HIDUPKATOLIK.COM – Hari biasa Pekan XXX : Rm. 8:26-30; Mzm. 13:4-5,6;Luk. 13:22-30
PENGINJIL Lukas memberi sebuah bayangan kepada para pembacanya tentang “Pintu sempit” yang harus dilewati. Suatu permenungan yang agak menakutkan. Mungkin kebanyakan orang kristen sudah mempraktikan kewajibannya untuk menghadiri perayaan Ekaristi, berbuat amal, setia mengikuti semua aturan dan merasa telah memiliki izin bebas untuk memperoleh keselamatan kekal. Kemudian akan sangat kecewa apabila ia menjadi salah satu dari “banyak” yang akan ditolak masuk melalui pintu yang sempit.
Penginjil ingin menegaskan bahwa keselamatan kekal itu adalah sebuah anugerah Tuhan, namun harus disertai dengan usaha manusia. Secara konkret Rasul Paulus memperbandingkan usaha orang Kristen dengan kompetisi atletik (1 Kor. 9:25), berlatih secara intensif dalam meraih kesalehan, berjuang dalam pertandingan yang baik (1Tim. 6:12). Walaupun keselamatan adalah anugerah Tuhan, namun Tuhan mengharapkan kita menghargainya seperti seorang atlet menghargai kemenangannya. Di sini kita membutuhkan disiplin dan tekad seorang atlet dalam mengejar untuk lolos masuk melalui pintu yang sempit.
Saat ini kita hidup dalam masa di mana orang menganggap hidup beriman dan tidak beriman sama-sama valid. Berbagai pelanggaran cinta kasih dan ketidakadilan dianggap biasa, perasaan berdosa semakin menipis. Pertanyaannya adalah kita sedang melangkah menuju ke pintu yang mana?
Sr. Grasiana, PRR , Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma