HIDUPKATOLIK.COM – “Kehadiran umat Katolik harus dirasakan oleh masyarakat sebagai dorongan kepada yang baik, adil, dan membangun kehidupan bersama. Itulah kesaksian yang paling penting, karena kita menerima Roh Allah berarti kita harus terintegrasi di dalam masyarakat. Umat Katolik Indonesia sendiri melibatkan diri dalam perjuangan kemerdekaan,politik, dan sosial. Jadi, melibatkan diri bukan untuk kebikan umat Katolik saja tetapi demi kebaikan Indonesia,” ujar Guru Besar Emeritus STD Driyarakar, Romo Franz Mangis-Suseno SJ, pada webinar yang digelar oleh panitia Kreasi Virtual Katolik Indonesia (KVKI) dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, Rabu, 27/10/2021.
Acara ini merupakan rangkaian KVKI 2021. Webinar mengusung tema “Keluarga Katolik untuk Indonesia”. Selain Romo Magnis, pembicara lain adalah Hariyono dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yunarto Wijaya selaku Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, dengan moderator Raja Oloan Tumanggor selaku angota Litbang LP3KN.
Menjadi saksi Kristus, menurut Romo Magnis, berarti memancarkan kebaikan, penyembuhan, penyelamatan Yesus ke dalam masyarakat. “Bagi mereka yang di luar umat, harus dapat merasakan kehadiran kita sebagai sahabat dan pendukung segala kerinduan kebaikan mereka. Untuk itu umat Katolik harus terintegrasi penuh dalam masyarakat,” katanya.
Romo Magnis mengatakan bagaimana umat Katolik bisa dikatakan sebagai saksi Kristus. Ia mengutip perkataan dari Paus Fransiskus “Kita sendiri merupakan “wadah yang mudah pecah kata Paulus. Paus Fransiskus menegaskan tiga hal: Orang-orang miskin, lemah, tertindak harus dapat merasa at home dalam umat kita, Kita bersaudara dengan semua (dalam Fratelli Tutti”) dan kita menjaga “rumah kita”, keutuhan alam (dalam Laudato Si),” ungkapnya.
Menurut Romo Magnis, Gereja Indonesia mempunyai ajaran sosial politik yang kaya dari “Rerum Novarum”1891 sampai “Fratelli Tutti” 2020. “Itu menjadi peganganan bahwa: keadilan sosial, kesejahteraan umum, keutuhan, lingkungan hidup, hormat terhadap hak-hak asasi manusia dan agama-agama lain. Itulah sikap-sikap yang diyakini Gereja harus kita usahakan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menekankan bahwa Gereja Indonesia mendukung penuh Pancasila,” tegas Romo Magnis.
Romo Magnis mengungkapkan bahwa menjadi saksi Kristus dengan membuat nyata cita-cita Pancasila. “Dalam Pancasila nilai-nilai dan harapan-harapan terbaik bangsa Indonesia terungkap, dengan mendasarkan diri pada Pancasila komunitas-komunitas etnik, budaya dan agama Indonesia yang majemuk bisa bersatu sekaligus memuat etika hidup bersama manusia sedunia. Hormat terhadap keyakinan beragama yang berbeda, hak-hak asasi manusia, ikut bertanggun jawab atas negara kita, mendukung demokrasi, tak jemu-jemu mewujudkan keadilan sosial,” ungkapnya.
Bagi Romo Magnis, Pancasila merupakan rahmat bagi umat Katolik “Dari lima sila menghadirkan lima tuntutan, paling dasar etika politik internasional, kebebasan beragama. Sila kedua, hak asasi manusia. Sila ketiga, negara bukan otoriter tetapi milik bangsa. Sila keempat, demokrasi dan sila kelima, keadilan sosial. Jadi kita orang Katolik sebagai pengikut Yesus ikut memberikan kesaksian tentang Kristus dalam masyarakat” ungkapnya.
Laporan: Angela Merici