HIDUPKATOLIK.COM – PW St. Teresa dari Avila, Perawan dan Pujangga Gereja Rm.4:1-8; Mzm.32:1- 2,5,11; Luk.12:1-7
DALAM bacaan Injil Yesus berbicara soal ragi ketika Ia menasihati orang banyak untuk waspada terhadap orang Farisi. Dengan tegas Yesus mengatakan bahwa ragi yang dimaksud itu adalah sikap munafik orang Yahudi. Ragi adalah sejenis jamur yang dihasilkan dari sisa-sisa makanan yang dibusukkan. Pada dasarnya sebuah ragi adalah sesuatu yang
baik. Untuk membuat sebuah roti, supaya adonan mengembang (jadi banyak), diperlukan hanya sedikit ragi. Analogi inilah yang digunakan oleh Yesus tentang bahayanya sifat munafik dari orang Farisi.
Sikap munafik orang Farisi dimulai dari hal-hal yang kecil-kecil yang tampak dari kehidupan hariannya. Kadang kemunafikan mereka tidak langsung terlihat kalau kita tidak melihatnya
dengan teliti. Terlebih mereka juga sering menutupi sikap munafik mereka dengan hal-hal baik, salah satunya adalah tradisi-tradisi nenek moyang mereka yang mereka agung-agungkan selama ini. Sikap munafik, pura-pura baik, supaya dilihat baik oleh orang lain bisa membawa umat Allah jatuh pada relasi yang palsu dengan Allah dan sesamanya. Inilah yang mau dikritik oleh Yesus, sebab sikap munafik ini membawa manusia memegahkan dirinya dengan menganggap semua berkat yang dia peroleh berasal dari usahanya dalam menjalankan hukum sampai menutup diri pada kuasa kasih Allah.
Romo Josep Ferry Susanto , Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Imam Keuskupan Agung Jakarta