HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan II Adven, Yes. 48:17-19; Mzm. 1:1-2, 3, 4, 6; Mat. 11:16-19
YESUS mengumpamakan masyarakat yang dihadapi-Nya saat itu sebagai anak-anak di pasar yang tidak menari ketika mendengar suara seruling dan tidak bersedih ketika mendengar lagu perkabungan. Ini menggambarkan penolakan manusia terhadap Tuhan, serta terhadap utusan-utusan yang dikirim oleh-Nya.
Orang-orang itu berkeras dengan pandangan sendiri, sampai-sampai Tuhan diminta untuk menuruti kemauan mereka. Yohanes mereka sebut kerasukan setan karena tekun bermati raga, sementara Yesus mereka juluki pelahap dan peminum karena sering menghadiri perjamuan. Pada pokoknya, apa pun yang dilakukan utusan Tuhan akan selalu dipersalahkan karena tidak sesuai dengan selera mereka.
Kalau Tuhan saja diatur-atur, apalagi orang lain di sekitar mereka. Orang-orang seperti itu adalah pribadi-pribadi yang keras kepala, yang menuntut pihak lain untuk menuruti apa pun keinginan mereka. Acuannya adalah kemauan sendiri, bukan apa yang benar, bukan pula demi kebaikan bersama. Kita akan berkembang kalau mau mendengarkan. Berkeras dengan pendapat sendiri, tidak mau belajar, dan tidak mau diubah hanya akan membuat kita menjadi pribadi yang begitu-begitu saja.
Jarot Hadianto , Unit Naskah dan Penerbitan Lembaga Biblika Indonesia