HIDUPKATOLIK.COM – Rm. 1:1-7;Mzm. 98:1-2 -3ab, 3cd – 4; Luk.11:29-32
BAGI manusia rahasia karya keselamatan Allah sungguh terbuka selebar-lebarnya sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus. Allah yang kita imani, bukan hanya menuntut manusia untuk takluk pada diri-Nya, tetapi sekaligus memberikan pegangan yang kokoh supaya manusia dapat ikut serta dalam karya keselamatan itu. Melalui pewartaan para
nabi dan pengalaman rohani yang dicatat dalam Kitab Suci, kita bisa melihat ternyata
ada sesuatu yang khas dalam iman orang Israel dan juga iman Kristiani, yaitu relasi.
Antara Sang Pencipta dan ciptaan terdapat sesuatu yang luar biasa yaitu relasi yang
intim, atau bisa dikatakan relasi yang bersahabat.
Allah mengajak umat-Nya untuk bisa berelasi dengan diri-Nya, hidup bersama Allah, menghidupi jalan-jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah. Dalam relasi itu, Allahlah yang berinisiatif terlebih dahulu, membuka diri-Nya untuk dikenali oleh manusia. Allah juga menyampaikan rahasia kehendak-Nya, di mana manusia diajak untuk ikut terlibat di dalamnya. Bagi Allah, manusia bukan sekadar obyek belaka, tetapi juga sebagai pelaku demi terciptanya karya keselamatan itu. Kenyataan yang demikian agung itu haruslah membawa manusia pada sukacita sejati, sebagaimana diungkapkan oleh pemazmur hari ini.
Namun tidak demikian dengan orang-orang Yahudi yang dikritik oleh Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Mata mereka seolah buta, atau tidak mau melihat karya Allah yang sedang ditunjukkan kepada mereka. Mereka tidak menanggapi ajakan Allah dengan sukacita, tetapi melihatnya sebagai beban, peraturan yang membelenggu yang berasal dari pikiran
mereka sendiri. Dari sini kita belajar pentingnya membuka hati, pikiran, bahkan kehendak kita sebagai manusia agar Allah bisa masuk, ikut campur dalam kehidupan kita.
Romo Josep Ferry Susanto , Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Imam Keuskupan Agung Jakarta