HIDUPKATOLIK.COM – Pw S. Bernardus, Abas PujG, Rut. 1: 1.3-6.14b-16.22; Mzm. 146:5-6, 7, 8-9a, 9bc-10; Mat. 22:34-40
DALAM kisah sejarah umat Israel, nampak satu sikap dari umat terpilih yang dalam arti tertentu cukup arogan terhadap bangsa-bangsa di sekitarnya. Beberapa nabi-nabi kelak akan mengingatkan bahwa Allah sanggup memilih secara istimewa satu umat dari bangsa lain dan bersikap yang terhadap umat Israel sendiri sama seperti yang dilakukan-Nya pada musuh-musuh Israel.
Kisah Rut menampilkan meditasi yang mungkin berasal dari aliran kenabian semacam itu karena membuat umat Israel harus berintrospeksi diri dan bertanya siapakah Allah Israel bagi bangsa-bangsa lain. Sudah mulai terbuka jalan ke arah universalitas keselamatan Allah dalam keyakinan umat Israel melalui Kisah Rut.
Rut itu seorang janda muda dari Moab yang dengan keyakinannya memilih menemani Naomi, ibu mertuanya yang juga menjanda, kembali ke kampung halamannya di Israel dengan kata-kata indah ini: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam:bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku” (Rut.1:16).
Kebesaran hati inilah yang membuat Rut memang pantas menjadi salah satu wanita bukan Yahudi yang namanya disebut dalam silsilah mesianik Yesus sebagai keturunan Daud (Lih. Mat. 1:5), karena menjadi tanda nyata kasih Allah yang universal.
Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX , Uskup Terpilih Keuskupan Padang