HIDUPKATOLIK.COM – “LIBUR telah tiba, libur telah tiba” adalah syair lagu yang sangat menyenangkan hati saya saat ini ketika mendengarkannya. Sudah hampir 2 tahun ini saya tidak bepergian atau menikmati liburan. Karena si pandemi corona belum mau pergi juga. Berlibur pergi ke suatu tempat, melepaskan kepenatan dan kebosanan dari rutinitas setiap hari sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Menemukan pengalaman yang baru di suatu tempat. Menikmati aneka kuliner yang selalu menggoda untuk disantap. Berjalan-jalan disuatu kompleks pusat perbelanjaan murah. Bisa juga hanya melihat keindahan alam yang pastinya membuat saya tidak akan bosan untuk mengagumi ataupun melakukannya. Membawa suasana hati menjadi sukacita, gembira, senang dan bahagia serta penuh syukur. Saya dan anda pasti merindukan momen-momen seperti ini.
Di penghujung bulan Desember 2019, saya, suami dan anak-anak berkesempatan untuk mengunjungi Singapura. Kala itu pandemi belum santer terdengar tetapi sudah ditemukan kasus kematian di Wuhan, China. Puji Tuhan, kami masih aman untuk berjalan-jalan dan menikmati liburan saat itu.
Kami menggunakan Mass Rapid Transit atau MRT untuk menjelajah tempat-tempat yang ingin kami tuju. Dengan bermodalkan ala turis backpacker dan Google Map di hape, kami menyusuri jalan-jalan di Singapura. Misi saya hari ini adalah menemukan dan mengunjungi beberapa gereja Katolik yang ada di pusat keramaian kota ini, cuci mata melihat diskon belanja serta menyantap aneka kuliner tentunya.
Sehari sebelumnya, saya mencari info di internet tentang lokasi gereja-gereja Katolik yang ada di tengah keramaian kota ini.
Gereja pertama yang saya temukan adalah Church Our Lady of Lourdes yang terletak di Ophir Road. Bangunannya berwarna putih dan terdapat tulisan 1888, yang merupakan tahun dibangunnya gereja ini.
Gereja ini juga terletak antara Victoria Street dan Arab Street. Misa di gereja ini menggunakan bahasa Inggris dan Tamil. Saya hanya berdiri di luar gereja dan sedikit melihat-lihat di sekeliling sekitar gereja itu. Saat itu sedang berlangsung Misa harian siang hari. Tidak jauh dari gereja ini ada pusat perbelanjaan dengan harga yang miring yaitu Mustafa Center.
Beberapa menit kemudian kami pun melanjutkan perjalanan kembali, berjalan kaki melalui Queen Street. Di sini saya melewati suatu kompleks pusat perbelanjaan yang cukup terkenal namanya Bugis Street. Salah satu tempat favorit belanja murah. Saya juga tidak mau melewatkan kesempatan ini untuk melihat-lihat, beli-beli dan icip-icip kuliner yang ditawarkan. Keluar dari kompleks perbelanjaan itu pastinya ada kantong yang akan saya bawa pulang. Hahaha..
Lalu kami melanjutkan perjalanan kembali dan menemukan gereja yang kedua yaitu Church Saints Peter & Paul yang terletak di Queen Street. Kami hanya berhenti sebentar dan melihat-lihat dari luar saja. Pintu gerbang gereja ini sementara ditutup untuk umum, terlihat seperti gedung gereja ini sedang dilakukan perbaikan dibeberapa tempat.
Kami meneruskan kembali berjalan kaki dan menemukan gereja yang ketiga yaitu Cathedral of The Good Shepherd yang terletak di A Queen Street. Gereja yang terlihat megah bergaya klasik berada di tengah keramaian kota.
Bagi saya, suatu hal yang unik dari gereja ini adalah ruang adorasinya atau ruang doanya, yang terletak diruang bawah tanah. Dengan menggunakan lift saya turun untuk sampai kelantai ruang adorasi pentatahan Sakramen Mahakudus.
Ketika saya masuk kedalam ruangan itu ada beberapa umat yang sedang berdoa, sunyi, khusuk dan tenang. Ruangan ini membuat saya merasa ingin berlama-lama disana, berdoa dan memuji nama-Nya. Saya bersyukur bisa menemukan dan mengunjungi beberapa gereja ini yang terletak ditengah keramaian kota.
Hari sudah mulai sore, kami harus segera bergegas kembali pulang. Bila anda masih punya banyak waktu atau menginap di sekitar daerah ini, maka anda bisa juga berkunjung ke St. Andrew Cathedral. Sudah pernahkah anda menemukan gereja-gereja ini? Yang berada di tengah tantangan asiknya berbelanja atau berkuliner di sekitarnya.
“Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kej. 2:2)
Dari ayat ini saya menarik sedikit kesimpulan bahwa setelah Tuhan menyelesaikan pekerjaannya, Ia berhenti, libur dan beristirahat. Begitu juga saya, atau setiap orang yang sudah bekerja, belajar, berkarya, melayani setiap hari. Dari pagi sampai petang sebaiknya perlu berhenti dan beristirahat sejenak. Berhenti untuk sibuk sendiri atau menyibukkan diri sendiri dan beralih untuk menyempatkan diri sejenak, menemukan Tuhan didalam doa.
Menurut saya pergi berlibur adalah salah satu cara mencari waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan alam. Saya sebut dengan ziarek atau ziarah dan rekreasi. Di waktu itu saya bisa mencari dan menemukan tempat-tempat untuk berdoa. Walaupun lebih banyak bobot rekreasinya dibandingkan dengan bobot khusuknya saya berdoa.
Tidak mudah untuk menemukan atau mempunyai waktu untuk Tuhan di tengah kesibukan dan padatnya aktivitas setiap hari. Tetapi itu semua bisa dilakukan, bisa diusahakan bila saya atau anda mau berhenti barang sejenak, semenit ataupun lima menit untuk Dia.
Dia yang telah mencintai, mengampuni, memberikan berkat, perlindungan dan harapan kepada saya dan anda. Saya dapat menemukan Dia di tengah keramaian kota itu, bagaimana dengan anda? Yuk kita berlibur dengan sukacita dan gembira, tetapi jangan lupa ya untuk mencoba menemukan Dia di tengah padatnya acara liburan itu… dimanapun anda berada.
Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga, Alumni KPKS Tangerang