web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Kehadiran Kristus dalam Ekaristi

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM Romo Benny, saya membaca di salah satu bahan katekese, Misa
dirayakan atas perintah Tuhan, sampai Ia datang. Jadi Misa pun dirayakan selama waktu ketidakhadiran Tuhan sampai Ia datang. Bukankah ketika Misa itu Tuhan hadir ya? Mohon pencerahan.
Darmani, Klaten

Ekaristi Kudus merupakan Perjamuan Tuhan Yesus yang Ia lakukan bersama dengan kedua belas rasul-Nya. Injil mencatat bahwa Tuhan Yesus menetapkan hal ini ketika Dia makan pada perjamuan terakhir sebelum Dia ditangkap dan diadili. Secara tegas Tuhan mengatakan bahwa Dia memberikan tubuh dan darah-Nya kepada para murid. Inilah mengapa Ekaristi menjadi kekhasan Gereja Katolik karena Dia sendirilah yang meminta para rasul untuk melakukan apa yang telah dia lakukan untuk mengenangkan Dia. Sehingga tidaklah heran bahwa ketika kedua murid di Emaus, yang sedang dalam kegelisahan dan putus asa, dapat mengenali Yesus pada saat Dia memecah-mecahkan roti (Bdk. Luk. 24:30-31). Oleh sebab itu, Ekaristi bukanlah tindakan para murid, tetapi tindakan Yesus sendiri yang dilanjutkan oleh para rasul dan Gereja-Nya (Lih. Kis.3:42).

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, kini dapatlah kita memahami relasi Ekaristi dengan kehadiran Tuhan. Pertama, hakikat Ekaristi sendirilah yang telah menunjukkan kehadiran Tuhan Yesus. Kedua, Tuhan Yesus adalah roti hidup, roti yang memberi kesegaran kepada semua orang sebagaimana Dia katakan: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35). Maka, Gereja sejak awal meyakini bahwa Ekaristi adalah kehadiran Kristus karena ketika memecah roti setiap orang percaya dan selalu ingat akan apamyang dilakukan-Nya. Santo Paulus dalam Suratnya kepada jemaat Korintus mengatakan: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Tuhan Ia datang” (1 Kor. 11:26). Selain itu, Konsili Vatikan II dalam Sacrosanctum Concilium juga menyatakan bahwa Ekaristi adalah “sumber dan puncak kehidupan Gereja”. Pernyataan ini secara implisit memberikan petunjuk dan penegasan bahwa Kristuslah menjadi pelaku utama Ekaristi.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Oleh sebab itu, tidaklah heran jikalau kemudian Santo Ireneus mengatakan: “Cara pikir kita sesuai dengan Ekaristi, dan sebaliknya Ekaristi memperkuat cara pikir kita”. Dia adalah pusat dari kehidupan orang Kristiani sehingga ketika seorang imam merayakan Ekaristi, ia merayakan atas nama Kristus. Inilah mengapa imam dalam Gereja sering disebut sebagai in persona Christi atau alter Christus.

Selain itu, kehadiran Kristus dalam Ekaristi bagi iman Katolik bukan sekadar suatu kenangan seperti seorang yang merayakan hari ulang tahunnya. Sebaliknya, iman Gereja mengakui bahwa kehadiran Kristus itu nyata (praesentia realis) yang terwujud dalam “Tubuh dan Darah Kristus”. Memang, pemahaman akan hal ini tidak bisa dimengerti begitu saja oleh akal budi manusia karena “Bagaimana mungkin roti dan anggur bisa menjadi tubuh dan darah Kristus?” Ini adalah penghayatan iman sehingga Gereja meyakini bahwa Kristus hadir dan selalu hadir dalam Ekaristi. Pemahaman ini ditegaskan kemudian oleh Katekismus Gereja Katolik: “Kristus hadir di dalam Sakramen (Ekaristi) ini oleh perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah-Nya” (KGK 1375). Alhasil, kehadiran Kristus bagi Gereja adalah nyata dalam Ekaristi. Kristus memang tidak tampak rupanya seperti yang dilihat oleh para rasul, tetapi kehadiran-Nya tetap ada dalam rupa “Tubuh dan Darah Kristus” secara nyata. Maka, Perayaan Ekaristi bukan berarti bahwa Kristus itu tidak hadir, tetapi Kristus belum datang kembali seperti ketika Dia memulai Perayaan Ekaristi pertama bersama dengan para rasul. Inilah mengapa Tuhan Yesus mengatakan: “Aku berkata kepadamu: ‘Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah” (Mrk.14:25).

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

HIDUP NO.16, 18 April 2021

 

Romo Yohanes Benny Suwito
(Dosen Teologi Institut Teologi Yohanes Maria Vianney, Surabaya)

 

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles