web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Asik dan Uniknya Tradisi Efifani di Austria dan Natal di Ukraina

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – DUABELAS hari sesudah Natal, tepatnya setiap 6 Januari berdasar kalender liturgi, Gereja Katolik Roma akan merayakan Efifani atau biasa disebut juga Hari Raya Tiga Raja (dari Timur) atau Hari Raya Penampakan Tuhan. Perayaan ini dilakukan untuk memperingati bagaimana 3 raja (orang-orang Majus) yang diutus Herodes untuk melihat bayi Yesus. Perhitungan ini berdasar penggunaan kalender Gregorianus. Di beberapa negara Eropa (termasuk Austria dan Jerman) tanggal 6 Januari dijadikan hari libur nasional. Sedangkan di negara-negara Asia (termasuk Indonesia dan Jepang) biasanya Efifani dirayakan pada hari Minggu kedua setelah Natal.

Berbeda dengan Gereja Katolik Yunani yang menggunakan kalender Julianus. Mereka merayakan Natal pada tanggal 7 Januari, sehingga Efifani dirayakan pada tanggal 19 Januari. Maka setiap 6 Januari ketika umat Katolik Roma merayakan Efifani, maka umat Katolik Yunani akan merayakan malam vigili Natal.

Apa yang terjadi di Austria pada perayaan Efifani dan apa yang terjadi di Ukraina pada perayaan malam Natal di tahun 2022 ini?

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Austria memiliki tradisi unik untuk merayakan Efifani. Ada kegiatan yang dinamakan “Sternsinger” (penyanyi bintang), anak-anak dan remaja akan berpakaian ala raja-raja (orang Majus) dan berkeliling dari rumah ke rumah untuk menyanyikan lagu-lagu pujian serta menyampaikan doa-doa dan harapan bagi tuan rumah.

Mereka dibagi dalam kelompok. Umumnya per kelompok terdiri dari 4 orang, masing-masing berperan sebagai Melkhior, Baltasar, Gaspar dan bintang. Tidak ketinggalan pula mereka akan membawa 3 macam kotak persembahan untuk menggambarkan apa yang dahulu dibawa oleh 3 raja ketika menjenguk bayi Yesus. 3 kotak persembahan itu ialah emas (sebagai logam mulia, untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja dari segala raja), kemenyan (biasa dipakai dalam ibadat di Bait Allah, untuk menunjukkan bahwa Yesus patut disembah) dan mur (untuk menunjukkan bahwa Yesus akan menderita dan mengalami kematian).

Pada setiap rumah yang dikunjungi, tuan rumah akan memberikan sejumlah uang. Keseluruhan dana yang dikumpulkan oleh anak-anak ini akan digunakan untuk aksi sosial.

Seluruh dana yang terkumpul di seluruh wilayah Austria dari kegiatan Sternsinger ini dikelola oleh organisasi yang bernama Dreikönigsaktion (drei = tiga; königs = raja-raja; aktion =aksi). Organisasi Dreikönigsaktion didirikan sejak 1954. Saat itu, berhasil terkumpul dana sebesar 3000 (tiga ribu) Euro. Di tahun 2020, kegiatan Sternsinger berhasil mengumpulkan dana sejumlah 18.000.000 (delapan belas juta) Euro. Tahun 2021 sejumlah 84.000 anak dari seluruh Austria berpartisipasi dalam kegiatan Sternsinger.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus
Anak-anak yang berperan serta sebagai Sternsinger bersama pengurus Dreikönigsaktion.

Dana yang terkumpul dikelola oleh Dreikönigsaktion untuk berbagai proyek sosial di Asia (Papua New Guini, Myanmar, Filipina, India), Afrika (Afrika Selatan dan Kenya), Amerika Latin (Brasil) dan beberapa negara lainnya. Proyek sosial yang dilakukan antara lain untuk membantu pembiayaan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak juga proyek pelatihan ketrampilan bagi perempuan-perempuan yang terjerat masalah prostitusi.

Selain kegiatan Sternsinger, juga dilakukan tradisi pemberkatan rumah. Kelompok Sternsinger yang mengunjungi rumah-rumah juga akan membawa kapur yang telah diberkati serta stiker yang bertuliskan 20+C+M+B+22. Selanjutnya kepala keluarga akan memberkati rumah dengan memerciki setiap ruangan dengan air suci dan menuliskan pada setiap pintu 20+C+M+B+22.

Seorang anak sedang menuliskan berkat pada dinding rumah.

Angka 20 dan 22 menunjukkan tahun 2022. Angka yang dituliskan tentunya akan berubah setiap tahunnya menyesuaikan tahun saat itu. Sedangkan CMB merupakan singkatan Christus Mansionem Benedicat, yang berarti Kristus memberkati rumah ini.
Setelah memerciki seluruh bagian rumah dan menuliskan pada setiap pintu, selanjutnya ditempelkan stiker yang juga bertuliskan 20+C+M+B+22. Hal ini dimaksudkan agar tulisan tidak mudah terhapus hingga tahun berikutnya.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis
Krapfen – roti manis yang biasa dimakan dalam Perayaan Natal di Ukraina.

Pada tanggal 6 malam umat Katolik Yunani di Ukraina akan merayakan malam Natal. Mereka memiliki upacara santap malam yang khas, dimana harus tersedia 12 jenis makanan berbeda dan tidak boleh ada makanan dari daging hewan. Semua makanan harus merupakan olahan sayur dan buah. Selain itu ada roti khas yang juga disantap, yaitu krapfen. Krapfen merupakan roti bulat yang ditaburi tepung gula.

Krapfen – roti manis yang biasa dimakan dalam Perayaan Natal di Ukraina12 jenis makanan dalam Perayaan Natal Katolik Yunani di Ukraina.

12 jenis makanan dalam Perayaan Natal Katolik Yunani di Ukraina.

Sr. Bene Xavier dari Wina, Austria 

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles