HIDUPKATOLIK.COM – RAUT wajah gembira dan sukacita terlihat pada wajah anak-anak dan orangtua yang menerima sakramen-sakramen di Paroki Kristus Raja Kimaan, Keuskupan Agung Merauke. Bertepatan dengan Hari Raya Kelahiran St. Perawan Maria, Rabu, 8 September 2021, diadakan penerimaan tiga sakramen sekaligus dalam satu Perayaan Ekaristi. Masing-masing sakramen itu adalah Sakramen Pembaptisan bagi 39 anak dan 1 dewasa, Komuni Pertama bagi 40 orang, dan Sakramen Perkawinan bagi 7 pasangan. Penerimaan tiga jenis sakramen sekaligus ini karena alasan pastoral saja, di mana ada orangtua yang baru menikah sekaligus anaknya dibapis dan terima Komuni Pertama. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor Yohanis Elsoin dan Pastor Yakobus Priyono selaku Vikep Kimaam.
Satu hal yang unik dari penerimaan sakramen kali ini adalah pakaian yang dikenakan para peserta. Kalau biasanya secara umum kita menemukan pakaian hitam-putih atau seragam yang umum ditempat lain, kali ini umat setempat masih mengenakan pakaian tradisional. “Gereja mengikuti saja. Yang penting tidak melenceng dari liturgi di samping itu euforianya juga lebih dapat karena pesta,” kata Pastor Yohanis.
Sebelum menerima sakramen, anak-anak yang menerima Komuni Pertama dan orangtua yang melangsungkan perkawinan diberikan pembekalan terlebih dahulu tentang katolisitas.
“Sakramen adalah tanda rahmat dan kehadiran Tuhan dalam hidup manusia. Yesus Kristus adalah Sakramen Dasar, karena seluruh hidup Yesus Kristus menghadirkan Allah kepada manusia. Di mana rahmat dan kasih Allah menjadi nyata dalam diri Yesus. Rahmat dalam sakramen hanya akan menjadi efektif jika penerima sakramen memiliki iman dan keadaan batin yang siap dalam pelaksanaannya,” ujar Pastor Yohanis
“Sakramen Baptis merupakan pintu gerbang bagi sakramen lainnya di mana Baptis memberi tanda bahwa kita menjadi milik Kristus selamanya karena memperoleh meterai kekal yaitu tanda yang selamanya tak terhapus,” tambahnya.
Kepada para peserta Komuni Pertama, Pastor Yohanis mengatakan, menerima Roti dan Anggur untuk pertama kalinya setelah mereka dibaptis secara Katolik adalah sebuah tradisi dalam Gereja Katolik.
Kepada pasangan yang saling menerimakan Sakramen Perkawinan, Pastor Yohanis mengatakan bahwa Sakramen Perkawinan merupakan rahmat pengudusan dan rahmat pembantu di mana Allah hadir dalam keluarga, menjadi sumber kasih, rezeki dan cinta, keselamatan dan kebaikan. “Maka dasar perkawinan adalah cinta di mana ada saling membahagiakan pasangan dengan mengorbankan diri demi kebahagiaan pasangan,” ujarnya.
Di bagian lain khotbahnya, Pastor Yohanis juga mengajak seluruh umat yang hadir pada perayaan ini untuk merenungkan peristiwa kelahiran St. Perawan Maria. Menurutnya, penghormatan kepada St. Perawan Maria karena ia dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus. “Ketulusan hati Santa Perawan Maria menerima karya keselamatan Allah. Maka dengan adanya penerimaan sakramen oleh semua peserta yang hadir juga menyatakan telah menerima karya keselamatan Allah juga,” tambahnya.
Helen Yovita Tael (Kontributor, Merauke)