HIDUPKATOLIK.COM— Pw. S. Ireneus, Uskup dan Martir. Kej. 18:16-33; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,10-11; Mat.8:18-22
PERNYATAAN Yesus yang tegas: “… biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka” (Mat. 8:22) merupakan salah satu ungkapan yang sulit dalam Injil. Akan tetapi, logika dalam mengikuti Yesus memang tanpa syarat.
Panggilan “mengikuti Yesus, ke mana saja Ia pergi” (Bdk. Mat. 8:19) itu bukan sekadar
kata-kata, bukan sekadar “membebek” atau ikut-ikutan. Panggilan mengikuti Yesus itu satu pilihan, atau lebih tepat satu keputusan. Jadi ada yang diputus. Memang melepaskan diri dari sesuatu untuk menjadi pasrah dan bebas itu jauh lebih sulit dari pada merencanakan satu proyek panggilan yang hebat. Mengikuti “Anak Manusia” yang “tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Mat. 8:20) itu berarti siap sedia untuk selalu “bertolak ke seberang” rencana pribadi, untuk meninggalkan segala sesuatu, tanah air, rumah, keluarga, merelatifkan semuanya demi Kerajaan Allah, tujuan satu-satunya.
Jika tidak demikian, pengikut Yesus tidak akan benar-benar menampilkan sukacita
Injili, melainkan seperti “orang mati yang menguburkan orang mati.” Santo Ireneus, Uskup dari Smyrna, yang peringatannya dirayakan hari ini, telah membuktikan sikap lepas bebas yang total itu dalam mengikuti Yesus sampai mengorbankan hidupnya sebagai martir pembela kebenaran Kitab Suci dan Tradisi.
Romo Vitus Rubianto Solichin, SX
Dosen Kitab Suci
STF Driyarkara, Jakarta