HIDUPKATOLIK.COM – Dampak pandemi Covid – 19 pada bidang pendidikan cukup besar. Salah satu yang terjadi selama setahun ini adalah komunikasi antara tenaga didik dan peserta didik yang tadinya langsung (tatap muka), kemudian menjadi komunikasi secara virtual. Begitu juga dengan kegiatan belajar dan mengajar, dari mengerjakan pekerjaan rumah (pr) hingga ujian.
“Para pelaku pendidikan hendaknya mengadopsi kebiasaan baru dan menjadikannya sebagai habitus baru. Sudah setahun lebih berjalan berjibaku dengan situasi pandemi saat ini maka Pemuda Katolik memandang penting mengangkat tema khusus tentang bagaimana membangun spiritualitas pendidik dan seperti apa refleksi para pelaku pendidikan atas perkembangan yang terjadi dengan harapan memotivasi bagi kita semua untuk terus tetap bergerak dalam situasi yang kritis ” ujar Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Iptek Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta Marcelinus Frelly Sitanggang.
Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta menggelar webinar bertajuk “Membangun Spiritualitas Pendidik dalam Pendidikan Era Digital” dengan menghadirkan beberapa narasumber yakni Sekretaris Eksekutif Komisi Pendidikan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo TB. Gandhi Hartono, SJ, Rektor Universitas Katolik Parahyangan Mangandar Situmorang, Anggota Komisi X DPR RI MY. Esti Wijayati, dan Wakil Kurikulum Sekolah Tri Ratna Robertus Afrianus Nanga.
Dalam webinar yang diselenggarakan Sabtu, 4 September 2021 secara daring, Rektor Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Mangandar Situmorang mengungkapkan bahwa tenaga didik dan peserta didik sedang kehilangan interaksi secara fisik akan tetapi esensi pembelajaran harus tetap sama.
Menurut Mangandar, spiritualitas pendidik itu tidak lain adalah profesionalisme yang ditunjukkan oleh kemampuan untuk memampukan peserta didik melihat banyak pilihan dalam hidup, mengambil keputusan yang terbaik dan bertindak serta bertanggungjawab atas keputusan tersebut dan tindakan serta keputusan itu bermanfaat bagi peningkatan martabat manusia.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Eksekutif Komisi Pendidikan KWI Romo TB. Gandhi Hartono, SJ, akrab disapa Romo Gandhi menuturkan tentang spiritualitas perubahan. Perubahan menjadi kebutuhan sekaligus sulit untuk dilakukan. “Spiritualitas itu berada pada ketegangan antara idealisme dan realitas atau harapan dengan kenyataan maka dinamika spritualisnya kita harus juga berubah dan bergerak supaya dapat berbuah,” ungkapnya.
“Maka untuk menghidupi spiritualitas, kita diharapkan mampu mengolah hati atau rasa tentang apa yang kita rasakan, mengolah pikir dengan mencari alasan atas apa yang kita rasakan dan beraksi atau berbuat dengan mengambil tindakan atas dasar baik, benar dan kontekstual,” tambah Romo Gandhi.
Sumber: Press Release Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta