web page hit counter
Minggu, 3 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Dua Pertanyaan Refleksi dari Uskup Agung Jakarta Menyambut Sinode Para Uskup 2021- 2023

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Sinode Para Uskup 2021-2023 mengusung tema:  “Untuk Gereja Sinodal:  Persekutuan, Partisipasi dan Misi” yang dibuka oleh Paus Fransiskus pada 9 – 10 Oktober 2021. Sebagai ungkapan  sinodalitas, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengadakan pembukaan Sinode pada Perayaan Ekaristi Minggu Masa Biasa XXIX, 17 Oktober 2021.

Menurut Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, setiap tiga tahun, Paus mengundnag Sinode para uskup sedunia untuk membicarakan hal-hal yang penting bagi kehidupan Gereja. “Sinode ini berbeda dibandingkan daripada sebelumnya. Biasanya hanya para uskup (wakil-wakil dari Gereja sedunia) yang dilibatkan dan diundang. Namun, kali ini Sinode disiapkan dengan mendengarkan gagasan atau usul-usul yang diharapkan datang dari berbagai keuskupan di seluruh dunia,” terangnya.


Dalam homilinya, ada dua pertanyaan yang direfleksikan oleh Kardinal Suharyo. Pertama, apa yang mendorong Paus Fransiskus tanpa kenal Lelah terus mencari jalan-jalan baru untuk memperbaharui Gereja?
Sejauh yang dipahami oleh Kardinal, sumber pembaharuan didalam diri  Paus Fransiskus adalah pengalaman dasar yang mengenai Allah Yang Maha Rahim. Pengalaman ini diperoleh ketika Paus berusia 17 tahun, ketika ia membaca kotbah mengenai peristiwa panggilan Matius. Di dalam kotbah itu ditulis kata-kata: “Yesus memandang dia, dengan mata penuh kerahiman dan memanggil di”.  Pengalaman dasar ini, pengalaman akan Allah Yang Maha Rahim, mendorong Paus untuk memutuskan untuk menjadi imam Jesuit.

Baca Juga:  Renungan Harian 31 Oktober 2024 “ 35 Senjata Allah"

“Pengalaman inilah yang menjadi dasar ketika beliau diangkat menjadi Uskup Argentina. Semboyan yang sama masih dipakai ketika beliau dipilih sebagai Paus. Kalau melihat lambang Paus, tertulis dengan Bahasa Latin, Miserando Atque Eligendo, artinya Yesus memandang dia dengan penuh kerahiman, dan memanggil dia,” tambah Kardinal.

Pengalaman dasar akan Allah Yang Maha Rahim merupakan transformasi diri yang akhirnya berbuah pada transformasi institusi yang terus berjalan. Bagi Kardinal, pembaharuan Gereja jelas di dalam cita-cita Paus Fransiskus, yakni menjadikan Gereja seperti rumah sakit di medan perang. Rumusan yang belum pernah terdengar  dalam ajaran Paus manapun.

Pertanyaan yang kedua adalah, mengapa Paus memilih tema ini?
Menurut Kardinal, jawabannya, karena dalam perjalanan waktu, dengan membaca tanda-tanda zaman serta mengingat kembali pesan pokok Konsili Vatikan II, Paus Fransiskus sampai kepada kesimpulan, bahwa watak sinodalitas, adalah watak Gereja Katolik, dalam arti berjalan bersama-sama.

Baca Juga:  Uskup Terpilih Mgr. Maksimus Regus Akan Menyatakan Kesetiaan kepada Takhta Suci dalam Vesper Agung

“Kalau kita sungguh berjalan bersama dan bersama dengan Yesus, kita boleh membayangkan dengan sendiri akan terbentuklah persekutuan yang lebih kokoh, maka semua yang di dalam persekutuan itu akan terdorong untuk berpartisipasi. Partisipasi akan semakin luas akan semakin aktif, maka akan terbuka jalan-jalan baru untuk misi dan evangelisasi yang semakin kreatif,” tuturnya.

Dalam Surat Pengantar Sinode KAJ, Sekretaris KAJ Romo V. Adi Prasojo menjelaskan untuk mewujudkan secara nyata sinodalitas  Gereja, proses  Sinode  itu   akan dilakukan  secara bertahap  dari Oktober  2021 hingga  Oktober  2023. Proses  sinode  dimulai  (Oktober  2021) dari Gereja Lokal  (Keuskupan) yang hasilnya  akan dikirimkan ke KWI  (Maret 2022)  untuk  dikompilasi  dan selanjutnya dikirimkan ke Sekretariat Jenderal  Sinode Para Uskup di Roma (April 2022). Setelah itu Sekretariat  Jenderal  Sinode  akan  mengirimkan Instrumentum  Laboris I (September  2022) untuk dibahas  di tingkat  regional  atau kontinental, dalam hal ini di tingkat  FABC (Konfederasi Para Uskup Asia).  Kemudian   hasilnya   diserahkan  ke  Sekretariat  Jenderal   Sinode   (April  2023).   Setelah  itu Sekretariat Jenderal  Sinode  akan  menerbitkan  Instrumentum Laboris  II (Juni  2023)  yang  menjadi bahan  Sinode  pada  Oktober  2023.  Hasil  dari  sidang  Sinode  di Roma  (Oktober  2023)  akan menjadi Dokumen  Akhir  Sinode Para Uskup.

Baca Juga:  Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus: Meletakkan Pondasi yang Kuat

Karina Chrisyantia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles