HIDUPKATOLIK.COM – Para pimpinan Domsav boleh silih berganti dari zaman sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Namun semangat Santo Domenico Savio tak pernah berubah untuk dihidupi di sekolah yang dikelola Bruder-bruder FIC ini.
SMP Pangudi Luhur (PL) Domenico Savio (Domsav) yang terletak di Jalan dr. Sutomo 6 bersebelahan dengan Bruderan FIC Randusari, satu komplek dengan TK/SD PL Bernardus dan Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosari, Katedral Semarang. Sejak berdirinya tanggal 1 Agustus 1936 SMP PL Domsav selalu berusaha untuk mempertahankan eksistensinya menjadi sekolah terbaik sampai saat ini. Sekolah ini menjadi sebuah pilihan sejak berdiri yang pengelolaan di bawah Bruder FIC (Congregatio Immaculatae Conceptionis Beatae Mariae Virginis-Kongregasi Para Bruder Santa Perawan Maria yang Terkandung Tak Bernoda).
Dalam catatan sejarah, sebelum kehadiran FIC di Semarang, telah hadir lebih dahulu para Suster Franceskanes dengan beberapa sekolah di antaranya sekolah ELS (Europe Lagere School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwicjs), Kweekschool (sekolah pendidikan guru), rumah piatu para Bruder Aloysius (Oudenbosch) dan beberapa HIS (Holland Indische School) milik Yayasan Kanisius
Kerinduan masyarakat Katolik di Semarang sangat kuat akan kehadiran para Bruder FIC di tanah Jawa pada 20 September 1920. Setelah melihat dan mengetahui perkembangan FIC di Ambarawa dan misi di Semarang baru bisa dimulai pada tahun 1934 (Lih. Donum Desorsum hal 84).
Secara historis SMP PL Domsav merupakan pewaris dari sekolah sebelumnya. Saat Gereja di Semarang mulai berkembang, tahun 1927 lapangan Randusari dibeli. Belajar dari keberhasilan sekolah MULO di Ambarawa tahun 1928, Semarang berkehendak mendirikan MULO dengan nuansa Katolik. Setidaknya rapat persiapan MULO telah dimulai bulan Maret 1934. Rapat persiapan dihadiri Superior Misi, Pengurus Kanisius, Bruder August dan Bruder Bonifasius.
Secara resmi biara Randusari berdiri dimulai 1 September 1934 dan waktu itu perhatian utama berpusat pada HCS (Holand Chines School) merupakan hal baru bagi misi FIC sebagai karya pastoral di tengah masyarakat Tionghoa di Semarang. Upaya para Bruder FIC berusaha menyelami lebih dalam akan kultur yang berbeda dengan sebelumnya.
Kisah harus berkehendak lain dengan kehadiran MULO di Semarang. Joachim van der Linden membahasakan sebagai gerbang menuju hari depan yang gemilang. Tahun 1934 menjadi tonggak bersejarah gedung MULO yang kelak diwariskan pada SMP PL Domsav. MULO menjadi sekolah tanpa subsidi karena masa krisi keuangan dan yayasan Kanisius menganggap penting proyek MULO dengan membangun lima ruang kelas di tahun 1934. Sebagai pelopor pembangunan gedung MULO Randusari adalah Bruder Bonifasius dan Bruder Marcellianus. Mereka berdua telah memulai dasar dari nol bahkan dalam situasi keuangan yang tidak mencukupi. Menjadi moment penting bagi MULO Randusari, visitasi Bruder Christinus mengambil sejumlah keputusan bahwa MULO akan menempati gedung bertingkat dua berkerangka besi.
