HIDUPKATOLIK.COM – SEJUTA untaian doa dan harapan ditujukan ke bahu
Gembala Baru Keuskupan Sibolga, Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga yang akan menerima Tahbisan Episkopal pada hari Kamis, 29 Juli 2021 di Katedral Santa Teresia Liseux Sibolga pada pukup 09.00. Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)/Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo akan bertindak selaku Penahbis Utama.
Karena masih pandemi, tahbisan ini hanya boleh diikuti 50 orang saja dengan menerapkan prokes ketat sesuai dengan Surat Edaran Administrator Diosesan Keuskupan Sibolga, Pastor Sebastian Charles Sihombing, OFMCap.
Tahbisan ini sempat tertunda dua kali karena pandemi, namun, Uskup Terpilih, Mgr. Fransiskus mengatakan hal ini merupakan bentuk solidaritas terhadap masyarakat pada umumnya dan juga dunia.
Berikut ini petikan wawancara HIDUP dengan sejumlah umat dari pelbagai lapisan di Keuskupan Sibolga ini.
Adrianus Aroziduhu Gulo, tokoh umat Dekanat Nias:
Melayani Dengan Hati
“Puji Tuhan. Itulah kalimat spontan yang saya ucapkan saat membaca berita di media sosial bahwa Pastor Fransiskus Sinaga ditetapkan menjadi Uskup Keuskupan Sibolga oleh Paus Fransiskus pada awal Maret 2021. Tidak berlebih kalau umat Sibolga, sangat bergembira dan besyukur karena doa umat selama kurang lebih dua tahun telah didengar Tuhan.
Pantaslah menitip beberapa harapan kepada Mgr. Frans. Pertama, melayani umat dengan hati dalam arti penuh perhatian, kesabaran, ketulusan, keikhlasan, dan cinta. Kedua, katekese umat digalakkan termasuk di dalamnya pemberdayaan keluarga-keluarga muda dan mempersiapkan kursus perkawinan bagi calon pasangan suami isteri. Ketiga, Komisi Pendidikan Keuskupan agar semakin memperhatikan anak-anak yang putus sekolah atau tidak mampu mengeyam pendidikan. Keempat, perlu peningkatan keterlibatan aktif Gereja lokal pada tingkat nasional hingga mampu bersaing secara sehat serta tidak merasa minder saat bergaul dengan Gereja tetangga dan/atau agama lain. Kelima, meneruskan pemberdayaan umat untuk menyederhanakan biaya-biaya pesta adat di Nias khususnya.”
Pantas Maruba Lumban Tobing, Wakil Wali Kota Sibolga:
Kepemimpinan Terbuka
“Kita patut bersyukur bahwa penantian umat Katolik Sibolga atas kehadiran seorang uskup sudah terjawab dengan dipilihnya Mgr. Frans. Tahun lalu, saya sangat terkesan, sikap keramah-tamahan almarhum Uskup Anicetus Sinaga di saat kami bersama Bapak Jamaludin Pohan bersilahturahmi ke Kantor Keuskupan Sibolga. Sungguh terkesan, almarhum menyambut kami dengan begitu ramah dan penuh semangat. Banyak hal yang kami dapat dari silahturahmi dengan almarhum saat itu. Dalam pembicaraan itu, almarhum sangat terbuka dan memiliki harapan-harapan yang baik untuk kesejahteraan umat Katolik yang dilayani, juga terbuka untuk membangun dialog dengan instansi atau pihak lain di luar Keuskupan Sibolga. Ide dan gagasan itu tidak bisa terwujud karena almarhum sudah mendahului kita.
Dengan terpilihnya Uskup Sibolga yang baru, kiranya harapan itu bisa terwujud. Sebagai umat Katolik, kami berharap bahwa Uskup baru dalam penggembalaannya menerapkan “kepemimpinan yang terbuka”. Dengan demikian, Gereja Katolik di wilayah kita semakin dikenal oleh masyarakat luas, khususnya di daerah Sibolga dengan program-programnya yang berpihak kepada masyarakat. Dalam hal bidang pendidikan, Bapa Uskup diharapkan memberikan perhatian khusus. Kepemimpinan Uskup baru bisa membawa yayasan-yayasan yang bergerak dalam dunia pendidikan mengembalikan kejayaan sekolah-sekolah Katolik seperti puluhan tahun lalu. Tetap memberdayakan para awam yang potensial dan bisa memiliki karier di yayasan-yayasan Katolik. Menganimasi ormas-ormas Katolik supaya bisa menjadi pionir Gereja kepada masyarakat umum. Melihat peluang untuk pemekaran gereja (stasi) khususnya di wilayah pemerintahan Kota Sibolga.”
Jon Efendi Situmeang, Ketua III Panitia Tahbisan Uskup Sibolga:
Peningkatan Kualitas
“Harapan kami, semoga Mgr. Frans menjadikan Keuskupan Sibolga ini sesuai visi dan misi Gereja yang nyata di tengah umat dan peningkatan kualitas Komunitas Basis Gerejani (KBG) yang ada maupun KBG yang baru akan di bentuk. Peningkatan kualitas para imam sebagai kaum pelayan pastoral yang mau berusaha mencari permasalahan umat.”
Pastor Bartolomeus Sihite, Ketua Unio Keuskupan Sibolga:
Melangkah Bersama
“Sabtu, tanggal 6 Maret 2021, merupakan hari penuh syukur bagi seluruh umat Keuskupan Sibolga, karena pada hari tersebut diumumkan secara resmi Uskup Terpilih Keuskupan Sibolga ini. Rasa syukur itu semakin mendalam, karena gembala yang terpilih itu berasal dari kalangan imam diosesan. Mengapa saya katakan demikian? Ini adalah keberhasilan para misionaris, yang salah satu tugas mereka adalah mempersiapkan Gereja lokal, termasuk gembala untuk memimpin Gereja ke masa yang akan datang. Kepemimpinan dari dua uskup pribumi sebelumnya sudah teruji. Hal ini didasarkan atas dukungan dan kerja sama semua imam, religus, biarawan-biarawati dan seluruh umat bersama gembalanya membangun Keuskupan. Ini jugalah yang menjadi harapan kami, yakni dukungan kami semua untuk membangun Keuskupan ini lewat “melangkah, berjalan dan bergandengan tangan” bersama Mgr. Frans dalam moto kegembalaannya.”
Ferida Duha, aktivis OMK:
Perhatikan OMK
“Salah seorang sahabat seperjuangan saya yang kebetulan pernah satu komunitas parokial menceritakan bahwa Mgr. Frans memiliki sikap yang tegas, disiplin, dan keras. Namun ia pandai merangkul sehingga anggota komunitas tidak merasa ada jarak antara pimpinan dan karyawan. Harapan saya sebagai Orang Mudan Katolik (OMK), kiranya Bapa Uskup memberikan pelayanan secara maksimal dan perhatian khusus untuk pastoral OMK sehingga orang muda semakin banyak terpanggil dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan gerejani.”
Sumiati Marbun, karyawan Yayasan Santa Maria Sibolga
Pengayom Semua Umat
“Sebagai umat Keuskupan Sibolga, saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang Mahabaik. Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya berjalan sendiri tanpa gembala. Kini doa-doa kami telah dijawab oleh Tuhan dengan memberikan seorang gembala. Saya akan selalu mendoakan dia, agar Tuhan senantiasa mendampingi, menuntun dan menyertainya dalam pelayanannya. Saya berharap bahwa Bapa Uskup menjadi gembala yang baik dan bijaksana, menjadi pengayom bagi umat dan selalu mampu menghadirkan Tuhan yang baik, penuh kasih dan kesetiaan. Dengan demikian, umat yang digembalakannya setia pada iman kekatolikannya.”
