HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XXV; Hag.2:1b-10; Mzm. 43:1, 2, 3, 4; Luk. 9:19-22
SIKAP lalai terhadap runtuhnya Bait Allah diserukan Allah melalui Nabi Hagai yang mengajak Israel kembali akan keindahan rumah Tuhan di masa awal. Kesetiaan Allah terhadap ikatan perjanjian kasih dengan bangsa Israel, dinyatakan dalam tindakan akan melenyapkan semuanya, membangun dan membaruinya kembali. Gambaran tentang Bait Allah yang diruntuhkan dan dibangun kembali, merupakan simbol kedatangan Yesus
secara definitif untuk menebus manusia dan menyelamatkan dunia dari dosa. Allah tidak menghukum Israel melainkan memulihkan dan membawanya kepada cinta mula-mula.
Cinta mula-mula amat penting dalam membangun sebuah ikatan, baik dengan Allah maupun antar sesama. Cinta manusia amat lemah, mudah memudar akibat tergerus waktu dan rutinitas. Yesus ingin para murid kelak menjadi teladan dalam mengobarkan semangat kebersamaan sebagai Tubuh Mistik-Nya. Kuncinya adalah relasi personal, bukan ikut-ikutan atau terbawa arus umum. Kesadaran ini amat vital bagi hidup iman, yaitu tanggapan personal atas kasih Allah kepada manusia. Relasi personal dengan Allah memampukan manusia bertahan dalam dambaan suci dan kehendak kuat, agar perjanjian kasih dapat diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Kini Yesus juga bertanya kepada kita, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” (Luk.9:20).
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta