HIDUPKATOLIK.COM– MENULIS adalah tantangan besar bagi para guru zaman ini, apalagi hasil karya dipublikasikan berupa buku maupun diterbitkan di media cetak. Tak menampik, minat guru untuk menulis agar dibacakan banyak orang sangat rendah. Realitas ini membuat SMA Pangudi Luhur (PL) Kidul Loji Yogyakarta mengadakan webinar “Melawan Minder Menulis” (3M ), melalui platform Zoom, sabtu, (4/12/21).
Hadir dalam webinar 3M ini para guru se-Indonesia dengan pembicara St. Kartono dan FX Triyas Hadi Prihantoro.
Br. Titus Toto Tri Nugroho, FIC selaku Kepala Sekolah SMP PL Kidul Loji menjelaskan webinar ini sebagai upaya menggugah, mengajak, dan membangkitkan minat para guru untuk aktif menulis lalu karyanya dipublikasikan. Lanjut Br. Titus, kegiatan ini sebagai bentuk sharing antar para guru di manapun yang memiliki profesi sebagai guru yang hobinya menulis. Sebab aktivitas menulis pada dasarnya ditekuni dari tingkat Sekolah Dasar. “Sebagai guru aktivitas menulis merupakan suatu kewajiban,” ujarnya.
Selanjutnya, Br. Titus menambahkan menulis memang aktivitas harian tetapi menulis lalu hasilnya dipublikasikan adalah butuh kualitas tertentu. “Namun bagaimana kemauan dan kemampuan kita ditantang untuk menulis dan dipublikasikan. Kehadiran guru yang suka menulis ini, akan membangkitkan kita untuk berani melawan minder menulis,” ucapnya.
Keberanian Menulis
Webinar ini dimulai dengan pembacaan Tata Tertib oleh Th. Ambar lalu dipandu oleh moderator Benedictus Banic Pribadi.
St. Kartono sebagai pembicara pertama diminta untuk mengaplikasikan webinar ini dalam praktik nyata. Hal ini sesuai harapan dari panitia, “Ada permohonanan agar narasumber mampu mempengaruhi, membangkitkan keberanian Bapak/Ibu guru untuk berani dan mau memulai menulis. Mohon diberikan trik dan tips sederhana tetapi mengena agar mudah dipahami dan menggugah niat menulis,” ujar Kartono, mengulang permintaan panitia.
Dalam pemaparannya, St. Kartono mengajak para guru untuk memahami pentingnya menulis. Untuk menulis, sebutnya, kuncinya terletak pada manajemen waktu untuk membaca. “Pada dasarnya dalam profesi guru, menulis bukan untuk menjadi penulis namun menulis sebagai kegiatan yang melekat pada profesi guru untuk dapat mengajari muridnya,” ucap kartono.
Lebih lanjut diceritakan perjalanannya menjadi penulis di media cetak sejak belum lulus kuliah tahun 1991. Berbagai tulisan mengalir setelah berhasil menaklukkan beberapa media seperti Harian Bernas Yogyakarta.
Berikutnya tulisan-tulisan mengalir sampai saat ini sekurangnya ada 600 karya. Menjadi lebih lengkap saat di tahun 2020 mendapat penghargaan sebagai penulis artikel terbaik tingkat nasional dengan tulisannya “Menjadi Guru yang Gembira.”
FX Triyas Hadi Prihantoro