HIDUPKATOLIK.COM -HR Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sir. 10: 1-8; Mzm. 101:1a, 2ac, 3a, 6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21
DIRGAHAYU Republik Indonesia. Ungkapan “dirgahayu” yang senada dengan ucapan semoga panjang umur ini pantas menjadi harapan dan doa umat Kristiani dalam liturgi Ekaristi hari ini. Kita mau bersama-sama mengucap syukur atas hidup sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang tetap akan selalu bhineka tetapi tunggal ika.
Rasa syukur ini menemukan dasarnya pada kepasrahan dan ketakwaan pada Tuhan. “Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seorang manusia, dan kepada para pejabat dikaruniakan oleh-Nya martabatnya” (Sir.10:4-5).
Hikmat yang dinasehatkan oleh penulis Kitab Putera Sirakh ini menunjukkan sikap tegas dari semula bahwa negara tidak dapat berdiri atas dasar kecongkakan dan kepongahan, karena seperti kata St. Ireneus, uskup Lyon dari abad kedua: Gloria Dei vivens homo, kemuliaan Tuhan adalah manusia yang hidup. Jon Sobrino, teolog dari El Salvador, bahkan menekankan: Gloria Dei vivens pauper.
Maka dari itu hidup dan kesejahteraan rakyat miskin menjadi nomor satu di atas segala kepentingan pribadi. Dalam diri dan martabat mereka tercermin gambar Allah. Itulah sebabnya, dalam Hari Raya Kemerdekaan NKRI ini, selalu kita renungkan kata-kata Yesus yang tegas ini: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22:21), supaya kita belajar
menjadi semakin hari semakin mampu memberikan sumbangan yang terbaik bagi negara kita.
Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX , Uskup Terpilih Keuskupan Padang