HIDUPKATOLIK.COM – Dengan menerima Indulgensi Portiuncula, kita tidak hanya dibebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga semakin disatukan dengan Bapa di Surga, Yesus Kristus Putera-Nya, bersama dengan Maria Bunda-Nya dan para malaikat-Nya.
SETIAP tanggal 2 Agustus menjadi hari istimewa bagi Basilika Santa Maria degli Angeli. Bukan hanya karena tanggal itu merupakan Pesta Maria Para Malaikat, tetapi juga karena tanggal itu ditetapkan sebagai “Hari Pengampunan dari Assisi” (Italia: il giorno del Perdono di Assisi). Umat Katolik dari berbagai penjuru Italia dan dari luar Italia datang untuk berziarah ke gereja Portiuncula. Tujuannya hanya satu: memperoleh indulgensi penuh (Latin: Indulgensia plenaria). Dengan berziarah ke gereja kesayangan Santo Fransiskus ini, mereka berharap agar hukuman sementara atas dosa yang pernah dilakukan dapat ditebus dengan perantaraan Bunda Perawan Maria dan Para Malaikat. Indulgensi yang diterima pada 2 Agustus ini dikenal dengan sebutan Indulgensi Portiuncula.
Kisah Tradisional
Asal usul Indulgensi Portiuncula ini didasarkan atas beberapa kisah tradisional tentang Fransiskus yang mengalami sebuah pengalaman mistik berjumpa dan berdialog dengan Yesus Kristus. Salah satu tradisi mengisahkan demikian. Dikisahkan, di suatu malam pada 1216, Santo Fransikus terbenam dalam doa yang sangat khusuk di gereja Portiuncula. Di tengah kontemplasinya, tiba-tiba tampaklah cahaya yang menyilaukan. Di tengah cahaya itu, terlihat Yesus Kristus didampingi Bunda Perawan Maria serta barisan malaikat yang turun naik mengelilingi gereja Portiuncula.
Dipenuhi dengan rasa takjub, Santo Fransiskus merendahkan diri sampai ke tanah dan menyembahnya. Yesus berkata, “Fransiskus, engkau sangat giat bekerja untuk keselamatan jiwa-jiwa. Mintalah padaku apa yang engkau inginkan demi keselamatan jiwa mereka?” Dengan penuh keberanian, ia berkata ” Bapa yang mahakudus, sekalipun aku adalah pendosa yang malang, aku mohon kepadamu agar semua pendosa yang mengunjungi gereja Portiuncula ini dan mengakui segala dosanya dengan penyesalan yang tulus, kiranya menerima pengampunan dan penghapusan semua dosanya. Dan aku memohon kepada Maria, BundaMu, menjadi pengantara anugerah pengampunan ini” Yesus menjawab, “Apa yang engkau minta, saudara Fransiskus, sungguh sesuatu yang agung. Tetapi, engkau pantas untuk menerima yang lebih agung lagi. Jadi Aku akan mengabulkan permohonanmu. Maka, pergilah ke wakil-Ku di atas bumi, Bapa Suci Paus yang telah diberi kuasa untuk mengikat dan melepaskan dan atas nama-Ku mintalah indulgensi yang telah Aku anugerahkan kepadamu.”
Fransiskus segera pergi ke Paus Honorius III yang pada saat itu sedang berada di Perugia (sebuah kota dekat Assisi). Di hadapan Paus, ia menceritakan penampakan tersebut dan memohon indulgensi tersebut. Paus dan para kardinal awalnya ragu-ragu atas permintaan Fransiskus karena indulgensi penuh hanya diberikan kepada mereka yang pergi ke Tanah Suci, khususnya pasukan perang salib. Namun, karena keyakinan Fransiskus bahwa Indulgensi ini berasal dari Kristus sendiri, Paus akhirnya mengabulkannya.
Paus bertanya kembali, “Untuk berapa tahun indulgensi ini?” Fransiskus menjawab, “Bapa Suci, saya tidak bertanya tahun, tetapi jiwa.” Paus bertanya lagi, “Mengapa engkau tidak mengingikan surat indulgensi?” Jawab Fransiskus, “Bapa Suci,bagiku perkataan Anda sudah cukup. Jika indulgensi ini adalah karya Allah, Dia akan mewujudkan sendiri karya-Nya. Saya tidak memerlukan surat apapun. Suratnya adalah Santa Perawan Maria yang tersuci, Kristus adalah notarisnya, dan para malaikat adalah saksinya”
Beberapa hari sesudahnya, bersama dengan para uskup di wilayah Umbria, seluruh umat berkumpul di gereja Portiuncula. Kemudian,Fransiskus memaklumkan indulgensi (pengampunan agung) pada 2 Agustus (1216). Setelah itu, ia berkata, “Saudara-saudaraku, aku ingin mengirim kamu sekalian ke surga.”
Indulgensi Portiuncula
Dari berbagai sumber tulisan Fransiskan, Paus Honorius III memberikan batasan waktu untuk pemberian indulgensi Portiuncula, yaitu mulai Vesper (Senja) tanggal 1 Agustus sampai tengah malam tanggal 2 Agustus. Menurut tradisi kuno, selain 2 Agustus merupakan peringatan Santa Maria dari para Malaikat, tanggal 1 Agustus adalah peringatan Santo Petrus dilepaskan dari belenggu besi yang mengikatnya. Di samping itu, pembatasan waktu ini ditetapkan karena kekuatiran para kardinal saat itu akan hilangnya nilai indulgensi kuno yang hanya diberikan kepada pasukan perang salib dan mereka yang mendukungnya baik secara material maupun spiritual.
Meskipun Fransiskus tidak meminta dokumen resmi dari pihak Kuria Kepausan berkenaan dengan Indulgensi ini, sejumlah dokumen tertulis dan kesaksian para kudus menegaskan keabsahannya. Dokumen tertulis paling awal tercatat pada 31 Oktober 1277 sekitar setengah abad setelah indulgensi ini diberikan. Selain itu, salah satu karya yang mempertahankan keabsahaan indulgensi ini adalah Tractatus de Indulgentia S.Mariae de Portiuncola yang ditulis oleh Francesco Bartholi, kepala Biara di San Damiano Assisi (1334-1335). Dalam karya ini diceritakan secara sangat detail kisah tentang lahirnya indulgensi Portiuncula beserta semua mukjizat bagi mereka yang datang dan memohon indulgensi di gereja Portiuncula.
Santa Margareta dari Cortona (1247-1297), meskipun tidak sempat pergi ke Portiuncula, ia memperoleh visiun berkenaan dengan mukjizat indulgensi ini. Dalam visiun itu, ia melihat saudari rohaninya, suster Adriana yang pergi untuk menerima Indulgensi ini ketika sakit keras tiba-tiba meninggal, tetapi ia meyakinkan Margareta bahwa dirinya telah dibebaskan dari derita Api Penyucian berkat Indulgensi Portiuncula.
Pada 2 Agustus 1300, Beata Angela dari Foligno, mendatangi Portiuncula untuk mendapatkan Indulgensi ini. Meskipun ia tidak dapat masuk ke gereja itu karena banyaknya peziarah yang berkunjung ke gereja itu, ia tiba-tiba mengalami ekstase dan mendapati dirinya berada di basilika besar dan memperoleh indulgensi tersebut.
Conradus Offida, seorang mistikus (1241-1306), yang selalu tinggal di dekat gereja Portiuncula, sering mengalami pengalaman mistik. Dikatakan, selama malam pemberian indulgensi, ia melihat Perawan Maria sedang menggendong bayi Yesus di tangannya. Dan bayi Yesus sedang memberkati para peziarah yang datang untuk memohon pengampunan.
Menerima Indulgensi
Indulgensi Portiuncula termasuk dalam kategori indulgensi penuh. Syarat untuk menerimanya hampir mirip dengan pemberian indulgensi penuh pada perayaan Gereja penting lainnya: memiliki kehendak dan disposisi yang kuat untuk menerima indulgensi; tidak sedang terikat pada dosa, bahkan dosa ringan; menerima sakramen pengakuan dosa (rekonsiliasi) dan ekaristi dalam satu minggu entah sebelum atau sesudah 2 Agustus; berdoa untuk intensi Bapa Suci Paus dengan mendoakan Bapa Kami, Aku Percaya, dan doa yang dipilih masing-masing, dan melakukan tindakan karitatif kepada sesama. Tambahan lagi, indulgensi ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang memintanya, tetapi juga bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian.
Namun, yang terpenting, semua persyaratan itu harus dilengkapi dengan kunjungan ke gereja yang ditunjuk untuk mendapatkan indulgensi. Awalnya, hanya gereja Portiuncula yang diberikan previlese untuk mendapat indulgensi penuh. Selanjutnya, Paus Sixtus IV memperluas indulgensi dari gereja Portiuncula ke semua gereja para Fransiskan (1481). Pada 1967, Paus Paulus VI menegaskan sifat permanen dari Indulgensi Portiuncula tanggal 2 Agustus di semua gereja Fransiskan (OFM, OFM Capusin, dan OFM Conventual, dan kapel milik suster Klaris) di seluruh dunia. Dalam perkembangannya, indulgensi ini juga dapat diterimakan di seluruh gereja paroki. Indulgensi Portiuncula semakin dikokohkan dalam Konstitusi Apostolic Indulgentiarium Doctrina (1967)
Indulgensi Portiuncula adalah saluran rahmat pengampunan yang tak terbatas dari Allah. Dengan indulgensi, orang dibebaskan dari hukuman-hukuman atas dosa sehingga mereka dapat menjalani hidupnya dengan ringan, penuh sukacita dan perasaan damai. Jika gereja telah memberikan sarana pengampunan dari Allah secara gratis, mengapa kita sebagai anggota gereja tidak mengambil kesempatan berahmat ini. Dengan menerima Indulgensi Portiuncula, kita tidak hanya dibebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga semakin disatukan dengan Bapa di Surga, Yesus Kristus Putera-Nya, bersama dengan Maria Bunda-Nya dan para malaikat-Nya.
Romo Albertus Purnomo, OFM (dari berbagai sumber)
HIDUP, No.30, Tahun ke-75, Minggu, 25 Juli 2021