, Odoardo Focherini melanjutkan studi di sekolah teknik. Dalam masa pendidikan itu, ia berkenalan dan menjalin relasi dengan dua figur penggerak dalam Gereja: Armando Benatti, pendiri Realina, dan Don Saltini Zeno, pendiri Nomadelfia, yang didedikasikan untuk anak yatim piatu dan terlantar.

Pengalaman mendapat bimbingan Don Saltini Zeno begitu terpatri dalam dirinya. Pada 1924, ia belajar menulis di media massa. Saat itu, ia dipercaya untuk memperkenalkan “L’Aspirante”, sebuah majalah bagi kaum muda. Melalui wadah ini, artikel pertamanya diterbitkan, dan ia bisa berjejaring dengan gerakan orang muda Katolik tingkat regional maupun nasional, dalam Gerakan Katolik Italia (ACI, Azione Cattolica in Italia).

Berkat bimbingan Don Saltini, kepekaan Odoardo pada realitas ketersingkiran sesama di sekitarnya kian terasah. Selain itu, talenta menulisnya pun berkembang pesat. Bahkan, keterlibatannya dalam karya-karya Keuskupan Carpi juga mulai nampak. Odoardo muda mulai tampil menjadi seorang aktivis Gereja.

Maria Marchesi istri Odoardo Focherini bersama anak-anaknya/
https://www.acistampa.com/

Panggilan Jiwa

Odoardo Focherini lahir pada 6 Juni 1907 di Carpi, dari pasutri berdarah Trento, Italia. Ayahnya membuka usaha toko besi di Emilia. Ia tumbuh dalam suasana keharmonisan kota kelahirannya. Potret tali kasih dan persaudaraan kristiani membekalinya kepekaan batin ketika melihat sesama yang terpinggirkan.

Ibunya meninggal ketika Odoardo berusia dua tahun; dan ayahnya menikah lagi. Meski dibesarkan oleh ibu tiri, Odoardo mendapat kasih sayang penuh dalam keluarganya.

Pada 1930, Odoardo mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Maria Marchesi (1909-1989). Biduk rumah tangga mereka bersemi dengan dikaruniai tujuh buah hati. Kisah kasih keluarga Focherini ini bertumbuh seiring karir profesinya.

Baca Juga:  Renungan Harian 23 November 2024 “Lepas Bebas”

Awalnya, Odoardo bekerja di sebuah perusahaan asuransi Katolik (Società Assicurazione Cattolica) di Verona pada 1934. Ia memulai karirnya dengan mengurusi cabang di Modena. Lalu, dipercaya sebagai pengawas untuk wilayah Modena, Bologna, Verona hingga Pordenone.

Dua tahun kemudian, Ordone memikul tugas penting sebagai Presiden ACI. Ia mengembangkan sinergi dan membangun jejaring yang lebih solid dalam tingkat nasional dengan para aktivis Katolik di Italia. Pada 1939, ia juga menjadi Direktur Pelaksana sebuah koran Katolik Italia, L’Avvenire d’Italia. Dua pencapaian ini telah membuktikan keunggulannya sebagai seorang aktivis dan jurnalis Katolik.

Di luar pekerjaannya, pelayanan pada Gereja pun berjalan beriringan. Sejak menikah hingga 1942, Odoardo berkecimpung di berbagai kerasulan Keuskupan Carpi, terutama menangani Kongres Ekaristi tingkat keuskupan. Jejaringnya yang sudah terbangun mempermudah pelayanannya pada Gereja. Saat itu, perhelatan Kongres Ekaristi ini menjadi salah satu simbol hidup rohani masyarakat yang menggerakkan gelombang devosi kerakyatan yang begitu dahsyat. Di situlah Odoardo mendedikasikan imannya untuk pelayanan dalam Gereja.

Tanpa terasa, litani tugas pelayanan itu mempertajam kepekaan batin Odoardo pada realitas ketersingkiran dan penderitaan, terutama munculnya era Nazi di bawah bayang-bayang Adolf Hitler. Jejaringnya yang luas membelalakan mata hatinya akan kebiadaban Nazi Jerman pada bangsa Yahudi. Tragedi holocaust yang mendera bangsa Yahudi mengusik ketajaman batin Odoardo.

Tak disangka, gayung pun bersambut. Kepekaan batinnya yang kian tajam dihadapkan pada realitas genosida bangsa Yahudi. Kekejian kamp-kamp konsentrasi yang didirikan Nazi membuat gelora suara hatinya makin tak tertahankan lagi. Hingga 1942, Odoardo ingin mewujudkan solidaritasnya dengan membantu bangsa Yahudi. Namun, niat baiknya belum terlaksana.

Baca Juga:  Keuskupan Tanjungkarang Memperoleh Tiga Imam Baru: Imam Tanda Kehadiran Allah

Akhirnya pada 8 September 1943, Odoardo meminta izin kepada sang isteri untuk mengulurkan tangan bagi orang Yahudi yang teraniaya. Maria Marchesi pun memberikan dukungan penuh pada niat luhur sang suami. Sejak saat itu, komitmen untuk berjuang membela bangsa Yahudi kian bulat.

Pahlawan Orang Yahudi

Setelah mendapat dukungan isterinya, Odoardo segera bergerak. Ia bekerja sama dengan Uskup Agung Genoa, Italia, Kardinal Pietro Boetto SJ. Jesuit itu memintanya menyelamatkan orang Yahudi yang ada Genoa, supaya bisa masuk ke Swiss.

Bersama dengan Pastor Paroki San Martino Spino, Dante Hall, Odoardo memalsukan dokumen bagi orang Yahudi supaya bisa menyeberang masuk ke Swiss. Mereka memberangkatkan 5-10 orang dengan kereta api dari Modena ke Milan, lalu ke Luino atau Cernobbio, dan akhirnya masuk ke Swiss. Odoardo dan Pastor Hall berhasil menyelamatkan lebih dari 100 orang Yahudi menyeberang perbatasan Italia, dan masuk ke Swiss.

Naas, usahanya tercium tentara Nazi. Odoardo ditangkap pada 11 Maret 1944. Ia dipenjara di San Giovanni di Monte, Bologna (13 Maret-5 Juli). Lalu ia dimasukkan ke kamp konsentrasi Fossoli. Pada 4 Agustus, ia dimasukkan ke Gries (Bolzano) hingga 7 September. Odoardo pun dibawa ke Jerman dan dijebloskan di kamp konsentrasi Flossenburg dan Hersbruck, dekat Nuremberg.

Odoardo wafat di kamp Hersbruck pada 27 Desember 1944 pada usia 37 tahun, setelah mengalami kebiadaban rezim Hitler. Jasadnya tak pernah ditemukan, karena disinyalir ikut dibakar pada tungku di Hersbruck. Namun secara ajaib, cincin perkawinannya berhasil diselundupkan dan kembali ke tangan isterinya. Selama di penjara, ia sempat menuliskan 166 surat pada keluarga dan rekan-rekannya. “Saya mempersembahkan hidup saya demi Keuskupan (Gereja Capri –Red) dan Aksi Katolik”, tulisnya dalam salah satu suratnya yang diterbitkan pada 1996.

Baca Juga:  Telentang di Atas Gunung Sampah, Pastor Mutiara Andalas: Kita Tidak Menyalibkan Tuhan di Tempat Sampah

Bintang Jasa

Pada 1955, Persekutuan Komunitas Yahudi Italia memberinya medali emas sebagai tanda terima kasih atas perjuangannya menyelamatkan orang-orang Yahudi zaman Nazi. Tak hanya itu, Yad Vashem, monumen peringatan resmi korban kebiadaban Nazi, mencatumkan namanya bersama Pastor Dante Hall dalam jajaran penyelamat bangsa Yahudi pada 1969. Pemerintah Italia pun menganugerahkan bintang jasa atas perjuangan kemanusiaan seorang sipil demi orang Yahudi.

Keuskupan Capri mengusulkan Odoardo untuk beatifikasi. Setelah dua tahun berkonsolidasi, Keuskupan itu mengajukan dekrit kemartirannya pada 1998. Pada 10 Mei 2012, Benediktus XVI menandatangi dekrit itu. Baru pada 15 Juni 2013, dilaksanakan upacara beatifikasi Odoardo di Capri oleh Prefek Kongregasi Penggelaran Kudus, Kardinal Angelo Amato SDB.

Misa beatifikasi itu dihadiri oleh anak-anak Odoardo bersama 15 cucu dan 21 cicit. “Salah seorang Yahudi yang diselamatkan Odoardo mengatakan: ‘Kami ini hasil keajaiban Focherini.’ Mereka menganggap Odoardo sebagai pahlawan dan malaikatnya,” kisah cucu Odoardo, Francesco Manicardi.

Salah satu surat Odoardo tatkala di penjara pada isterinya mengatakan, “”Jadi kamu mengatakan, Tuhan menginginkan atau mengizinkan untuk memperpanjang penderitaan ini? Maria tersayang, Fiat Voluntas Dei (Terjadilah Kehendak Tuhan! –Red). Dengan keyakinan tak tergoyahkan, kita harus memberikan segala sesuatu dengan murah hati. Di situlah kita dapat menerima salib, bahkan jika makin berat sekalipun, dengan segenap jiwa, dan teruslah melangkah maju.”

Yusti H. Wuarmanuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles