web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Serentak! Lonceng Gereja Austria Bergema bagi Seluruh Dunia: Sebuah Sinyal Kepedulian bagi yang Lapar

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Kampanye “Glocken Gegen Hunger” (Lonceng Melawan Kelaparan) dilakukan untuk ke-4 kalinya di seluruh wilayah Austria pada Jumat 30 Juli 2021 pukul 15.00 waktu setempat. Tepat pada jam wafatnya Kristus, seluruh gereja membunyikan lonceng selama 5 menit agar semua orang mengingat bahwa ada lebih dari 821 juta korban kelaparan di seluruh dunia dan ribuan orang meninggal setiap harinya akibat kelaparan.

Caritas, sebuah organisasi nonprofit di Austria menjelaskan bahwa belakangan ini jumlah penderita kelaparan telah meningkat. Hal ini terjadi terutama di Afrika, di mana konflik kekerasan dan pemanasan global terjadi serta ditambahkan adanya pandemi corona. “Setiap hari, jutaan orang tua di seluruh dunia berjuang untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tidak harus tidur dalam keadaan lapar,” demikian Caritas menuliskan dalam website resmi mereka untuk memohon donasi bagi korban kelaparan.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Di Afrika, 30% anak mengalami kekurangan gizi kronis dan terlalu kecil untuk usia mereka, dengan organ yang kurang berkembang, secara fisik dan mental di bawah tingkat perkembangan normal.

Oleh karena itu, bagi Caritas situasi ini adalah “perintah nyata” untuk tidak meninggalkan orang-orang yang belum terjamin makanan sehari-harinya. Sebagai sesama manusia, kita tidak boleh melupakan Afrika dan negara-negara termiskin di dunia.

Konferensi Waligereja Austria, yang diketuai oleh Uskup Agung Salzburg, Franz Lackner, telah memutuskan kampanye “Lonceng Melawan Kelaparan” untuk keempat kalinya tahun ini. Dengan demikian, membunyikan lonceng selama lima menit juga harus menjadi stimulus akustik untuk keterlibatan melawan bencana kelaparan.

“Kita hidup di dunia di mana kelaparan masih menjadi kenyataan pahit untuk sebagian besar. Biarlah umat manusia dipersatukan melalui pertolongan Allah dan janji keselamatanNya,” kata Franz Lackner dalam siaran Caritas tentang kampanye tersebut.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Caritas meminta setiap paroki membunyikan loncengnya pada saat bersamaan dan melakukan sosialisasi besar-besaran di media sosial dengan hastag #GlockengegenHunger, bahkan setiap orang juga boleh ikut serta membunyikan bel sepeda atau bahkan lonceng sapi peliharaan untuk berpartisipasi dalam kampanye ini.

Uskup Franz Lackner mengatakan bahwa dengan membunyikan lonceng menunjukkan kita ingin membawa diri keluar dari kehidupan sehari-hari yang sering mengacu pada diri sendiri dan menarik perhatian pada apa yang terjadi di sekitar kita dan di dunia selain dari kesibukan kita sendiri.

Johannes Dines, Direktur Caritas Salzburg, menjelaskan bahwa 1 dari 10 orang di seluruh dunia menganggap kenyang sebagai perasaan yang langka atau bahkan tidak pernah dirasakan. Situasi pandemi, banyaknya pengangguran, inflasi dan harga pangan yang tinggi telah memperburuk masalah kelaparan global secara besar-besaran. “Banyak orang benar-benar kehilangan pendapatan mereka yang sudah rendah dan tidak mampu lagi membeli makanan. Anak-anak dan keluarga sangat terpukul,” kata Dines. Maka Dines berseru, “Mari kita bantu bersama!”

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus
Foto: Sr. Bene Xavier

Ketika menulis artikel ini, saya teringat pengalaman beberapa hari lalu. Seorang teman mengirim foto seorang perempuan di Tangerang meninggal dunia. Perempuan itu adalah sahabatnya yang meninggal di saat pandemi dan bukan meninggal karena covid, melainkan karena kelaparan setelah 5 hari tidak makan karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Realita kelaparan itu ada dekat dengan lingkungan kita sehari-hari. Sayangnya saya terlambat mengetahui kabar tersebut, hingga tidak dapat berbuat apa-apa selain mendoakan arwahnya.

Semoga kita semua senantiasa bersyukur atas apapun yang kita miliki saat ini dan senantiasa berempati pada sesama.

Laporan Sr. Bene Xavier dari Wina, Austria

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles