web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Red Wednesday: Solidaritas bagi Gereja yang Teraniaya

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – JIKA melihat gereja-gereja, bangunan biara, gedung-gedung pemerintahan di Eropa pada Rabu terakhir bulan November, anda akan mendapati pancaran sinar lampu berwarna merah yang menghiasi bangunan-bangunan tersebut. Bukan dalam rangka memasuki Adven atau menyambut Natal, melainkan sebuah simbol keprihatinan. Keprihatinan apa yang mau diungkapkan lewat cahaya merah?

Telah terjadi banyak kasus penganiayaan terhadap umat Kristen di seluruh dunia. Timur Tengah misalnya, tempat lahirnya kekristenan justru terjadi banyak penindasan hingga terancam akan menjadi wilayah “bebas Kristen”, yang berarti tidak ada lagi umat Kristen di sana. Serta masih ada lagi umat Kristen di berbagai belahan dunia yang mengalami ketidakadilan, termasuk juga Indonesia dengan terjadinya beberapa pemboman di saat ibadah berlangsung atau sulitnya mendapat izin pembangunan gereja.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Sejak tahun 2015, sebuah organisasi di Eropa, Kirche in Not (Gereja yang Membutuhkan) melaksanakan peringatan #RedWednesday sebagai momen solidaritas untuk secara khusus mendoakan Gereja di seluruh dunia yang teraniaya dan menderita.

Pelaksanaan awal berlangsung pada Rabu terakhir di bulan November 2015, saat patung Kristus di Rio de Janeiro disinari cahaya merah. Lalu menyusul 2016 air mancur Trevi di Roma juga disinari cahaya merah. Sacre Coeur di Paris, gedung Parlemen Inggris dan Westminster Abbey serta katedral di Manila juga menyala pada November 2017. Berlanjut pada 2018 Colosseum di Roma juga “berkobar” dengan warna merah.

Para aktivis sedang berdoa sambil membawa light stick berwarna merah dalam pelaksanaan Red Wednesday di halaman Katedral Stephan, Wina Austria. (Foto dari http://www.erzdiozese-wien.at)

Peringatan ini sebenarnya ditetapkan pada Rabu terakhir di bulan November, namun setiap gereja boleh memilih hari Rabu lainnya di bulan November yang lebih sesuai untuk pelaksanaan #RedWednesday.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Keuskupan Agung Wina, Austria melakukan #RedWednesday pada 17 November 2021 (Rabu ketiga). Diadakan perayaan Ekaristi di Katedral Stephan, dipimpin seorang imam asal Nigeria bernama Ikenna Okafor yang mengisahkan situasi dramatis umat Kristen di tanah airnya.

Usai perayaan Ekaristi, orang-orang berkumpul di halaman gereja untuk berdoa bersama. Para aktivis menampilkan flashmob menggunakan Leucthstäben (stik cahaya) serta pembacaan buku “Die 21” yang menceritakan kisah para martir koptik di Mesir. Dalam pidatonya, Wolgang Sobotka, dari pemerintahan Austria mengatakan, “Sama sekali tidak dapat diterima bahwa orang menjadi korban kekerasan dan penindasan karena keyakinan mereka.”

Menteri Pendidikan, Susanne Raab mengatakan, “Sangat menakutkan bahwa bahkan hari ini lebih dari 200 juta orang Kristen di sekitar 50 negara masih ditindas, dianiaya atau bahkan dibunuh karena iman mereka.”

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Sedangkan di Keuskupan Agung Munich, Jerman peringatan #RedWednesday diadakan pada 24 November 2021. Gereja-gereja dihiasi cahaya merah sepanjang malam hingga keesokan hari.

Semoga peringatan #RedWednesday bukan hanya sebuah hastag untuk menjadi viral atau sebuah simbolisasi kepedulian, melainkan menggugah hati semua umat manusia, terlebih para pemimpin pemerintahan dimana pun untuk sungguh mengupayakan kebebasan beragama bagi setiap orang dimana pun.

 Sr. Bene Xavier MSsR, dari Munich, Jerman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles