HIDUPKATOLIK.COM – Suasana Natal, boleh dikatakan, sudah kembali normal di bulan Desember 2021 ini. Pandemi seakan sudah berlalu. Mal-mal sudah penuh manusia. Umat pun sudah memenuhi gereja secara terbatas sesuai protokol kesehatan. Secara pribadi di masa Natal ini aku lebih sering memutar lagu-lagu Natal di Youtube. Kadang aku heran, ternyata ada beberapa lagu Natal yang belum pernah aku tonton, padahal sudah terbit beberapa tahun yang lalu. Ada juga lagu lama yang dinyanyikan ulang. Lagu “Last Christmas” dari George Michael adalah salah satunya. Lagu ini dinyanyikan ulang oleh Emilia Clarke dengan menarik. Ternyata lagu ini dinyanyikan olehnya dalam film berjudul sama di tahun 2019.
Setelah beberapa kali menonton video musiknya, aku tertarik juga untuk menonton filmnya secara online. Cerita film ini terinspirasi dari lagu Last Christmas (1984). Kudapati bahwa beberapa penonton sangat menyukai film ini, sehingga mereka menontonnya berulang-ulang. Wow! Pasti ini film yang menarik.
Suasana Natal sangat kental terasa dalam film ini, karena setting lokasi yang digunakan adalah sebuah toko suvenir Natal. Emilia Clarke berperan sebagai Kate yang bekerja sebagai karyawan toko itu. Sifatnya yang periang sangat disukai para pelanggan toko. Penonton film juga terbawa suasana riangnya, walaupun banyak adegan getir yang ditampilkan. Natal dan riang. Klop. Ini film Natal yang menjanjikan.
Sayangnya Kate diceritakan hidup penuh dengan masalah. Beberapa peristiwa kesialannya digambarkan dalam film. Salah dapat teman kencan. Audisi yang selalu gagal. Terkena kotoran burung. Jatuh di tempat sampah. Tokonya kecurian. Walaupun dialami bertubi-tubi, tapi Kate tetap positif, penuh semangat, sehingga penonton tidak sempat untuk jatuh kasihan.
Keluarga Kate juga merupakan masalah tersendiri. Kate sangat menghindari ibunya yang cerewet, sehingga dia lebih suka tinggal menumpang di rumah-rumah orang daripada pulang ke rumahnya. Ayahnya pun lebih suka berlama-lama kerja di luar rumah sebagai sopir taksi daripada pulang ke rumah. Kakak wanitanya juga bermasalah. Keluarga ini adalah imigran dari Yugoslavia.
Kehidupan pribadi Kate juga tidak stabil. Walaupun disayang pemilik toko, tapi Kate tidak ingin berlama-lama bekerja sebagai karyawan toko. Bakat menyanyinya membawanya untuk mengikuti berbagai macam audisi, supaya bisa mendapatkan pekerjaan sesuai bakatnya. Dan di umurnya yang sudah 26, Kate masih belum memiliki pasangan hidup yang tetap.
Masalah-masalah Kate mungkin kita alami juga. Sangat mungkin di masa pandemi ini kita kehilangan orang-orang tercinta, kehilangan nafkah, atau kehilangan kehidupan normal. Keluarga kita pun mungkin bukan keluarga ideal. Mungkin ada satu atau dua orang anggota keluarga yang tidak menyenangkan. Kehidupan pribadi kita pun mungkin belum stabil. Masih mencari identitas. Masih mencari karier yang lebih baik. Masih belum mantap dengan calon pasangan hidup. Walaupun begitu kita mesti mengimani bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kekuatan kita.
Kate yang sebenarnya baik hati, akhirnya menemukan sukacitanya sendiri ketika tanpa sengaja terlibat dalam pelayanan untuk para tuna wisma. Dengan inisiatifnya sendiri dia mengamen untuk disumbangkan kepada para tuna wisma. Kemudian Kate mengkoordinir acara Natal untuk penggalangan dana. Di dalam acara tersebutlah lagu “Last Christmas” dinyanyikannya. Semua senang, Kate pun menemukan hidupnya yang baru.
Kalau kita berfokus pada diri sendiri, mungkin kita hanya akan menemukan hal-hal yang tidak memotivasi. Pengalaman-pengalaman pahit bisa menjadi batu sandungan bagi masa depan kita. Sebenarnya hidup ini bukan tentang aku saja. Ada dia dan mereka. Sukacita tidak harus berasal dari aku, tapi bisa didapatkan di dalam orang lain. Sama seperti Kate, mungkin ada sukacita yang bisa kita dapatkan ketika kita berbagi kasih pada sesama. Mereka ada di sekitar kita. Mungkin mereka adalah anggota keluarga kita, rekan sekerja, tetangga, sesama umat gereja, atau orang yang sering kita temui di jalan. Kita hanya perlu melangkah sekali untuk lebih dekat agar mendapatkan mutiara sukacita yang tersembunyi di dalam mereka.
Daya tarik dari film ini tidak hanya itu. Masih ada twist yang sebaiknya anda tonton sendiri untuk mendapatkan keharuan dari film ini. Film bergenre comedy romance ini menyajikan kisah cinta yang romantis di samping hubungan tarik ulur antara Kate dan majikannya. Penggemar George Michael tentu akan menyukai film ini karena sepanjang film bertaburan lagu-lagu dari almarhum George Michael. Pemain prianya pun adalah Henry Golding yang mungkin anda kenal sebagai bintang film Crazy Rich Asians.
Jika sukacita Natal belum anda dapatkan, mungkin anda dapat menemukannya dari semangat yang ingin disampaikan oleh lagu tema dan inspirasi dari film ini.
Last Christmas, I gave you my heart
But the very next day, you gave it away
This year, to save me from tears
I’ll give it to someone special
Kalaupun Natal tahun lalu membawa kenangan tidak menyenangkan, Natal tahun ini, mari, bersama aku, ‘move on’ dengan memberikan hati kita bagi sesama, terutama yang paling membutuhkan.
Julius Saviordi, Kontributor, Alumni KPKS Santo Paulus Tangerang