HIDUPKATOLIK.COM – JAM jam saat ini menunjukkan pukul 07.00 WIB ketika saya baru saja keluar dari pintu rumah. Seperti biasanya setelah tugas mengantar anak ke stasiun kereta untuk pergi bekerja, saya pun memulai aktivitas olah raga pagi. Olah raga yang paling saya sukai selama hampir 5 tahun ini adalah lari pagi alias jogging. Olah raga yang menurut saya murah meriah tetapi penuh dengan banyak tantangan.
Saya mulai berlari sambil mengatur napas melangkahkan kaki dengan teratur. Berlari dan berlari pelan tapi pasti karena saya bukan pelari cepat melainkan hanya fokus sesuai dengan kesanggupan diri saya saja. Mengingat usia saya sebentar lagi akan memasuki setengah abad. Tidak mudah untuk berlari diusia ini karena bila tidak berlatih dengan benar akan menimbulkan banyak masalah kesehatan. Terutama di sekitar lutut dan pergelangan kaki saya.
Bagi saya olah raga lari di waktu pagi hari adalah olah raga yang sangat menyenangkan karena pada pagi hari banyak hal-hal positif yang bisa saya nikmati. Sambil berlari saya bisa menyapa ibu-ibu yang bekerja menyapu dan merapikan taman di kompleks rumah. Tak lupa pula saya menyapa tetangga-tetangga yang telah menjadi teman saya berkomunitas selama ini. Saya juga bisa melihat keindahan bunga-bunga dan pohon-pohon buah yang ditanam di taman rumah tetangga-tetangga yang saya lewati. Melihat, menikmati dan memuji keindahan ciptaan yang telah Tuhan berikan kepada dunia ini, untuk saya nikmati melalui olah raga lari pagi ini. Suara burung berkicau dan suara gonggongan anjing juga ikut menemani saya dalam berlari.
Hal yang simpel dan sederhana ini saya nikmati sambil berlari dan mengatur napas agar tidak kecapean. Ini semua menambah semangat dan sukacita saya dalam menikmati hidup ini. Terutama di masa pandemi ini, karena olah raga adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh ini. Tetapi yang harus digaris bawahi adalah saya bukan pelari yang melarikan diri dari susahnya kenyataan hidup ini loh… hehehe…
Dari aktivitas olah raga lari pagi ini saya bisa merasakan kemurahan kasih Tuhan yang diberikan kepada saya dalam menikmati setiap hari baru didalam hidup ini. Saya masih diberikan kesempatan untuk menghirup udara dan menikmati keindahan hari baru. Saya masih diberikan kekuatan dan kesehatan untuk bisa berlari di usia yang sudah mau setengah abad ini. Menikmati udara dingin pagi, sinar matahari yang baru saja bersinar dan panasnya sengatan sinar matahari ketika saya kesiangan pada saat berlari.
Menurut saya lari merupakan olah raga yang mudah untuk dilakukan oleh semua orang, baik tua maupun muda. Tetapi bila tidak dilakukan dengan benar maka olah raga ini menjadi tidak mudah untuk dilakukan. Tahukah anda bahwa didalam berlari diperlukan tekad yang sangat kuat untuk bisa berlari dengan baik dan benar? Pasti sudah terbayangkan susahnya berlari itu…. cape dan melelahkan.
Saat yang paling sulit adalah pada saat saya akan memulai langkah untuk berlari. Berlari mulai dari awal sampai dengan 2 km yang pertama, ini merupakan suatu hal yang tidak mudah. Karena diperlukan usaha yang kuat untuk bisa tetap bertahan melewatinya. Ibarat kendaraan, mesinnya kalau belum panas tidak mau berjalan dengan baik… hahaha…
Saat berlari, menurut saya, yang terpenting adalah bagaimana anda mengatur napas dengan teratur dan melangkahkan kaki untuk berlari dengan benar. Selebihnya hanya butuh kekuatan tekad untuk bisa menyelesaikan lari tersebut dengan waktu dan jarak yang anda inginkan. Fokus pada langkah kaki, fokus pada pandangan ke depan, fokus pada pengaturan nafas dan fokus pada tekad untuk menyelesaikan lari itu sendiri. Bila itu tidak anda lakukan dengan benar maka anda akan merasa ingin cepat-cepat selesai saja dan langsung berbelok untuk berjalan pulang. Selesai deh…
Di dalam perjalanan iman Katolik ini, saya juga mengalami banyak hal yang mirip dengan olah raga lari. Ketika untuk memulai sesuatu yang rohani saya juga memerlukan suatu tekad yang sangat kuat. Untuk bisa memilah dan memilih mana yang bisa saya lakukan untuk menambah dan memperbarui iman. Saya mencoba untuk fokus pada doa setiap hari, misa online dan offline, kegiatan pelayanan, dan pengajaran-pengajaran online. Tetapi terkadang tekad itu juga bisa terhalang dengan berbagai macam kenikmatan duniawi yang terlalu susah untuk ditolak. Apalagi di masa pandemi ini, apa saja sih yang bisa saya dan anda lakukan untuk menjaga agar iman ini tetap berkobar-kobar dan terjaga kesetiaannya?
Selama hampir dua tahun ini, banyak tawaran untuk mengikuti hal-hal yang rohani seperti Misa, pengajaran, doa-doa, puji-pujian yang diselenggarakan secara online. Tetapi banyak pula tawaran lain yang mungkin bisa lebih menarik seperti menonton drama seri, main game, melihat tawaran-tawaran diskon belanja, menu makanan atau masih banyak lagi. Mana yang lebih menarik perhatian dan pikiran anda?
Di masa pandemi ini saya juga berusaha mencari-cari dan mencoba cara menjaga iman Katolik ini. Berusaha untuk bisa lebih dekat lagi dengan Dia, Sang Pemberi kehidupan ini. Karena selama di masa pandemi ini bila saya tidak mengandalkan Dia, mungkin saya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Banyak orang yang pergi dengan mendadak, banyak yang tiba-tiba sakit, stres dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hanya dengan mengandalkan kebaikan dan kerahiman-Nya saya berusaha sebaik mungkin menjaga dan memelihara kehidupan ini.
Saya belajar dan belajar dari keadaan serta peristiwa yang telah terjadi. Berlari dari satu peristiwa yang satu ke peristiwa yang lain. Yang membuat saya secara tidak langsung belajar dan berusaha untuk tetap fokus kepada kebahagiaan keluarga, fokus pada pada doa-doa mohon kerahiman-Nya, fokus pada pelayanan yang sesuai dengan kehendak-Nya dan fokus pada kehidupan yang sangat berharga ini.
Mari kita bersama-sama belajar menjadi pelari yang menyenangkan dan bukan pelari yang melarikan diri dari kenyataan yang ada di dunia ini. Memang tidak mudah tetapi percayalah bahwa Dia akan selalu membantu dan menyempurnakan, apa yang saya dan anda lakukan untuk mencapai garis finish yang terbaik dan sukacita.
Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga