web page hit counter
Minggu, 3 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Sepatu dan Roh Kudus

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Pagi itu, 14 Oktober 2021 saya berencana ke toko sepatu untuk mencari dan membeli sepatu. Sepatu yang saya beli beberapa bulan lalu, rusak pada bagian sol (mungkin tergores beling di jalan raya) sehingga setiap kali hujan akan basah dan bau. Entah mengapa, yang saya cari di google bukan toko sepatu, melainkan “kirche in München” (gereja di Munich). Saya menemukan “Heilig Geist Kirche” (Gereja Roh Kudus) yang belum pernah saya kunjungi.

Menemukan Roh Kudus

Pergilah saya dengan U-Bahn (underground tram) menuju Marienplatz dengan tujuan mengunjungi pertokoan yang ada disana untuk membeli sepatu. Begitu keluar dari stasiun di Marienplatz saya melangkah sesuai kata hati saya. Sekitar beberapa ratus meter dari stasiun tiba-tiba saya melihat sebuah gereja yang di bagian depannya terdapat tulisan “Spiritus Sancto” (Roh Kudus). Karena penasaran, apakah ini gereja yang tadi saya lihat, maka saya memutuskan masuk ke dalam. Ternyata benar, apa yang saya lihat, persis seperti foto-foto gereja yang tadi saya lihat di internet.

Baca Juga:  GEREJA DI MUSIM DINGIN

 

Gereja Roh Kudus, Munich, Jerman (Foto: Sr. Bene Xavier MSsR)

Di dalam gereja sudah ada banyak umat dan imam di altar. Ternyata baru saja dimulai Perayaan Ekaristi. Saya pun memutuskan untuk mengikuti Ekaristi. Sepanjang Misa, saya terharu dan terkagum-kagum. Saya percaya Roh Tuhan sendiri yang menunjukkan jalan hingga saya bisa sampai di gereja ini dan berkesempatan mengikuti Ekaristi di sini. Sungguh tidak saya duga, bagaimana bisa saya yang niat awalnya membeli sepatu, justru menemukan gereja indah dan bisa ikut misa.

Ketika pembagian komuni, lagi-lagi hati saya tersentuh hingga saya menangis. Pastor yang memimpin Misa sudah tua, dia menggunakan 1 tongkat. Dia harus berkeliling membagikan Komuni (sesuai protokol era pandemi, umat harus menjaga jarak dan pastor berkeliling memberikan Komuni). Setiap tiba di satu umat, ia menyelipkan tongkatnya di lengan kiri, sementara tangan kirinya membawa sibori dan tangan kanannya memberikan Hosti. Lalu ia kembali mengambil tongkatnya dengan tangan kanan untuk dapat berjalan ke umat lainnya. Begitu seterusnya. Hati saya terenyuh melihat perjuangan pastor tersebut. Seketika itu juga saya berdoa semoga Tuhan mengaruniakannya kesehatan, perlindungan dan kebahagiaan.

Baca Juga:  Renungan Harian 2 November 2024 “ Kebangkitan Badan"

Seusai Misa, saya harus segera pulang. Tidak ada waktu lagi untuk mencari sepatu. Saya pikir, ya sudah tidak apa. Saya cari lagi lain waktu. Pengalaman ini jauh lebih berharga, saya menemukan gereja yang baru dan bisa mengikuti Ekaristi adalah berkat yang luar biasa.

Mencari Sepatu

Sore hari ketika ada sedikit waktu senggang, saya kembali pergi ke Marienplatz untuk tujuan semula, mencari dan membeli sepatu. Saya mengunjungi beberapa toko, mencoba beberapa sepatu, tapi tidak juga menemukan yang pas. Pas dari berbagai aspek, pas di kaki, pas di hati dan pas uangnya tentu saja. Ada yang pas di harga, tapi tidak pas di kaki, sebaliknya pas di kaki tapi harganya terlalu mahal bagi saya (yang nota bene segala pengeluaran harus seijin suster pimpinan). Akhirnya saya berniat pulang.

Begitu keluar dari toko, saya sempatkan melihat hape. Dan betapa saya terkejut. Sebuah pesan di WA menanyakan berapa ukuran kaki saya disertai foto sepasang sepatu hitam, tinggi semata kaki dan dengan merk kesukaan saya. Spontan saya menangis terharu. Bagaimana mungkin, seseorang jauh di sana ingin menghadiahi saya sepasang sepatu. Padahal saya sama sekali tidak mengatakan pada siapa pun juga sepatu apa yang saya inginkan.

Baca Juga:  Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus: Meletakkan Pondasi yang Kuat

Saat itu juga suara hati saya berkata, Tuhan kabulkan doa saya bagi pastor tua yang tadi pagi memimpin misa di gereja Roh Kudus. Saya sungguh merasa terberkati, menerima berkat luar biasa dalam kehidupan, bisa merayakan Perayaan Ekaristi dan mendapat hadiah sepatu.

Kebaikan itu getarannya seperti getaran di air yang tenang akibat sebuah kerikil yang dilemparkan kedalamnya. Ketika kita berbuat kebaikan pada seseorang, kita memang tidak menerima kembali darinya, tapi ia yang akan meneruskannya lagi pada orang lain dan kita akan menerimanya lagi dari pihak lain.

Sr. Bene Xavier, MSsR dari Munich, Jerman

3 KOMENTAR

  1. Betapa besarnya Kebaikan dn Kerahiman serta Mujizat TUHAN ALLAH YME…sehingga dr yg tdk ada menjadi ada…pada NYA tdk ada yg mustahil… indahnya jika kt selalu baik kpd orang lain, ter-lebih2 bila kita menghormati orang lain…lbh2 spt Sr.Irene msk ke gereja tsbt ☝️ Marien-kirche dn merasa terharu kpd Pastor tua yg membagikan “Hostie” dn memakai tongkat itu…amin ❤️❤️❤️slm manis dr saya di kota Wina

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles