HIDUPKATOLIK.COM – HARI Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, Minggu Biasa XXXIV, 21/11/2021 menjadi penutup Penanggalan Kalender Liturgi 2021, Tahun B/I. Minggu pekan berikutnya, 28/11/2021 mulai dengan Penanggalan Liturgi 2022, Tahun C/II alias Hari Minggu Adven I. Masa Adven akan berlangsung selama empat pekan. Masa Adven bagi umat Katolik sedunia adalah masa mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Natal, perayaan kelahiran Sang Juru Selamat. Adventus yang berarti “kedatangan”, Allah yang datang kepada manusia karena kasih-Nya yang begitu besar dalam diri PuteraNya, Yesus Kristus. Ia menjelma menjadi manusia melalui Perawan Maria.
Masa Adven, pada Minggu pekan pertama ditandai dengan penyalaan lilin lingkaran pertama. Penyalaan lilin berwarna ungu ini merupakan tanda pengharapan (harapan). Dengan sukacita dan pertobatan menanti kedatangan Yesus Kristus. Lilin pekan kedua dinyalakan sebagai tanda kesetiaan dan cinta. Umat dengan kesetiaan dan cinta menunggu kedatangan Tuhan. Lilin ketiga merupakan penanda sukacita. Sukacita menyambut kedatangan Kristus di tengah dunia. Sedangkan lilin keempat merupakan lembang perdamaian. Lagi-lagi dalam kebahagiaan dan sukacita menyambut kedatangan Sang Raja Damai.
Jika menarik mundur tahun ini, situasi pandemi masih melingkupi kehidupan kita dan dunia. Kendati situasinya kini sudah berbeda bila dibandingkan dengan Adven 2020. Bagi kita di Indonesia, situasi pandemi oleh pemerintah disebutkan sudah melandai dan dapat dikendalikan. Berita ini tentu akan menumbuhkan imun sukacita dan harapan di hati setiap orang, termasuk umat Kristiani. Jika situasinya kian membaik, maka ada kemungkinan Natal tahun ini dapat dilakukan secara hybrid (gabungan antara online dan offline).
Kondisi yang kian membaik ini kian menumbuhkan optimisme dalam diri setiap orang. Kendati masih terus berhati-hati. Mengingat Covid-19 belum sepenuhnya dapat dihentikan. Hal itu dapat dilihat dari fenomena di beberapa negara di Eropa yang mengalami kenaikan kasus Covid-19. Berkaca dari negara-negara Eropa tersebut, pemerintah kita segera dapat mengambil tindakan preventif agar jeda alias liburan akhir tahun ini tak menjadi pemicu menaiknya kasus baru.
Optimisme akan situasi yang lebih baik saat ini perlu dirawat bersama. Euforia bahwa kita akan terbebas segara perlu ditahan dahulu. Tetap berhati-hati alias mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Hanya dengan ketaatan mengikuti aturan tersebut, kita semua dapat terbebas dari cengkeraman Covid-19 yang dua tahun terakhir mendera kita dan dunia.
Maka, marilah kita, umat Katolik, mengisi empat pekan Masa Adven ini dengan merawat hati dan pikiran kita. Merawat dalam arti, kian melihat diri dalam segala keterbatasan kita. Mari bersama-sama membaca tanda-tanda zaman lewat pelbagai peristiwa yang mewarnai perjalanan kita sepanjang tahun ini dan tahun-tahun yang lalu. Bagaimana kita memakanai Masa Adven ini sejatinya diserahkan kepada masing-masing priabdi dengan memperhatikan dunia di sekitar kita. Semoga Masa Adven ini kian mengasah kepekaan sikap dan kepedulian, serta berbela rasa dengan sesama, terutama yang miskin, tersingkir, dan disabilitas.
HIDUP, Edisi No. 49, Tahun ke-75, Minggu, 5 Desember 2021