HIDUPKATOLIK.COM– JELANG Penutupan Perayaan Ekaristi untuk almarhum Uskup Padang, Mgr. Martinus Dogma Situmorang, OFMCap, pada November 2019 lalu, Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan sebuah pengumuman resmi dari Duta Besar Vatikan Mgr Piero Pioppo bahwa Pastor Fransiskus Aliandu ditunjuk sebagai Administrator Diosesan Keuskupan Padang yang baru, setelah itu digantikan lagi oleh Pastor Alexander Irwan Suwandi.
Sejak itu, Pastor Suwandi menjadi Administrator Diosesan Keuskupan Padang sampai Paus Fransiskus memilih ahli Kitab Suci dari Serikat Xaverian (SX) Pastor Vitus Rubianto Solichin, SX sebagai Uskup Padang menggantikan almarhum Mgr. Situmorang, OFM Cap, pada Sabtu, 03/07/2021 Pukul 06.00 waktu Vatikan.
Profil Mgr. Rubi
Mgr. Rubi lahir di Semarang 15 November 1968. Ia masuk Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan, Semarang lalu melanjutkan jenjang imamat dengan memilih sebagai seorang anggota Serikat Xaverian. Setelah itu, ia melanjutkan studi filsafat di Sekolah Tinggi Driyarkara Jakarta dan Teologi di Fakultas Kepausan Wedabhakti Yogyakarta.
Mgr. Rubi mengucapkan Kaul Kekal sebagai anggota Xaverian pada 18 Maret 1996 lalu ditahbiskan sebagai imam pada 7 Juli 1997. Setelah ditahbiskan imam, ia langsung diutus melanjutkan studi Licensiat dalam bidang Kitab Suci di Institut Kepausan Roma antara tahun 1997-2001.
Setelah kembali dari Roma, ia didaulat sebagai Dosen Kitab Suci di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta dan di Seminari Tinggi Bandung (2001-2007). Gelar Doktor Teologi Kitab Suci diambil di Universitas Gregoriana Roma tahun 2007-2012.
Sejak 2013, menjadi Guru Besar dan dan Wakil Ketua Bidang Akademik di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara; menjadi anggota tim pembentukan Xaverian Indonesia tahun 2015 dan Dewan Provinsi Xaverian Indonesia. Tahun 2018 pernah menjabat sebagai Presiden Perhimpunan Ahli Kitab Suci Indonesia.
Keuskupan Padang
Pada 3 Januari 1961, Prefektur Apostolik Padang ditingkatkan statusnya menjadi Keuskupan Padang. Mgr. Raimundo C. Bergamin, SX dipilih menjadi Uskup Padang pertama tanggal 16 Oktober 1961 dan ditahbiskan Uskup tanggal 6 Januari 1962 di gereja St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus Padang. Mgr. Bergamin lalu menetapkan gereja St. Theresia sebagai gereja Katedral Padang.
Dalam kata sambutan pentahbisannya, Mgr. Bergamin sempat berkata, “Saya adalah uskup pertama Keuskupan Padang, tetapi saya sangat mengharapkan bahwa saya adalah uskup yang terakhir, yang diambil dari orang asing. Uskup Padang yang akan menggantikan saya haruslah orang Indonesia”. Dambaan tersebut menjadi kenyataan pada tanggal 11 Juni 1983 ketika Mgr. Martinus Dogma Situmorang, OFM Cap ditahbiskan sebagai Uskup kedua di Keuskupan Padang.
Mgr. Situmorang meninggal dunia pada Selasa 19 Oktober 2019. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit St. Carolus Borromeus Bandung. Sebelumnya, Mgr. Situmorang jatuh sakit saat sedang berada di Bandung, Jawa Barat dalam rangka sidang tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Ia dilarikan ke RS Borromeus pada Rabu, 6 November dan masuk ruang ICU sejak Jumat sore. Saat itu, Mgr. Situmorang juga sempat diberi Minyak Suci oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap.
Maka terpilihnya seorang imam Serikat Xaverian menjadi gembala utama di Keuskupan Padang kiranya bisa menjadi harapan bagaimana peran para Xaverian di Keuskupan Padang. Setelah masuknya Ordo Kapusin di Padang lalu dibantu para Xaverian dengan kehadiran 8 orang misionaris pertama Xaverian berkebangsaan Italia. Bersamaan dengan itu, Serikat Xaverian diserahi Sumatera Tengah sekaligus untuk menggantikan Ordo Kapusin yang lebih memperhatikan karya di Tanah Batak yaitu Sumatera Utara.
Mgr. Rubi menjadi Uskup Padang ketiga, Uskup Xaverian kedua di Keuskupan Padang, sudah tentu memiliki visi dan misi ingin meneruskan karya-karya para pendahulunya. Menjadi gembala utama bagi 123.030 ribu jiwa umat Katolik (data tahun 2019, catholichierarcy.org) dengan sejuta tantangan yang ada.
Menariknya, Mgr. Rubi adalah satu-satunya Uskup dari Indonesia, berasal dari Serikat Xaverian.
Menjadi Uskup Agung sekaligus Administrator Apostolik
Di saat bersamaan, Paus Fransiskus telah menerima pengunduran diri Uskup Agung Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ karena faktor usia. Untuk mengisi posisi Uskup Agung, Paus Fransiskus memilih Uskup Keuskupan Tanjungkarang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono sebagai Uskup Agung Palembang. Ia menjadi Uskup Tanjungkarang sejak 19 Juli 2013 dan ditahbiskan pada 10 Oktober 2013.
Mgr. Yohanes Harun Yuwono juga sekaligus merangkap sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang.
Dengan demikian, saat ini beberapa keuskupan yang sedang berada dalam sede vacante (takhta lowong) adalah Keuskupan Tanjungkarang, Keuskupan Timika (Papua), dan Keuskupan Amboina (Maluku).
Yusti H. Wuarmanuk