web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pemimpin Umum MTB Indonesia, Bruder Rafael Donatus, MTB: Harus Berani Mengambil Risiko

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – SEJAK hadir di Indonesia seabad lalu, Kongregasi Bruder Santa Maria Tak Bernoda (Congregatio Fratrum Huyubergensis, MTB) memfokuskan pelayanan di bidang pendidikan dan orang muda. Sentuhan tangan telah dirasakan banyak orang. Terkait dengan perayaan 100 tahun ini, HIDUP mewawancarai  Pemimpin Umum Kongregasi Bruder MTB Indonesia, Bruder  Rafael Donatus, MTB. Berikut petikannya:

Sejauh mana kemeriahan perayaan 100 tahun kehadiran Bruder MTB di Indonesia?

        Panitia perayaan 100 Tahun Bruder MTB sudah dibentuk dan bekerja selama setahun. Ada berbagai kegiatan yang siap dilaksanakan seperti seminar, napak tilas, ragam lomba, bakti sosial, pameran, dan bazar. Pembukaan perayaan berlangsung tanggal 22 Februari 2020 dan dipuncaki pada 11 Maret 2021. Dua minggu setelah pencanangan perayaan, tiba-tiba dunia menghadapi pandemi, dengan begitu banyak agenda yang ditunda. Maka perayaan dilaksanakan secara sederhana dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Apa yang dilakukan dalam rangka perayaan ini?

        Mengingat ini pesta persaudaraan maka perayaan syukur ini juga dirayakan di komunitas di Pati, Jawa Tengah dan Sekadau, Kalbar. Sebagai wujud keprihatinan karena Covid-19, ada pembagian sembako untuk mereka yang terkena PHK atau kehilangan pekerjaan. Hadiah yang tidak ternilai bagi kami adalah menerbitkan Buku Kenangan 100 Tahun Bruder MTB di Indonesia. Perayaan syukur ini ditutup dengan kegiatan Hari Persaudaraan Bruder MTB selama tiga hari, sebagai ungkapan syukur atas tahun yang penuh rahmat yang diakhiri dengan Misa syukur pada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda.

Baca Juga:  CERITA NATAL TAHUN INI (Oleh: A.M. Lilik Agung)

Spritualitas seperti yang menguatkan para bruder dalam usaha mendidik anak bangsa?

Lewat keutamaan Santa Perawan Maria dan Santo Fransiskus Assisi, Bruder MTB berupaya mewujudkan kemuliaan Allah, khususnya dalam pembinaan kaum muda serta mengutamakan mereka yang miskin dan lemah. Bunda Allah yang Dikandung Tanpa Noda adalah pelindung Kongregasi kami. Para bruder hendak meneladani Santa Maria yang menyebut dirinya hamba Tuhan dalam penghayatan ketaatan, kemiskinan dan kemurnian. Selanjutnya sebagai anggota Ordo Ketiga Regular, kami mengikuti Kristus dengan berpegang teguh pada teladan Santo Fransiskus. Kami berusaha mewujudkan nilai-nilai pertobatan, kemiskinan, kedinaan, dan kontemplasi dalam hidup dan karya.

Apakah spiritualitas ini sejalan dengan situasi awal berdirinya Bruder MTB?

          Awal berdirinya MTB terdorong oleh rasa keprihatinan Mgr. Joannes van Hooydonk melihat anak-anak yang telantar akibat perang. Maka tahun 1848 ketika Belanda menerima undang-undang baru yang mengakui kebebasan beragama, kebebasan berkumpul dan berorganisasi, setahun kemudian tepatnya tahun 1849 Mgr. Hooydonk mengumpulkan anak-anak korban perang yang terlantar dan diserang penyakit dalam sebuah asrama untuk diberikan pendidikan. Mengingat belum ada pengikut secara definitif, tugas ini dibantu oleh para Bruder Santo Aloysius (CSA) sampai tahun 1852. Pada tahun yang sama setelah mendapatkan tiga orang calon Bruder MTB yang pertama tugas ini menjadi karya Bruder MTB yang pertama. Dua tahun kemudian, yaitu pada tanggal 25 September 1854 ketiga calon tersebut menerima jubah pertobatan dan Anggaran Dasar Santo Fransiskus dari Assisi oleh Mgr. Hooydonk sekaligus menjadi hari kelahiran Kongregasi ini. Moto yang menjiwai Mgr. Hooydonk adalah simpliciter et confidenter (kesederhaaan dan kepercayaan).

Baca Juga:  CERITA NATAL TAHUN INI (Oleh: A.M. Lilik Agung)

Bisa dijelaskan makna moto: simpliciter et confidenter?

          Inilah semangat yang menjiwai para bruder misionaris pertama. Kesederhanaan dimulai dari tugas yang mereka emban setiap hari, ada yang jadi guru atau pembina di asrama. Kepercayaan lahir dari nilai kebersamaan dalam hidup bersama di komunitas. Para bruder dahulu sangat menghargai dan menghidupi nilai-nilai persaudaraan. Para misionaris pertama meneladani sikap penyerahan diri Bunda Maria. Bunda Maria yang setia dan penuh dengan pengalaman pergulatan batin yang disimpan di dalam hatinya (Luk. 2:54). Semangat inilah yang yang menggerakkan para Bruder MTB sehingga bisa tetap bertahan selama 100 tahun ini. Tentu menjadi pribadi yang setia dan percaya yaitu semangat beriman, sederhana, siap sedia, tekun, berani mengambil risiko, mengabdi untuk Gereja dan masyarakat khusus bagi mereka yang sederhana dan membutuhkan. Semangat Bruder MTB di Indonesia yang sesuai dengan konteks budaya maupun tradisi, yang meliputi: beriman, sederhana, peka, berani berisiko, tekun, mengabdi, solider, persaudaraan, doa dan karya.

Baca Juga:  CERITA NATAL TAHUN INI (Oleh: A.M. Lilik Agung)
Lima misionaris MTB pertama tiba di Singkawang, Kalimantan Barat tahun 1921.

 Bagaimana penyebaran para Bruder MTB di Indonesia?

          Saat ini bruder yang ada di Indonesia berjumlah 68 yang berkaul kekal dan yunior yang tersebar di beberapa keuskupan: Pontianak, Sanggau, Sintang, Semarang, dan Merauke. Sejak awal didirikan karya bruder MTB pada bidang pendidikan dan pembinaan kaum muda. Ada beberapa karya Bruder MTB seperti bidang pendidikan formal (dari PAUD sampai SMA), pendidikan non formal (asrama pelajar, lembaga keterampilan dan pelatihan serta pembinaan kaum muda), dan karya sosial (pertanian, rehabilitasi kusta, katekese dan pastoral).

Mengapa memilih tema perayaan “mendidik tanpa batas”?

Sejak awal berdirinya Kongregasi Bruder MTB, para bruder pendahulu mendedikasikan diri dalam dunia pendidikan, terutama pada pendidikan kaum muda dengan berpihak kepada mereka yang miskin dan tersingkirkan. Kami akan menggali kekuatan untuk meneruskan semangat  itu, bagi kebaikan sesama dan kemuliaan Tuhan.

Apa harapannya untuk para Bruder MTB?

Harapan saya kepada semua Bruder MTB, semoga tetap setia dalam menjalani pangggilan sebagai Bruder MTB, tekun berdoa, menjadi bruder yang bahagia, yang bisa bekerja, rendah hati, menjadi pribadi yang tekun, ulet, dan tahan banting.

Yusti H.Wuarmanuk

HIDUP, Edisi No.49, Tahun ke-75, Minggu, 5 Desember 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles