HIDUPKATOLIK.COM – Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta, Salman Habeahan menghimbau kepada para siswa-siswi Katolik untuk dapat menanamkan serta meningkatkan pemahaman dan latihan kepemimpinan dalam semangat moderasi beragama serta dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan pemahaman dan penghayatan jiwa kepemimpinan yang moderat baik di lingkungan sekolah maupun di Gereja.
“Siswa Katolik harus belajar dan berlatih menjadi pemimpin dengan aktif berorganisasi sejak di bangku sekolah. Kalian di sini juga terpanggil untuk bisa jadi pemimpin di masa mendatang di lingkungan Gereja dan masyarakat kelak,” ungkapnya pada acara bertajuk Pembinaan Siswa Katolik Tingkat Menengah di Jakarta, Kamis, 30/9/2021.
Menurut Salman, model kepemimpinan yang moderat bisa dilihat pada sosok Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayeb. “Dalam pertemuan mereka di Abu Dhabi pada tahun 2019 lalu, mereka menghasilkan sebuah dokumen yang amat penting, yaitu Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan,” ujarnya.
Salman mengatakan, Paus Fransiskus dan Al-Tayeb adalah model pemimpin yang moderat. “Agama tidak menjadi halangan bagaimana membawa perubahan membangun kepemimpinan yang memperjuangkan bukan hanya kepemimpinan kelompok kecil tapi kepentingan semua umat manusia di dunia ini, tanpa batas agama, suku, ras, dan golongan,” tambahnya.
Selain Salman, hadir dalam acara yang diselengarakan oleh Bimas Katolik Kanwil Agama Prop. DKI Jakarta ini sebagai narasumber, Hasan Basri Sagala (Tenaga Ahli Menteri Agama), Andreas Bangun, (dosen Universitas Kalbe), Fidelis Waruwu (pengamat pendidikan).
“Ciri-ciri seorang pemimpin itu pertama wajib dapat memimpin dirinya sendiri kemudian baru kelompoknya untuk menjaga persaudaaraan antaragama tetap terjaga di nusantara ini, oleh karena itu sebagai seorang pemimpin jangan pernah tabu mengakui bila ada yang baik di luar agama kita,” tambah Hasan.
Sumber Humas Bimas Katolik DKI Jakarta-Norman Sitinjak