Pastor Agustinus Agung Rianto, OSC, Provinsial OSC Provinsi Sang Kristus Indonesia:
Luas dan Menantang
“Kami masuk Indonesia pada tahun 1927. Setelah mendapat persetujuan dari Uskup Sibolga, saat itu, Mgr. Anicetus Sinaga, OFMCap, kemudian pada Juli 1990, OSC mengutus Pastor Mathias Kuppens, OSC; Pastor Y. Sugianta, OSC dan Frater Lukas Sulaeman, OSC untuk memulai karya OSC di Keuskupan Sibolga, tepatnya di Pulau Nias. Pada 20 September 1990, Distrik Nias Barat diserahterimakan dari Kapusin Sibolga ke Ordo Salib Suci yang kemudian berubah nama menjadi Paroki Salib Suci Nias Barat. Sejak itu ada empat fokus pelayanan OSC di Pulau Nias, yakni penyederhanaan biaya pesta adat Nias, pastoral pertanian, pastoral kesehatan, dan pastoral pendidikan.
Sebagai bagian dari Keuskupan Sibolga, mendengar terpilihnya Mgr. Frans sebagai uskup, merupakan angin segar bagi karya-karya pastoral di Keuskupan Sibolga. Gereja telah memilih sosok yang tepat untuk menggembalakan keuskupan ini dalam meneruskan tugas kegembalaan almarhum Mgr. Anicetus Sinaga dan Mgr. Ludovicus Simanullang. Mgr. Frans tidak asing dengan wilayah Sibolga karena dia berkarya di keuskupan ini cukup lama, terutama di wilayah Nias. Kecintaannya kepada umat yang dilayaninya, baik di wilayah Sumatera maupun di Nias menjadikan karya pelayanan Gereja berakar, bertumbuh dan berbuah. Kualitas pribadi yang mumpuni membuat kita yakin bahwa Keuskupan Sibolga akan mampu menghadapi berbagai tantangan pastoral, baik itu masalah kultural, spiritual, pendidikan, kesehatan dan ekonomi, maupun hal-hal lain.
Kita yakin bahwa pelayanan-pelayanan pastoral yang dilakukan oleh para petugas pastoral di bawah kegembalaan Mgr. Frans akan semakin mampu menampilkan wajah Kristus bagi umat dan masyarakat pada umumnya. Wajah Kristus yang mengasihi, mencintai, mendidik, menyembuhkan dan menyelamatkan terus diusahakan untuk diwujudkan dalam karya-karya nyata.
Dalam mewujudkan karya-karya ini, keterlibatan para petugas petugas pastoral, baik imam, rohaniwan-rohaniwati maupun awam perlu mendapatkan tempat dan apresiasi. Kerja sama yang baik tentu akan menjadikan Gereja semakin hidup di Keuskupan Sibolga. Wilayah Keuskupan Sibolga, secara geografis sangat luas dan menantang, semoga Bapa Uskup senantiasa dikaruniai kesehatan yang prima dan kebijaksanaan dalam tugas penggembalaan ini.”
Salman Habeahan, Putra Asal Keuskupan Sibolga/Pembimas Provinsi DKI Jakarta:
Bangun Sinergi
Mgr. Frans cukup mengenal dengan baik medan pastoral di Keuskupan Sibolga, baik wilayah Dekanat Tapanuli maupun Dekanat Nias karena dia terkahir bertugas sebagai Ketua STP Dian Mandala di Gunungsitoli, Nias. Saya percaya Mgr. Frans dapat menggembalakan umat dengan harapan tetap membangun sinergi dengan biarawan-biarawati yang berkarya di Keuskpan ini dan para awam. Modal ketulusan, kesetiaan, keterbukaan untuk bekerja sama dengan keyakinan pada penyelenggaraan Ilahi dalam karya pastoral di Keuskupan menjadi harapan yang dapat terwujud dalam diri Mgr. Frans agar karya penggembalaan umat terlaksana dengan baik, yakni membawa umat semakin dewasa, mandiri dan misioner.
Hadamean Tumanggor (Sibolga)/FHS
HIDUP, Edisi No. 24, Tahun ke-75, Minggu, 13 Juni 2021