HIDUPKATOLIK.COM – IBU rumah tangga adalah ibu yang mengurus segala kebutuhan rumah tangga yang ada di dalam keluarga. Gelar ibu rumah tangga ini, saya dapatkan setelah menikah dan melahirkan anak. Dulu saya pernah bekerja sebagai seorang pegawai di perusahaan perbankan swasta. Ketika krisis keuangan terjadi, saya adalah salah satu karyawan yang terkena dampaknya dan harus dirumahkan. Saya sudah berusaha mencari lowongan pekerjaan, tetapi dewi fortuna sangat jauh sehingga kesempatan itu tidak kunjung datang. Sejak saat itu gelar ibu rumah tangga menempel pada diri saya dan tercatat di dalam Kartu Tanda Penduduk atau KTP.
Waktu itu menurut saya gelar ibu rumah tangga adalah suatu gelar yang kurang asik ataupun kurang menyenangkan untuk diucapkan ataupun didengar. Seakan-akan kata ibu rumah tangga ini punya derajat yang tidak sama dengan ibu yang bekerja di kantor. Mungkin karena ada yang berpikir bahwa menjadi ibu rumah tangga lebih mudah dan lebih santai, karena mempunyai banyak waktu untuk bersantai-santai dengan hal-hal yang kurang jelas di rumah. Ibu rumah tangga punya banyak waktu untuk telepon-telepon, ngerumpi, ngegosip, hang out dibandingkan dengan ibu yang bekerja di kantor seharian. Benar engak ya? Kata-kata yang agak miring ini terkadang membuat saya menjadi baper… sedih.
Menurut saya menjadi ibu rumah tangga itu tidaklah mudah. Waktu dan apa yang akan dikerjakan terkadang terlalu over dosis untuk diurusi semua di dalam rumah. Duapuluh empat jam dalam sehari itu tidaklah cukup dalam mengurus rumah tangga. Bila saya atau anda tidak kuat dalam menghadapinya maka penyakit depresi akan mengintai hidup kita. Dari urusan suami, anak, orang tua, mertua, keuangan, makanan, beres-beres rumah dan lain-lain sebagainya. Banyak sekali saudara-saudari……, oleh karena itu saya terkadang butuh waktu untuk menenangkan diri, menerima keadaan dan mengatur semua hal dengan baik dan benar.
Di zaman sekarang ini, menjadi ibu rumah tangga sudah lebih dipermudah. Apapun kesusahan didalam mengurus rumah tangga bisa teratasi dan meringankan pekerjaan ibu rumah tangga. Dengan menggunakan hape dan uang yang tersedia tentunya semua hal itu bisa dicarikan solusinya. Ibu-ibu di rumah sekarang ini sudah lebih pintar untuk mengatasi permasalahan yang akan terjadi di dalam mengurus rumah tangga.
Sosok yang menjadi teladan saya didalam keluarga adalah Ibu Maria atau Bunda Maria. Ibu Maria adalah ibu yang telah mengandung, melahirkan Yesus dan tentunya mengurus semua kebutuhan keluarganya. Saya memang tidak melihat jelas apa yang telah dilakukan oleh ibu Maria kala itu. Tetapi saya mencoba mengulasnya sedikit.
Ibu Maria adalah seorang manusia biasa tetapi ia adalah seorang ibu yang sangat istimewa. Allah yang telah memilihnya untuk tugas yang sangat mulia. Gereja Katolik menghormati Bunda Maria, karena Allah yang terlebih dulu menghormatinya. Dengan memilih ibu Maria untuk menjadi ibu bagi Putera-Nya, Yesus. Yesus sangat menghormati ibu Maria dan menyerahkan dia kepada kita umat beriman agar menjadi ibu bagi kita. (Yoh. 19:26-27)
Ibu Maria memang layak untuk dihormati, karena melalui kesaksian hidupnya. Ibu Maria telah menunjukkan bahwa ia secara sempurna bekerja sama dengan rahmat Allah disepanjang hidupnya. Ibu Maria siap sedia melaksanakan kehendak Allah, sehingga tergenapilah rencana Allah di dalam hidupnya. Puncak penyerahan diri Bunda Maria terhadap kehendak Allah dan puncak kesatuannya dengan Kristus, terjadi ketika ia menjawab “ya” dalam keheningan. Ketika Bunda Maria berdiri di kaki salib Yesus.
Sosok Bunda Maria yang sangat saya kagumi ini, tentunya dapat menjadi contoh dan membantu saya atau anda dalam menjalani kehidupan ini sebagai ibu rumah tangga. Suka dan duka menjadi ibu di rumah akan berubah menjadi istimewa dan penuh berkat bagi keluarga dan orang lain. Tahukah anda bahwa sekarang saya sangat menyenangi dan bangga akan gelar ibu rumah tangga ini? Mengapa?
Menjadi ibu rumah tangga akan menyenangkan bila saya mau menerimanya, menikmatinya dan mensyukurinya sebagai suatu berkat yang berlimpah dari Tuhan. Tuhan yang telah memilih saya untuk mengemban tugas istimewa menjadi ibu, melahirkan dan mengurus anak serta keluarga di rumah. Saya bisa merasakan dan melihat pertumbuhan anak sejak di dalam kandungan dan kemudian dilahirkan, disusui, disapih dan banyak lagi. Momen-momen istimewa bersama anak di rumah adalah berkat yang sangat saya syukuri dan cintai. Momen-momen itu akan selalu menjadi kenangan yang terindah bagi saya sebagai seorang ibu. Selain itu saya juga masih punya waktu untuk melayani, berkomunitas dan hang out bersama ibu-ibu lainnya.
“Ade, sedang apa di rumah?”, “Ade sudah makan belum?”
“Pagi ini saya sudah masak untuk anak-anak dan suami dirumah, tapi anak-anak belum bangun.”
“Hari ini, saya masak rendang.” “Aman, suami dan anak-anak makan siangnya sudah ada.”
“Saya sudah bersih-bersih rumah dan siapkan makan untuk suami dan anak-anak.”
Ini adalah salah satu contoh obrolan ibu-ibu pada suatu pagi. Ketika saya dan ibu-ibu yang lain sedang sibuk melayani pada suatu komunitas. Kami para ibu berusaha untuk tidak akan pernah meninggalkan kewajiban sebagai ibu atau istri di dalam keluarga. Kekhawatiran akan situasi yang ada di rumah itu tetap ada. Hahaha ..
Menjadi ibu adalah berkat dan itu harus selalu disyukuri. Segala usaha, karya, dan kerja bagi keluarga pasti akan mendapat berkat dan rahmat yang berlimpah dari Tuhan. Semoga semua perempuan, terutama ibu-ibu di manapun berada akan menjadi kuat dan dikuatkan dalam menjalani kehidupan ini bersama keluarganya melalui panjatan doa-doa kepada Tuhan dan Bunda Maria.
Selamat Hari Ibu! Tuhan memberkati kita semua.
Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga, Alumni KPKS Tangerang