web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Gerakan Sederhana Membawa Sukacita

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Tragedi bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah, terlebih khusus di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala pada 28 September 2018 masih menyisakan kedukaan.  Dalam situasi tersebut Gereja Katolik hadir secara nyata melalui Caritas Indonesia (KARINA) dan Caritas PSE Manado.

Setelah situasi tanggap darurat berakhir, bantuan yang diberikan Caritas berupa pembangunan rumah hunian dan jamban, serta bantuan livelihood.Tiga tahun telah berlalu. Ada tiga program pembangunan hunian bagi para penyintas, yakni: program hunian AO/014/2019, EA/04/2020 dan EA/06/2021. Di ketiga program ini, Caritas PSE Manado menjadi implementor dengan terus berkoordinasi dengan KARINA.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Pengalaman dalam mengimplementasikan Proyek EA27/2018, EA04/2020 dan EA06/2021 di Palu, Sulawesi Tengah telah menjadi proses pembelajaran yang sangat berarti bagi Caritas Indonesia sehingga banyak hal penting yang bisa menjadi pelajaran bagi keuskupan-keuskupan di Indonesia, terutama tentang apa yang harus dilakukan sebelum terjadi keadaan darurat, apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, bagaimana merespon keadaan darurat dan bagaimana mengelola Emergency Appeal (EA) dengan Caritas Internasionalis.

Learning Event Proyek Emergency Appeal (EA) Palu dan Pertemuan Tahunan Jaringan Nasional Caritas Indonesia diselenggarakan pada 26 – 30 Oktober 2021, Palu, Sulawesi Tengah.

Learning Event Proyek Emergency Appeal (EA) Palu dan Peemuan Tahunan Jaringan Nasional Caritas Indonesia diselenggarakan pada 26 – 30 Oktober 2021, Golden Palu Hotel, Sulawesi Tengah. (HIDUP/Karina Chrisyantia)

Kegiatan ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Manado Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC didampingi oleh Direktur Eksekutif Yayasan Caritas Indonesia Pastor Fredy Rante Taruk dan Direktur Caritas PSE Manado Pastor I. Wayan Sugiarta.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Dalam homilinya, Mgr. Rolly mencoba merefleksikan bacaan Injil Selasa, 26 Oktober 2021 dari Injil Lukas 13:18 – 21. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon. “Ini mengingatkan kita dengan gerakan Caritas yang bermula dari kepedulian. Mulai dari gerakan sederhana yang melibatkan komunitas-komunitas beriman. Namun demikian mempunyai daya dan kekuatan yang kreatif, dan akhirnya membuat pemberharuan sepertu yang tadi kita sudah dengarkan dalam bacaan Injil. Pelayanan yang dilakukan oleh Caritas kembali bersumber pada Yesus. Semasa hidup-Nya, Ia memulai pergi ke daerah-daerah yang kecil, hadir di tengah masyarakat yang tersingkir dan tidak terpandang, begitupun Ia memilih para rasulnya,  bahkan Ia menderita untuk itu hingga mati di Salib.”

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

“Pada pertemuan beberapa hari ini, kita tentu melihat kembali sebagai komunitas beriman, kita adalah Gereja umat Allah yang datang untuk melayani. Melayani itu bagaikan benih yang ditaburkan di dalam hati kita, bagaikan ragi yang memperngaruhi adonannya. Selanjutnya, kita akan mendengarkan cerita-cerita dan melihat dari dekat bagaimana gerakan – gerakan sederhana ini ternyata membawa sukacita bagi orang – orang yang kita layani,” pungkas Mgr. Rolly.

Karina Chrisyantia (Palu, Sulawesi Tengah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles