HIDUPKATOLIK.COM – ITE ad Joseph! (Pergilah ke Santo Yosef!) Ini pesan Paus Fransi’skus saat menetapkan tahun 2021 sebagai Tahun Santo Yosef pada akhir tahun 2020. Mengapa Paus meminta umatnya datang kepada kepala Keluarga Kudus Nazaret itu? Tentu saja Paus punya argumen yang sangat kuat. Santo Yosef adalah pelindung utama Gereja universal.
Sedari awal dipilih Allah menjadi ayah angkat Yesus, ia telah melewati krisis demi krisis dengan cara-cara yang kreatif. Ia menerima Maria tunangannya yang mengandung padahal mereka belum menikah; berjalan ke Yerusalem untuk memenuhi perintah kaisar Romawi karena Yosef adalah keturunan Daud; menemani Maria saat melahirkan Sang Juru Selamat di kandang di Betlehem; mengungsi ke Mesir untuk menyelamatkan diri dari kejaran penguasa. Singkat kata, Yosef mampu melewati setiap tantangan yang ia hadapi tanpa banyak bicara tetapi dengan perbuatan atau kerja nyata.
Paus mendorong umatnya meneladan Santo Yosef. Tahun 2021 tahun krisis global karena pandemi Covid-19. Dunia seolah lumpuh. Sejumlah negara melaksanakan lockdown. Gereja-gereja sempat ditutup sementara secara total. Ibadat atau pelayanan sakramental terpaksa dilakukan secara digital dan terbatas. Bahkan, ada umat umat yang meninggal dunia tak sempat memperoleh pelayanan sebagaimana layaknya di saat situasi normal.
Secara perlahan, situasi krisis ini dapat dikendalikan. Kasus pandemi terus menurun bahkan sudah sampai ke angka yang melegakan. Moga-moga taka ada kasus baru lagi. Sehingga, menjelang akhir tahun 2021, seperti musim semi, suasana sudah cukup berbeda dengan tahun sebelumnya. Kendati, dunia juga dikejutkan dengan munculnya varian baru. Semoga varan baru ini segera dapat dihentikan agar ‘new normal’ benar-benar tewujud di masa mendatang.
Semua pihak atau elemen masyarakat harus berpartisipasi. Tak ada pengecualian. Penerapan protokol kesehatan tidak boleh kendor. Kedisiplinan harus dijaga. Ada kontrol sosial. Hanya dengan semangat gotong-royong dan bela rasa, krisis karena pandemi bisa teratasi.
Keputusan pemerintah meniadakan libur Natal dan tahun baru pantas didukung sepenuhnya kendati sudah sudah tahun ini terasa sangat terkurung. Pemerintah tentu saja tak ingin kembali ke kubangan yang sama saat pandemi melanda. Cukup sampai di situ. Dengan modal vaksinasi yang terus dilakukan, daya tahan masyarakat (herd immunity) akan semakin kuat.
Maka, sepajang tahun 2021 ini, tantangan utama tak lain bagaimana mengatasi pandemi ini. Medio tahun ini, aktivitas gerejani memang mulai dilakukan secara offline dengan persyaratan ketat. Termasuk di dalamnya, penahbisan sejumlah uskup. Acara ini hanya dihadiri secara terbatas.
Maka, mengakhiri tahun 2021 ini, mari kita kembali ke nasihat Paus untuk pergi kepada Santo Yosef. Di tengah tantangan yang menghimpit, kita harus kreatif mencari jalan atau solusi. Jangan berpangku tangan. Mari merawat optimisme baru sembari terus menebarkan kebaikan kepada sesama yang masih dililit kesulitan, khususnya secara ekonomi, karena pandemi berpekapanjangan ini.
HIDUP, Edisi No. 52, Tahun ke-75, Minggu, 26 Desember 2021