HIDUPKATOLIK.COM – DI tengah ancaman adanya aksi bom bunuh diri di Merauke, Papua beberapa waktu lalu, Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC selama empat hari (28-31/5/2021) mengadakan perjalanan perdana pastoralnya ke Kabupaten Mappi. Ia memberikan Krisma kepada umat di Kevikepan Kepi: Paroki Gembala yang Baik Wanggate; Stasi St. Yakobus Rasul Kepi; Paroki Santo Yosep Bambu Pemali; Paroki Sang Penebus Kambung Baru, dan Paroki Salib Suci Gudang Arang di Kevikepan Merauke, Rabu-Kamis, 2-3/6/2021.
Ketika berada di Wanggate, ia mengatakan, sebagai umat Katolik, jangan takut karena ada Roh Kudus menyertai namun harus tetap waspada dan tetap berkarya sesuai kehendak Roh Kudus. “Roh Kudus selalu menyertai seluruh umat Allah yang berkehendak baik. Karya roh jahat seperti permusuhan, iri hati, kesombongan, perselingkuhan, korupsi sebaiknya segera ditinggalkan,” ujarnya.
Terhadap ancaman bom bunuh diri yang ditujukan kepadanya, ia mengaku tidak takut sedikit pun. Justru dengan peristiwa ini, ia bersyukur, bahwa kekuatan Allah lebih kuat dari kekuatan iblis yang merasuki teroris. “Dalam Injil dikatakan, bagaimana Yesus mengalahkan iblis. Iblis berusaha mencobai Yesus tetapi tidak berhasil,” ujarnya saat khotbah.
Mgr. Mandagi mengutuk keras para radikalis dan teroris yang mengatanamakan agama. “Mereka bukan beragama. Jadi, jangan kita membenci umat Muslim. Tidak ada umat Muslim yang menyukai kekerasan. Radikalis dan teroris hanya memakai nama Muslim untuk kehendak dan kepentingan mereka.Jadi saya himbau kepada umat Muslim, tenang saja!.Kita akan saling melindungi satu sama lain terhadap serangan teroris,” katanya.
Ia juga mengapresiasi upaya dan kerja keras Kepolisian RI danTNI dalam mengungkap dan menenangkap pelaku yang merencanakan aksi teror di tempat-tempat ibadah untuk meresahkan masyarakat Merauke.
“Terima kasih kepada polisi dan tentara karena berhasil menjaga keamanan di sini, menangkap para terduga etroris. Tentu saja, tetap hati-hati terhadap orang-orang yang datang untuk mengacaukan Tanah Papua Selatan. Usir mereka dari sini karena tanah Papua Selatan adalah tanah damai tanpa kekerasan dan terorisme,” tuturnya.
Uskup pun tetap berdoa agar para terduga teroris bertobat. “Saya menghimbau kepada para teroris atau yang mencoba-coba menjadi teroris dan belum ditangkap, bertobatlah! Jangan merusak NKRI,” imbuhnya.
Di bagian lain kunjungan pastoralnya, dalam dialog dengan para awam, ia menegaskan pentingnya peran kaum awam dalam kehidupan menggereja yakni koinonia, kerygma, diakonia, martirya, dan liturgya. “Lima budaya kerja sebagai awam, yakni hidup yang bersih, hijau, disiplin, harmoni, dan senyum,” tambahnya.
Ia juga menghimbau seluruh umatnya untuk selalu menanam bunga, tertib waktu, dan menghargai perbedaan. Gerakan ini, menurut Uskup yang juga merangkap sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Amboina, Maluku, dimulai dari keluarga atau komunitas masing-masing.
Yovita Helen Tael (Merauke)
HIDUP Edisi No.24, Tahun ke-75, Minggu, 13 Juni 2021