HIDUPKATOLIK.COM – Rm.1:16-25; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 11:37-41
SANTO Paulus melanjutkan refleksinya tentang Sabda Allah yang tertuang dalam Kitab Suci. Ternyata Injil tidak hanya membuka lebar-lebar bagi manusia menapaki jalan-jalan Allah. Di balik rencana keselamatan itu, Allah menghendaki agar manusia menemukan
kebenaran sejati di dalamnya. Kebenaran sejati inilah yang akan melunturkan segala kepalsuan, kebodohan, kejahatan, kepalsuan, termasuk juga nafsu manusia akan segala kekuasaan yang ditawarkan oleh dunia ini. Hal-hal inilah yang membuat manusia berjalan dalam kegelapan, sekalipun manusia mengaku dirinya sebagai orang-orang yang berhikmat dan berakal budi. Padahal hikmat Allah jauh melebihi hikmat manusia yang terhebat
sekalipun.
Sabda Allah mengundang manusia untuk mengenal kebenaran sejati dan melihat cahaya sejati yang menerangi kehidupannya. Kebenaran sejati itulah yang akan membawa manusia untuk memuliakan Allah dan mengucap syukur atas kasih dan rencana keselamatan-Nya. Bagi Paulus pemahaman seperti ini adalah landasan yang kokoh bagi manusia supaya manusia bisa bertransformasi menjadi orang benar yang hidup oleh iman.
Kalau manusia hanya mengagungkan hikmat manusiawinya, bersikeras pada pandangan dan pemikirannya sendiri, ia menutup diri pada hikmat Allah. Akibatnya manusia akan berhenti pada relasi yang dingin dan kaku seperti yang dialami oleh orang-orang Farisi dalam bacaan Injil, di mana mereka tidak berbuah dalam relasinya dengan Allah.
Romo Josep Ferry Susanto , Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Imam Keuskupan Agung Jakarta