HIDUPKATOLIK.COM – KONSUMEN mengenal hasil cetak PT Kanisius memiliki proses yang menghasilkan kualitas cetak tepercaya selama bertahun-tahun. Demi menjamin kualitas layanan, PT Kanisius senantiasa memperbarui teknologi percetakan sesuai kebutuhan zaman. Meskipun unggul dalam teknologi percetakan, PT Kanisius tetap memberi perhatiannya pada pengelolaan, pemeliharaan, dan perawatan lingkungan. PT Kanisius sepenuhnya sadar bahwa gerak perusahaan khususnya dalam bidang percetakan akan menghasilkan limbah. Komitmen ini pun diwujudkan dengan memiliki Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk pengolahan limbah cair sejak tahun 2010.
Komitmen cinta lingkungan ini ternyata banyak menyentuh relung nurani konsumen dan mitra kerja. “Ketika konsumen kami mengetahui bahwa kami berkomitmen mengelola limbah, mereka antusias dan mitra kami merasa nyaman,” ungkap Kepala Bagian Percetakan PT Kanisius, M.A. Budiastuti.
Ia melanjutkan, pengelolaan limbah PT Kanisius selalu mendapatkan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan) biru. Peringkat biru berarti perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dengan nilai minimal yang harus dicapai oleh perusahaan dalam bidang penilaian tata kelola air, kerusahakan lahan, pengendalian pencemaran laut, pengelohan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun), pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran air, dan implementasi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Sistem pengelolaan limbah cair PT Kanisius sendiri menggunakan metode W2M (Waste Water Minimize) atau Program minimasi air limbah.
Budiastuti memaparkan limbah yang dihasilkan tidak ada yang dialirkan ke selokan tapi diolah. Limbah cair ditampung dalam tiga bak besar. Kemudian olahan limbah cair dinaikkan kembali untuk proses produksi seperti mencuci plate dan roll cetak, sehingga mengurangi konsumsi air tanah. Sedangkan limbah yang tidak mampu diolah, diletakan di tempat khusus pembuangan B3 dan secara berkala (setiap 3-6 bulan) akan diambil oleh rekanan yang memang ahli di bidang pengolahan limbah B3. Rekanan ini telah mendapat sertifikasi dari pemerintah. “Kami tidak sembarang memperlakukan limbah hasil percetakan,” tegasnya.
Direktur Eksekutif PT Kanisius, Mg. Sulistyorini menimpali bahwa dilakukan juga komitmen mengurangi penggunaan air tanah dengan menggunakan penggunaan air dari PDAM. Peremajaan instalansi air dengan mengganti pipa tua yang kemungkinan bocor agar seminimal mungkin air tanah tidak terbuang turut direncanakan tahun ini. Pun pemerintah turut menyarankan kepada perusahaan yang bergerak di bidang sama agar belajar kepada PT Kanisius.
Di samping itu, Sulistyorini menjabarkan bahwa PT Kanisius tengah menjajaki kemungkinan penerapan penggunaan energi surya dengan Universitas Sanata Dharma. “Untuk listrik memang baru persiapan tetapi kami juga mengupayakan untuk memakai lampu LED dan mengantinya secara berkala sebagai pilihan efisiensi energi,” ujarnya.
Tak lupa, kerja sama dengan pihak PLN juga kian dieratkan agar dapat memperoleh informasi dan mendapatkan kesempatan menawar waktu pemadaman saat harus terjadi.
Selain itu, perubahan kecil lainnya disebutkan Kepala Bagian Pemasaran, R.P. Satriyo Sinubyo bahwa setiap konsumen yang berbelanja di Taman Komunikasi (Takom) Kanisius tidak lagi diberikan tas plastik. Konsumen diminta membawa tas sendiri atau membeli tas kain yang disediakan. “Inilah upaya kami mewujudkan Universal Apostolic Preferences (UAP)/ Preferensi Kerasulan Universal,“ tandasnya semangat.
Felicia Permata Hanggu/Karina Chrisyantia
HIDUP, Edisi No. 3, Tahun ke-76, Minggu,16 Januari 2022