HIDUPKATOLIK.com – Awal tahun 2020, bencana Siklon Seroja menerjang beberapa daerah di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Berangkat dari sini, maka dirasa perlu untuk menyiapkan relawan yang tangguh bencana. Hal inilah yang melatari diadakannya Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tanggap Darurat Bencana yang diadakan di wilayah Keuskupan Atambua.
Sambil menerapkan protokol kesehatan ketat, sebanyak 144 relawan dari 57 paroki mengikuti pelatihan yang diadakan di empat Dekenat Keuskupan Atambua, yaitu Dekenat Mena, Dekenat Belu Utara, Dekenat Kefa, dan Dekenat Malaka, pada Juni-September 2021. Lewat kegiatan ini, Caritas Keuskupan Atambua bekerja sama dengan Caritas Indonesia ingin mencetak relawan-relawan tangguh bencana yang diharapkan siap untuk bergerak ketika sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Dengan terbentuknya kelompok relawan di dekenat-dekenat, paling tidak kita sudah memiliki tenaga-tenaga terlatih yang “siap layan”, ketika kita mengalami kesulitan-kesulitan entah itu karena bencana kemanusiaan maupun itu bencana alam,” ungkap Direktur Caritas Keuskupan Atambua Romo Maximus Sikone, akrab disapa Romo Maxi, ketika diminta pendapatnya tentang perlunya pelatihan peningkatan kapasitas relawan.
Kegiatan peningkatan kapasitas ini adalah bagian dari keseluruhan pelaksanaan Program Rehabilitasi-Rekonstruksi paska bencana badai Seroja yang dilaksanakan Caritas Keuskupan Atambua bersama Caritas Indonesia. Selain peningkatan kapasitas relawan, bidang lain yang juga dikerjakan adalah WASH, Livelihood dan bantuan pangan.
Situasi kedaruratan memang tak bisa dihindari oleh siapapun. Karena itu, Romo Maxi menyatakan bahwa para relawan yang telah mengikuti pelatihan itu hendaknya mengingat spritualitas orang Samaria, dimana orang sungguh berbela rasa satu sama lain.
Antonius E. Sugiyanto / Albert Suryo
(Caritas Indonesia)