HIDUPKATOLIK.COM – PARA pelajar mulai tingkat SD-SMA dan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Iteng, Keuskupan Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, punya cara unik untuk terlibat memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia tahun 2021.
Para pelajar dan anggota OMK di Keuskupan Ruteng itu, Senin (16/8) mengikuti lomba cerdas cermas di Iteng, Kecamatan Satarmese, sekitar 35 kilo meter dari Ruteng, Kabupaten Manggarai. Lomba dalam rangka memeriahkan HUT ke-76 RI tersebut digagas Yayasan Somba Morigo.
“Lomba cerdas cermat pelajar dan OMK ini kami bagi dua kategori, yakni kategori SD dan kategori remaja yang meliputi pelajar SMP, SMA dan OMK Paroki Iteng. Temanya, Bersatu Dalam Iman, Harapan dan Kasih, Bersama Melawan Pandemi. Sedangkan materi lomba meliputi kisah hidup santo dan santa, pengetahuan umum tentang gereja dan wawasan kebangsaan,” ujar Ketua Panitia Thomas Junggam di Iteng, Manggarai
Membentuk karakter
Lomba cerdas cermat dibuka secara resmi Camat Satarmese Damianus Arjo dan dihadiri anggota Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopincam) seperti Kapolsek Daniel Djihu, Danramil Abrouw Araujo. Selain itu, hadir pula Kepala Paroki Iteng, Pastor Benyamin Jegaut, para kepala sekolah, guru pendamping, dan pelajar. Menurut Dami lomba ini bertujuan menumbuhkan semangat nasionalisme peserta sekaligus ajang membentuk karakter pelajar selaku generasi penerus bangsa dan Gereja.
“Kegiatan ini sangat positif dan tepat diselenggarakan menjelang HUT ke-76 RI. Materi lomba kisah hidup orang kudus atau para santo dan santa yang selama hidupnya menjadi sumber inspirasi dan memberi suritauladan bagi para remaja. Teladan dan sikap orang kudus patut jadi cermin dan pegangan hidup bagi generasi muda,” ujar Dami.
Pihaknya juga mengapresiasi ide pendiri Yayasan Somba Morigo, Boni Hargens yang telah memberi perhatian yang tak kecil terhadap tumbuh kembang generasi muda di Satarmese. “Sebagai tanggung jawab bagi masyarakat, bangsa, dan Gereja, Pak Boni menghidupkan kembali nilai-nilai ini. Selama ini kegiatan seperti lomba cerdas cermat nyaris tak dilakukan. Karena itu dengan kegiatan ini menjadi motivasi untuk menggelar kegiatan edukatif berikutnya di waktu-waktu mendatang,” ujar Dami.
Namun, Dami mengingatkan bahwa lomba ini bukan sekadar melihat siapa yang juara atau tidak juara. Lebih dari itu banyak nilai yang didapatkan seperti kedisiplinan waktu dalam menjawab pertanyaan, melatih anak-anak untuk public speaking, kekompakan, dan kerja sama terbangun serta pengambilan keputusan yang tepat dalam menjawab setiap pertanyaan.
“Beberapa waktu lalu saya berada di Jakarta. Saya sempat bertemu dan berdiskusi dengan Pak Boni selaku pendiri dan pembina yayasan. Kami punya ide yang sama yaitu perlu dilakukan cerdas-cermat. Kegiatan ini nantinya melibatkan anak-anak mulai dari jenjang SD hingga SMA di Iteng. Ya, kami berdua sepakat sehingga lomba cerdas cermat digelar di Iteng,” lanjut Dami.
Cerdas cermat dilaksakakan mengingat Yayasan ini selalu mengrim buku-buku, termasuk buku-buku terkait kisah perjalanan hidup para santo dan santa. Yayasan ini juga sudah membuka taman bacaan agar mengakrabkan pelajar dan OMK mencintai buku untuk menambah pengetahuan.
“Lomba cerdas-cermat ini kami gelar semata untuk melihat sejauhmana hasil yang diperoleh para pelajar dan remaja serta OMK. Hasilnya bagus karena ada nilai positif. Mereka sudah membaca buku-buku yang selama ini kami distribusikan ke taman bacaan. Para peserta mudah menjawab pertanyaan saat lomba. Ini sesuatu yang menggembirakan dan gerakan literasi berjalan baik di daerah,” kata Thomas, yang juga Wakil Ketua Yayasan.
Thomas juga menyampaikan terima kasih kepada camat, Kapolsek, Danramil, dewan juri dan peserta yang telah mengambil bagian lomba ini sehingga berjalan dengan aman dan lancar serta mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Para peserta wajib mengenakan masker dan lainnya selama kegiatan berlangsung.
Dalam lomba ini, keluar sebagai juara kategori anak-anak, yakni SDI Wukulaku (juara satu), SDI Iteng I (juara dua), dan SDK Ponggeok (juara tiga). Sedangkan kategori remaja masing-masing OMK Stasi Iteng (juara satu), SMA Santa Maria Iteng (juara dua) dan SMPN 12 Paka (juara tiga).
“Masing-masing kategori mendapat hadiah uang tunai Rp 3 juta (juara satu), Rp 2 juta (juara dua) dan Rp 1 juta (juara tiga). Selain itu, masing-masing kategori juga mendapat hadiah tropi, medali dan sertifikat sebagai peserta. Lalu, peserta yang belum meraih juara mendapatkan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan ini,” kata Thomas.
Menurut Thomas, Yayasan Somba Morigo hadir sebagai mitra sekolah, Gereja dan pemerintah. Sejak berdiri, yayasan ini concern di bidang pendidikan. Melalui beberapa relawan, yayasan ini juga berusaha menulis buku tentang santo dan santa (kisah orang-orang kudus pada Gereja Katolik) serta membuka taman baca di Iteng. Buku-buku yang disiapkan, yakni buku pelajaran SD, SMP, SMA serta sejumlah buku karya Boni.
Laporan Ansel Deri