Gedung sekolah dibangun awal tahun 1936 oleh seorang arsitek Belanda Van Ayen, dan pembangunan gedung selesai pada 1 agustus 1936. Sekolah ini terletak di sebelah selatan Biara FIC Randusari yang telah selesai dibangun terlebih dahulu. Gedung yang selesai dibangun digunakan sebagai Sekolah Dagang atau sekolah Perniagaan ( Handel School). Angkatan pertama sebanyak 20 orang, tahun kedua 30 murid, tahun 1938 sebanyak 74 murid dan 33 diantaranya Katolik dan tahun 1939 sebanyak 97 murid. Sepuluh tahun berikutnya (1947) Bruder Bonifasio, FIC membuka sekolah MULO dengan gedung yang sama menjadi Middle Bar School.
Dalam perkembangannya menjadi SMP PL Domsav. Sekolah yang sangat bagus dan memiliki peralatan penunjang pelajaran Ilmu Alam yang sangat lengkap pada waktu itu. Nama SMP Domenico Savio diberikan oleh Bruder Octavius Steune, FIC yang menjabat sebagai kepala sekolah. Pada awalnya nama Domenico Savio hanya untuk gedung depan karena gedung belakang untuk SGA yang selanjutnya SGA pindah ke Candi yang saat ini menjadi SMA PL Don Bosko. Salah satu ciri dari sekolah bruderan waktu itu adalah murid-muridnya semua putra, termasuk juga tenaga gurunya. Sesuai dengan perkembangan zaman, pada tahun 1973 SMP PL Domsav mulai menerima murid putri.
Minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di SMP PL Domsav sangat besar sehingga sekolah ini mengalami kelebihan murid. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibukalah SMP PL Domsav II yang menempati sebagaian lokal SPG Don Bosko. Kemudian, pada tahun 1978 SMP PL Domsav I dan II bergabung kembali dengan pengaturan, kelas I menempati gedung depan, kelas III menempati gedung belakang, dan untuk kelas II di gedung depan tetapi masuk siang.
Pada tahun 2008 SMP PL Domenico Savio menyelesaikan pembangunan gedung baru untuk kelas II. Dengan demikian, mulai tahun ajaran 2008/2009 semua siswa kelas I, II, dan III (sekarang VII, VIII, dan IX) masuk pagi. Jumlah kelas yang ada untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 11 kelas.
Terus Bertumbuh
Sesuai dengan data statistik lima tahun terakhir jumlah siswa SMP PL Domsav relatif stabil dengan minat lulusan SD di Semarang guna melanjutkan sekolah. Sebanyak 33 kelas masing-masing tingkat kelas 7,8 dan 9 sampai tahun ajaran 2021/2022 berjalan. Adapun jumlah peserta didik tahun 2016/2017 sebanyak 1.163 siswa, 2017/2018 sebanyak 1.150, 2018/2019 sebanyak 1.135 siswa, 2019/2020 sebanyak 10.68 siswa dan 1921/1922 sebanyak 1045 siswa. SMP PL Domsav membatasi jumlah siswa per kelas maksimal 32 siswa dalam rombongan belajar mengikuti aturan Pemerintah.
Dalam kepemimpinan (kepala sekolah) di SMP PL Domsav secara periodik setelah kemerdekaan adalah Bruder Octavianus Steune, FIC ( 1950-1958), Bruder Geradino G.M.S Toebosch, FIC ( 1958-1965), Bruder Cyrinus Dinjene, FIC (1965-1971), Bruder Michael Poedyartono, FIC (1972-1977). Sejak tahun 1 januari 1978 diangkat Kepala Sekolah secara definitif oleh Pemerintah dengan kewenangan urusan ekstern oleh Aloysius Sudarsono dan urusan intern dipegang oleh bruder dengan istilah Pimpinan Sekolah yaitu Bruder Yohanes Muryadi, FIC (1978-1979), Bruder Ignatius Purwono, FIC (1979-1981), Bruder Herman Yosef Kuwat, FIC (1981-1984), Bruder Frans Sugi, FIC (1984-1988), Bruder Stefanus, FIC (1988-1991), Bruder Yohanes Trimanto, FIC (1991-1992), Bruder Alfonsus Marsuki, FIC (1992-1996), Ignatius Djemono (1996-2000), Bruder F.A. Dwiyatno, FIC (2000-2004), Bruder Theodorus Suwariyanto, FIC (2004-2007), Bruder Antonius Paryanto, FIC (2007-2012), Bruder Albertus Suwarto, FIC (2012-2017). Bruder Martinus Sariya Giri, FIC (2017-2020) dan Bruder Antonius Parjana, FIC (2020 sampai sekarang).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, B. Budi Binanto mengatakan, sampai saat ini SMP PL Domsav menjadi pilihan utama sebagai sekolah terbaik di Semarang. Dalam pembangunan karakter nilai nilai yang diteladani sesuai semangat Domenico Savio menjadi bagian kehidupan. Nilai itu adalah ketekunan, kerendahan hati, semangat juang, semangat religius, sikap yang tabah, suka berkorban, sikap yang mengasihi teman, sikap rajin belajar, sikap jujur dan sikap taat menjadi bagian kehidupan warga Domsav. “Nilai yang selalu dihidupi adalah menjadi insan LUAR BIASA (Luhur, Unggul, Aktif, Rendah Hati, Bersaudara, Inovatif, Adil, Santun, Andal ),” ujarnya.
Sesuai kebijakan dan kebutuhan stakeholder SMPL PL Domsav mengikuti perkembangan zaman dan kehendak pelanggan. Seperti diungkapkan Wakil Kepala Sekolah Sarana Prasarana, Sephian Dewi Kurniawati bahwa sekolah pernah menerapkan sistem manajemen mutu International Organization for Standardization (ISO 9001:2008 ) dengan No. 45394/A/001/UK/-EN tahun 2011-2020 dari URS (United Registrar of System), kelas akselerasi dan sekarang kelas Integrasi. Program kelas ini berdasarkan hasil psikotest calon siswa. Karena banyak siswa masuk klasifikasi superior-very superior Anak dengan status IQ superior – very superior memiliki kebutuhan khusus yaitu pelayanan cepat (akselerasi), luas dan dalam (pengayaan). “Karena program Akselerasi telah ditutup pemerintah. Program pengayaan menjadi pilihan SMP PL Domsav untuk melayani anak berkebutuhan khusus very superior dalam bentuk Program Integrasi Kelas,” ucapnya.
Kelas Integrasi sendiri salah satu bentuk program inklusi. Program ini menempatkan anak-anak berkebutuhan khusus di dalam satu kelas untuk diberi pelayanan secara khusus sesuai dengan kebutuhan anak. Program sekolah/kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan anak yang dikemas dalam bentuk belajar tingkat tinggi; luas dan dalam. “Program tambahan kelas ini dengan adanya sidang Akademi, Kristianitas, Wawasan kebangsaan, pengayaan IPA, Live in, rekoleksi,” tambahnya.
Untuk memperlancar proses pembelajaran, sekolah menyediakan berbagai sarana dan prasarana penunjang. Meliputi sarana protokol kesehatan (cek suhu, tempat cuci tangan), Aula, Ruang Musik, Lapangan Basket dan Voli, Ruang Komputer, Ruang Perpustakaan, Laboratorium IPA Fisika dan Biologi, Ruang Audio Visual, Dapur, Taman Taksonomi, Taman Domsav, Ruang UKS, Kafetaria dan Kantin.
Semua Ruang Kelas, Kantor, Lab. Komputer, Ruang Musik, UKS dan Perpustakaan dilengkapi dengan AC, Liquid Crystal Display (LCD) dan Closed-Circuit Television (CCTV). Di masa pandemi ini untuk mempersiapkan tatap muka sekolah juga menyiapkan sarana pembelajaran berbasis hybrid learning. “Ada tiga kelas dilengkapi perangkat hybrid learning dapat menjadi sarana guru mengajar secara luring dan daring, “ tandas guru IPA ini.
F.X. Triyas Hadi Prihantoro (Kontributor/Semarang)
HIDUP, Edisi No. 37, Tahun ke-75, Minggu, 12 September 2021