web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Khasiat Air Gua Maria

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Pastor, air-air dari Gua Maria di Indonesia itu sebetulnya berkhasiat tidak ya? Banyak yang kalau ke Gua Maria, contohnya ke Sedangsono, lalu pulang membawa airnya. Sebetulnya khasiatnya apa? (Aji Kristanto, Malang)

Aji yang baik, pertanyaanmu mengingatkan saya pada air Lourdes, di Prancis, yang termahsyur, yang dipercaya mempunyai daya menyembuhkan. Mungkin baik, sebelum menjawab kita bahas sedikit air ini. Air ini, muncul ketika Bunda Maria pada tahun 1858 menampakkan diri kepada Santa Bernadette Soubirous. Bunda memintanya untuk minum air yang keluar di dalam Gua Massabielle. Peristiwa pun berkembang, makin banyak orang ingin minum atau mandi dengan air itu karena percaya akan khasiat menyembuhkan air itu. Dari website Sanctuari Lourdes (www.lourdes-france.org/en/miraculous-healings), tercatat 70 penyembuhan yang diakui sebagai mukjijat dengan perantaraan Ibu Maria dari Lourdes hingga kini. Namun apakah benar air itu yang menyembuhkan? Jawabannya: bukan, bukan air itu penyebabnya, melainkan doa dan iman yang tulus melalui perantaraan Bunda Marialah yang menyebabkan mukjijat itu terjadi.

Baca Juga:  Kongregasi Misionaris Claris Tingkatkan Kompetensi Para (Calon) Anggota

Dari segi fisik air Lourdes biasa saja. Penelitian mengatakan bahwa kandungan air Lourdes tidak berbeda dengan air-air lain dari pegunungan itu. Memang bukan air itu yang menyembuhkan, orang bisa salah fokus. Santa Bernadette sendiri mengingatkan: “Air ini dipandang sebagai obat… tetapi kalian harus terus beriman dan berdoa. Air ini tak dapat melakukan apapun tanpa iman.” Karena itu, meskipun amat banyak laporan kesembuhan, tak banyak yang sungguh-sungguh merupakan mukjizat Lourdes. Dengan amat teliti tim ahli akan meyelidikinya. Yang amat penting juga adalah bahwa penyembuhan itu tidak hanya menyangkut hal fisik saja, namun juga disertai dengan pengalaman rohani yang nyata. Iman diteguhkan dan hidup baru dialami.

Nah, letak mukjizat sesungguhnya ada di sini: yaitu bahwa penyembuhan itu terjadi melalui air yang biasa, tetapi terjadi secara luar biasa berkat rahmat Tuhan yang dimohonkan dalam iman. Hal ini bisa dibandingkan dengan air di gua-gua ziarah di
Indonesia. Kalau dibuat penelitian fisik, besar sekali hasilnya pun sama: Airnya biasa-biasa, mirip dengan air dari mata air lainnya. Jadi secara fisik khasiat air itu tidak luar biasa, selain bahwa air itu bersih dan bisa diminum.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Jadi bolehkah mengambil air dari tempat-tempat ziarah? Tentu boleh. Kebiasaan ini bermakna simbolik dan rohani. Air sendiri adalah anugerah istimewa Pencipta, yang mempunyai daya membersihkan, menyucikan dan menghidupkan. Air adalah syarat kehidupan semua makhuk. Dalam banyak tradisi rohani, karakter air ini dipakai untuk melambangkan daya hidup Ilahi. Terutama dalam tradisi Kristiani, air ini selalu dikaitkan dengan daya Roh Tuhan sendiri, yang menyucikan dan menghidupkan: dalam Baptisan, dalam pemberkatan-pemberkatan, dan dalam doa-doa. Yesus sendiri menyebut diri-Nya pembawa air hidupn(bdk. Yoh. 4:14). “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”(7:37-38). Maka pantaslah bila di tempat-tempat ziarah, dimana orang rindu meneguk air hidup melalui laku ziarahnya, disediakan air seperti itu. Apa yang dirindukan dan dihayati dalam iman diteguhkan dalam tindakan lahiriah. Sungguh kebetulan bahwa seringkali tempat ziarah berada dekat dengan mata air atau sumber air. Kesegaran air itu sungguh selaras dengan buah iman dan doa yang dialami. Namun air tetaplah air, daya khasiatnya bukan pada air itu sendiri, melainkan bahwa dengan bantuan air itu orang dikuatkan dalam iman dan diteguhkan untuk terus setia dalam doa.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga dari Sinode ke Sinode, Terus Bertumbuh dan Berakar

Jadi kebiasaan mengambil air di tempat ziarah adalah kebiasaan baik. Yang tidak baik adalah kalau air itu dikeramatkan, sebab bukan air itu yang berkhasiat, melainkan doa yang penuh iman.

HIDUP NO. 32, 8 Agustus 2021

 

Pastor Gregorius Hertanto, MSC
(Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara)

 

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: 

re**********@hi***.tv











 atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles