HIDUPKATOLIK.COM – Pesta St. Matius, Rasul & Penginjil; Ef.4:1-7, 11-13; Mzm.19:2-3,4-5; Mat.9:9-13
TIDAK sedikit orang merasa dirinya hebat, suci, dan lebih baik daripada orang lain karena ia aktif di berbagai kegiatan rohani dan rajin memberi sumbangan. Ibadah, laku tapa, dan aneka kebaikan sering dianggap sebagai tiket masuk Surga. Peran rahmat Allah dilupakan. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit,” kata Yesus. Kita semua
perlu mengakui diri sebagai pendosa yang dicintai Tuhan.
Akhir-akhir ini banyak orang beragama namun tidak beriman. Ada yang mati-matian membela agama dan hukum-hukum agama, bahkan atas nama Tuhan, dengan melanggar kemanusiaan. Orang terperangkap dalam legalitas agama, degradasi moral, dan miskin nurani. Agama tidak lagi menjadi jalan untuk mewujudkan hukum cinta kasih yang menyuburkan benih-benih iman namun sebaliknya, mematikan segalanya.
Agama-agama harus menjadi jalan kesatuan, bukan membesar-besarkan keterpisahan. Paus Fransiskus menegaskan bahwa, Gereja adalah rumah bagi para pendosa, bukan istana untuk orang suci. Gereja adalah sakramen Kristus, wujud dari kepenuhan Kristus yang mempersatukan segala di dalam diri-Nya. Secara institusional maupun spiritual,
Gereja adalah jembatan antara Allah dan manusia, serta kemah kediaman yang aman
bagi semua orang.
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta