HIDUPKATOLIK.COM – Dengan persiapan yang matang, akhirnya Sentra Vaksinasi Paroki Kelapa Gading melaksanakan vaksinasi pertama kali dengan umat yang hadir mencapai rata-rata di atas 400 orang per hari.
DALAM waktu kurang dari satu jam, sudah ada 100 peserta yang mendaftar untuk mengikuti program vaksin di Sentra Vaksinasi Paroki St. Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Hal ini terjadi sebagai akibat dari keputusan pemerintah yang telah mengeluarkan izin kepada golongan usia 18+ untuk melaksanakan vaksinasi. Izin ini dikeluarkan pada Rabu (9/6/2021) berdasarkan surat edaran Kemenkes Nomor SR.02.04/II/1496/2021. Alhasil, link pendaftaran vaksinasi di Paroki Kelapa Gading langsung diserbu sehingga jadwal untuk hari Kamis (10/6/2021) dan Jumat (11/6/2021) langsung ditutup sebab kuota segera terpenuhi.
Sebelum calon penerima vaksin 18+ menyerbu, Paroki Kelapa Gading telah terlebih dahulu memberikan layanan vaksin kepada para lansia. Awalnya sentra vaksinasi dilaksanakan di gedung persekolahan Yakobus, namun karena sedang dipersiapkan untuk menjadi contoh sekolah yang akan melaksanakan aktivitas belajar tatap muka, maka dipindahkanlah ke gereja lama Stasi St. Andreas Kim Tae Gon.
Mendapat Mandat
Wakil Ketua Tim Gugus Kendali Paroki (TGKP) Kelapa Gading, Ricky Samsico menuturkan bahwa dibukanya sentra vaksinasi ini merupakan permintaan KAJ kepada tiga paroki sebagai “pilot project” untuk melaksanakan vaksinasi di KAJ. Tiga paroki yang diberi mandat sebelum awal Maret itu adalah Paroki St. Stefanus Cilandak (Jakarta Selatan), Paroki St. Petrus & Paulus Mangga Besar (Jakarta Pusat), dan Paroki St. Yakobus Kelapa Gading. Ketiga paroki ini diminta untuk mulai membantu pemerintah melakukan vaksinasi kepada lansia. “Ketika Jumat malam diinfokan dan diminta segera mulai hari Senin, kami Paroki Kelapa Gading angkat bendera putih,” tuturnya pada Jumat (11/6/2021) saat dihubungi via zoom. Dari situ paroki meminta waktu satu minggu untuk mempersiapkan segala hal mulai dari peninjauan lokasi yang akan dipakai, serta mengumpulkan petugas kesehatan dan administrasi.
“Kunci utama di sini adalah melaksanakan kerja sama dengan puskesmas,” terang Ricky. Maka, usai Tim TGKP menentukan Sekolah Yakobus sebagai lokasi sentra vaksinasi, mereka segera menghubungi puskesmas untuk meninjau tempat tesebut dan disetujui. Usai mendapatkan persetujuan dari kecamatan, secara pararel paroki mempersiapkan komponen petugas dan link yang digunakan untuk pendaftaran. Link pendaftaran yang dikembangkan dibuat senyaman mungkin agar calon penerima dapat memilih waktu sesuai yang dibutuhkan dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. Setiap jam disediakan dengan kuota 60 orang untuk 1 slot/jam.
Dalam masa persiapan ini juga, Tim TGKP melaksanakan studi banding ke Kolese Kanisius di Menteng, Jakarta Pusat sebagai yang pertama mendapatkan izin melaksanakan vaksin di luar dari lingkup gereja. “Kami coba studi banding, kami lihat, mana yang cocok kami ambil, yang kami punya kami coba buat sendiri,” imbuhnya.
Dengan persiapan yang matang, akhirnya Sentra Vaksinasi Paroki Kelapa Gading berhasil melaksanakan vaksinasi pertama kali dengan umat yang hadir mencapai rata-rata di atas 400 orang per hari. Hal ini diungkapkan Ricky dapat terjadi sebab didukung juga oleh tenaga tim kesehatan yang cukup banyak. Selain tenaga dari puskesmas, paroki ini juga mendapat bantuan dari RS Carolus, Jakarta. Dengan demikian, ada sekitar tujuh hingga delapan tenaga kesehatan yang tiap hari membantu. “Seminggu setelah melakukan vaksinasi kami diundang oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Samuel Pangestu untuk memberikan info terkini dan menjelaskan kunci keberhasilan kami melaksanakan program ini,” tuturnya.
Ketua Tim Gugus Kendali Paroki (TGKP) Kelapa Gading, Romo Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono turut memberikan data penerima vaksin yang tercatat secara resmi terhitung mulai 15 Maret hingga 3 Mei 2021. Ada 2.135 lansia yang telah menerima vaksin tahap pertama dan kedua. Kemudian diikuti oleh 2.061 tenaga pendidik, 83 pelayan publik, dan 100 tokoh agama yang sudah menerima vaksin di sentra vaksinasi ini. “Meskipun secara resmi pemberian vaksin kepada tiga sasaran ini telah berakhir per 3 Mei, tetapi kami terus melanjutkan pelayanan ini bersama Klinik Bina Kasih,” ujar imam yang akrab disapa Romo Wisnu ini.
Kunjungan Uskup
Di tengah kesibukan melayani masyarakat, sentra vaksinasi paroki ini mendapat angin segar berupa kunjungan langsung Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo. Kardinal Suharyo meninjau tempat pelaksanaan vaksinasi lansia yang berlokasi di Sekolah Yakobus pada Jumat (19/3/2021). Ricky bersama Ketua Seksi Kesehatan Paroki Kelapa Gading, dr Fransisca R Wiwik Awinawati ikut mendampingi sang uskup. Dituturkan Ricky, Kardinal Suharyo hadir sekitar 45 menit untuk meninjau tempat, menyapa dan menyemangati para lansia serta tenaga kesehatan dan administrasi yang bertugas. Tak lupa, Kardinal Suharyo memberikan wejangan agar terus ditingkatkan dan ikut berperan aktif di dalam membantu pemerintah menyukseskan vaksinasi sehingga diharapkan segera terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) di Indonesia. Namun bagi Ricky, pesan yang paling mendalam dari sang uskup adalah, “layanilah semua umat, semua warga yang ada supaya kita benar-benar ada di tengah masyarakat.”
Beri Rasa Aman dan Nyaman
Keringat perjuangan paroki untuk menghadirkan suasana yang aman dan nyaman bagi masyarakat yang melakukan vaksinasi turut dirasakan. Ketua Lansia St. Yakobus, Tien Stanley Gurnadi mengisahkan banyak lansia yang ia ajak untuk menerima vaksin mendapat pengalaman yang baik. Saat vaksin lansia, hampir tiap hari ia berada di sentra vaksinasi untuk memastikan penerimanya mendapat akses yang lancar. Ia merasa tenang saat para lansia benar-benar diarahkan dengan baik, diberikan tempat duduk berjarak, diberi nomor supaya tertib, dan sarana yang rapi. “Banyak yang komentar ke saya, aduh vaksin di sini enak rapih sekali,” ungkap Tien. Selain itu, penerima vaksin juga diberi obat seperti obat demam untuk mereka yang mengalami efek vaksin.
Hal ini pun diamini Ketua Seksi Pewartaan Paroki Kelapa Gading, Alexander Andy. Ia berkisah pengalamannya untuk mendapat vaksinasi di tempat lain begitu semerawut. Karena selalu gagal mendapat vaksin di tempat itu akibat tensi terus tinggi, akhirnya ia mencoba untuk menerima vaksin di paroki. Pengalaman yang disuguhkan begitu berbeda. Tidak ada orang menumpuk, pemanggilan giliran vaksin urut, sistem rapi tanpa takut diselak. “Keadaan ini buat penerima vaksin jadi rileks. Nah, mungkin karena kondisi tak rapi di sana itu buat tensi saya naik terus,” ujarnya sembari tertawa ringan.
Hingga sekarang, Tien masih giat mengalakkan “ayo ikut vaksinasi”. Gaung itu tidak hanya ditujukan kepada kelompok lansia paroki, tetapi juga pada orang-orang di lingkungan sekitarnya. Bahkan satpam, tukang sayur, pedagang kaki lima yang berada di area rumahnya diimbau untuk menerima vaksin di sentra vaksinasi paroki. Memungkasi perbincangan, Romo Wisnu pun turut memberikan imbauan kepada umat dan masyarakat yang masih ragu untuk menerima vaksin, “Jangan takut untuk terima vaksin karena takut demam dua hari, tapi terimalah vaksin demi kesalamatan saya dan keluarga yang tinggal di rumah bersama saya.”
Felicia Permata Hanggu/Karina Chrisyantia
HIDUP, Edisi No.27, Tahun ke-75, Minggu, 4 Juli 2021