HIDUPKATOLIK.COM – Pw. St.Fransiskus dari Assisi, Yun.1:1-17,2:10;Yun 2:2,3,4,5,8;Luk.10:25-37
KISAH Orang Samaria yang baik hati mengajarkan bahwa dasar kasih kepada sesama adalah mencintai seperti kepada diri sendiri. Mencintai sesama seperti diri sendiri membangkitkan sikap tanggap, peka dan peduli tanpa melihat panjang lebar akan latar belakang seseorang itu. Orang Samaria tergerak oleh belaskasihan melihat orang yang babak belur karena ulah orang yang tidak punya hati. Dia bertindak spontan, mau repot sebentar bahkan rela mengeluarkan isi dompetnya untuk perawatan si korban. Mencintai
sesama itu adalah ungkapan konkret mencintai Tuhan. Kontras dengan kedua pendahulunya yaitu Imam dan Lewi yang juga berhadapan dengan peristiwa yang sama, tetapi mereka berlalu begitu saja, tidak ada kesediaan mau berkorban untuk menolong.
Santo Fransiskus Assisi yang diperingati hari ini mengerti kebenaran mencintai itu dengan ‘menjadi saudara bagi semua termasuk ciptaan lainnya’. Sebagai tanda dan ungkapan persaudaraan itu adalah salam “damai dan sejahtera” (pace e bene). ‘Siapa saudaraku?’, suatu pertanyaan yang tetap butuh jawaban konkret. Saudara/i ada selalu di sekitar
kita. Semoga kita lebih mencintai daripada dicintai, dengan memberi kita menerima
dengan mati suci bangkit untuk kehidupan kekal.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap , Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)
