HIDUPKATOLIK.COM— Kej. 21:5,8-20a; Mzm. 34:7-8, 10-11, 12-13; Mat. 8:28-34
BACAAN Pertama mengganggu kenyamanan perasaan manusiawi kita. Menyadari ketidakadilan yang dialami oleh Hagar, perempuan Mesir itu, dan Ismail, anak yang dilahirkannya bagi Abraham, membuat kita mungkin bertanya-tanya, apakah Allah itu pilih kasih.
Allah tidak menghendaki yang jahat terjadi pada siapapun. Ia berada di pihak semua manusia tanpa kecuali. Akan tetapi, serempak Allah memilih baginya satu umat untuk
memanifestasikan kemuliaan-Nya dalam sejarah. Abraham, Ishak, Yakub, Umat
Israel pilihan Allah, Gereja, semua itu tanda kehadiran Allah yang membebaskan
setiap orang dari semua bangsa.
Umat beragama sering mencoba untuk memprivatisasi Allah, memanfaatkan-Nya
demi kepentingan tertentu dan membatasi keselamatan pada wilayah-wilayah pribadi
atau kelompok sendiri. Namun, Allah tidaklah demikian. Allah berada di pihak
setiap orang, menjadi pembela manusia dari kekuatan gelap dan jahat, juga di seberang
wilayah orang beriman dan di masyarakat yang berbeda keyakinan. Kekuasaan Allah
mengatasi yang jahat. Ada batas yang jelas untuk itu sebagaimana diteriakkan setan-setan
yang terganggu karena kehadiranYesus: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” (Mat.8:29).
Di mana Allah hadir, di sana ada kebebasan sejati, dan untuk ini Allah tidak pilih kasih